It's Not Only About Pregnancy
Bismillahirrahmanirrahim
I'm sitting here, writing the things I've learned recently.
Aku pernah ada di posisi mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Jika memang benar penyebab hormonku tidak seimbang adalah karena makanan, mengapa teman-temanku yang juga makan sembarangan tidak mengalami hal yang sama? Mengapa hanya aku yang mengalami pendarahan hebat? Mengapa haid mereka normal-normal saja?
Aku tahu kita semua sedang belajar tentang ikhlas. Kita berproses untuk menerima segala hal yang terjadi tanpa mempertanyakannya. Namun, aku yang beberapa tahun lalu belum paham, butuh waktu untuk memahami keadaan. Aku sempat berpikir bahwa jika memang karena makanan, harusnya teman-temanku juga mengalami hal yang sama seperti yang aku rasakan.
Ketika telah menikah, aku tahu aku tidak akan cepat memiliki anak. Riwayat ketidakseimbangan hormon yang sudah parah, diobati dengan ini itu tetapi masih saja berdarah, membuat aku yakin bahwa tak akan semudah itu bagiku untuk menerima sebuah amanah.
Sejujurnya, aku sama sekali tidak sedih dengan kondisi ketidakseimbangan hormon ini.
Hanya saja...
Yang membuat aku kadang bersedih adalah...
Ketika ada pembandingnya.
---
"Si A nikah, satu bulan langsung hamil."
"Si B baru nikah, sekarang udah hamil 3 bulan."
"Belum ada setahun si C nikah, dia barusan aja lahiran."
Dan pernyataan semisalnya...
Entahlah, aku merasa berita-berita kehamilan dan lahiran ini mengintimidasiku. Seolah aku adalah orang yang sangat buruk perihal kesehatan hingga tidak bisa menyamai mereka untuk segera punya momongan. Seolah aku adalah orang yang paling tidak benar makanannya sehingga aku mengalami kehidakseimbangan hormon dan mereka tidak. Seolah...seolah...dan seolah lainnya yang sulit aku ceritakan.
Aku hanya berpikir begini. Adakah manusia yang makannya benar-benar steril? Adakah yang dari kecil hingga dewasa tidak mengonsumsi makanan pabrikan? Adakah yang makanannya selalu organik? Aku rasa ada, tetapi tidak di circle pertemananku yang hidup dengan standar kehidupan modern yang ketergantungan dengan produk industri.
Artinya, teman-temanku yang berhasil hamil alami sesaat setelah menikah juga pasti mengandung toksik dalam tubuhnya bukan? Entah dari makanan pabrikan, bahan-bahan non organik, bahkan dari sabun, sampo, skincare, dll.
Lalu mengapa mereka bisa hamil begitu cepat? Jawabannya tentu bukan karena mereka sehat atau bebas dari toksik. Namun, karena Allah meridhainya.
Hal inilah yang ingin aku garis bawahi dan ingin aku katakan pada siapapun yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain hanya karena dia bisa hamil duluan. Anda hamil bukan karena Anda bersih dari toksik. Orang lain belum hamil belum tentu juga tubuhhnya lebih toksik dari Anda. Ini semua semata-mata takdir Allah. Allah memberi kehamilan pada siapa yang Dia kehendaki dan menguji siapa yang Dia kehendaki pula.
Dan proses penerimaan bahwa aku tidak lebih cepat hamil dari orang lain ini baru bisa aku capai beberapa bulan terakhir. Ketika aku mulai belajar konsep kesehatan yang utuh.
Iya benar banyak orang bisa langsung hamil setelah menikah. Namun, berapa banyak juga orang tua yang kelimpungan dengan kondisi bayi atau balitanya yang ternyata mengandung toksik yang diturunkan dari orang tuanya?
Unhealthy parents will produce unhealthy children.
---
Di salah satu feeds yang aku baca, ada anak-anak yang mengalami penyapihan dini karena terbiasa makan makanan kemasan. Ada juga feeds yang menjelaskan terjadinya lonjakan kasus penyakit ginjal misterius pada anak dengan gejala awal demam, diare/muntah, dan batuk/pilek. Ada kasus anak-anak kena stroke dan ada juga yang kena kanker nasofaring. Ada juga curhatan seorang ibu yang anaknya mengalami eczema di usia 10 bulan.
Can you imagine that?
Apakah hal-hal seperti ini terjadi begitu saja tanpa ada sebabnya? Tentu tidak! Bukankah dalam salah satu ayat dijelaskan bahwa apa yang menimpa kita terjadi karena sebab diri kita sendiri?
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." - QS. Asy Syura: 30
---
Dr. Nerissa @dayswithalika hafidzahallah menjelaskan bahwa dalam buku Gut and Physchology Syndromes, penulis buku itu yang juga seorang dokter bercerita setiap ia bertemu dengan pasien anak dengan masalah seperti alergi, eczema, asma, picky eaters, gagal tumbuh, ADHD, speech delay, obesitas sampai auits: ketika ditanya riwayat penyakit keluarga, semua anggota keluarganya terutama dari sisi ibu juga memiliki masalah ketidakseimbangan mikroba pencernaan. Kerusakan ini semakin lama semakin dalam, turun temurun ke generasi berikutnya.
Mengapa bisa demikian?
Karena mudahnya akses obat-obatan tanpa resep, pemakaian pil kontrasepsi, tidak ASI dari awal dan langsung full sufor, dan pola makan zaman sekarang.
Dan hal yang membuat bayi semakin tidak berdaya adalah karena adanya toxic load atau bawaan 'racun' dari orang tua yang ia dapatkan sejak dalam kandungan.
---
Seorang perempuan dengan pola makan yang tidak sehat, paparan logam berat, zat kimia beracun dari lingkungan, produk industri seperti skincare dan sabun, semua ini terakumulasi dalam tubuhnya yang disebut dengan toxic load.
Toxic load kemudian terakumulasi selama bertahun-tahun sebelum hamil dan ketika hamil tanpa sadar racun itu diwariskan kepada calon bayinya.
---
See?
Aku sungguh bersyukur diberi warning oleh Allah dengan ketidakseimbangan hormon yang aku lalui selama ini. Dengannya aku sadar bahwa pola makanku tidak benar. Dengannya aku sadar bahwa dulu aku sering memasukkan bahan yang tidak thayyib ke tubuhku sendiri.
I can't imagine kalau misal aku ngga pernah dikasih warning dan merasa sehat-sehat aja. Nikah langsung hamil, merasa ga ada masalah karena bisa hamil alami secara langsung. Lalu meneruskan kebiasaan buruk dengan makan segala hal yang berbahaya bagi tubuh.
Kira-kira apa yang terjadi ke anakku nanti? Generasi yang kuat, tangkas, berpikir optimal yang seringkali digadang-gadang banyak orang itu seperti hanya mimpi.
Alih-alih punya anak yang kualitasnya bagus, bisa jadi anakku terlahir ringkih, sakit-sakitan, dan membuat aku kebingungan hingga berakhir dengan bolak balik ke rumah sakit.
---
It's not only about pregnancy.
Aku mengubah gaya hidup, pola makan, pola konsumsi juga karena anak yang tidak tahu apa-apa dan tidak selayaknya mengalami hal yang mengenaskan karena kesalahan orang tuanya.
Walau aku tidak tahu akan diberi anak oleh Allah atau tidak, setidaknya aku telah melakukan upaya untuk tidak dhalim kepada orang lain.
Cukuplah aku dhalim kepada diriku sendiri. Aku tidak ingin hisab menjadi lebih berat karena kedhaliman yang aku lakukan hingga membuat orang lain menerima risikonya.
![]() |
Nasihat berharga |
---
Untukmu yang membaca ini. Masihkah akan denial dengan semua peringatan ini? Masihkah akan menganggap semua makanan itu baik untuk dikonsumsi? Masihkah merasa aman dengan kondisimu saat ini?
Tidak sakit sekarang bukan berarti akan baik-baik saja selamanya bukan?
Karena balasan tergantung amal perbuatan.
---
Selesai ditulis di Surabaya
16 Rabi'ul Awwal 1444H
Comments
Post a Comment