Webinar Dana Haji untuk Kedua Kali
Bismillahirrahmanirrahim 11 tahun yang lalu, anak gap year itu -dengan izin Allah- diterima di UGM dan STAN setelah setahun sebelumnya diterima di UI dan Unair. Ia mungkin dikaruniai kecerdasan intelektual hingga bisa menembus kampus-kampus bergengsi, tetapi ia belum dikaruniai kecerdasan emosional sehingga ia bingung menentukan pilihan hidup. Iya, tidak ada manusia yang sempurna bukan? Ketidakcerdasan emosional adalah bagian dari kekurangannya. Long story short , ia memilih STAN karena sudah merasa sangat sering merepotkan ibunya yang seorang single parent . Ia kehilangan cita-cita untuk dirinya sendiri dan memilih mewujudkan cita-cita orang lain, yaitu ibunya. Tiga tahun kemudian, ia lulus dari sana dan bekerja di tempat bergengsi, yaitu Kementerian Keuangan. Namun, hatinya bergejolak. Ia tak mampu bertahan lama dan memilih mundur dari dunia abdi negara. Lagi-lagi, orang-orang memandangnya tak punya pendirian. Namun, kali ini ia tak peduli apa pandangan orang. Karena ia t...