Posts

Fase Babak Belur Ketika Punya Anak

Image
Bismillahirrahmanirrahim Ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Atau lebih tepatnya adalah behind the scene dari apa yang aku rasa ketika sakitnya Hafshah lagi di puncak-puncaknya. Kalau di postingan  sebelumnya   vibes tulisanku lebih ke tips and trick, di sini aku akan cerita betapa aku merasa beberapa kali babak belur ketika punya anak. Tapi tentu tulisan ini sangat tidak bermaksud menyalahkan kehadiran anakku atas apa yang aku rasakan. Namun lebih kepada bahan intropeksi bahwa ketika menjadi orang tua anak adalah cermin atas apa-apa saja yang perlu diperbaiki dari diri kita sendiri. So, here we go!! Menu bapaknya Hafshah: Usus Bumbu Kuning Kemangi Ketika Hafshah sakit kemarin, ada masa dia susah sekali tidur. Disusuin pun dia tidak tertidur. Dia meraung-raung terus-terusan. Dia baru bisa tidur ketika di-motor-in alias diajak naik motor. Itu pun dia biasanya bangun lagi ketika nyampai rumah. Walhasil baik aku maupun suami benar-benar tidak mendapat kualitas tidur yang baik

Ketika Bayimu Demam

Image
Bismillahirrahmanirrahim Tulisan ini aku buat bener-bener right now ketika aku mengalaminya. Yes, akhirnya sampai juga di pengalaman hidup yang satu ini: anak demam. Sebelum ini Hafshah sudah pernah sakit kalau tidak salah dua kali dan semuanya adalah bapil. Ketika bapil Hafshah sangat santai, masih aktif, ga kayak orang sakit. Ibunya sih yang ga santai waktu itu soalnya kepikiran terus sama BB nya yang kemungkinan besar akan turun. Hafshah's first Tabebuya Ketika anak bapil, yang aku lakukan adalah berusaha menutrisi ASI ku. Makan kuah² hangat, minum jahe, sereh, perbaiki nutrisi diri sendiri lah pokoknya soalnya Hafshah masih ASI. Selain itu juga Hafshah rutin aku jemur, grounding, rendam garam epsom, dan dicuci hidungnya pakai larutan NaCl (Insyaa Allah aman ya Bun. Udah nanya dokter yang pro holistik). Fase bapil Hafshah emang agak panjang. Biasanya bisa last for about two weeks . Dan bobotnya pastilah turun karena nafsu makannya ga sebaik biasanya. Itulah dulu yang bikin aku

Ketika Kebersamaan di Dunia Hanya Sementara

Image
Bismillahirrahmanirrahim Aku pernah berpikir bagaimana jika aku meninggal mendadak sebelum Hafshah selesai ASI dan selesai GAPS? Hak ASI ekslusif dua tahunnya akan terputus pun juga aku tidak yakin akan ada orang yang mau menyiapkan makanan Hafshah sesuai panduan GAPS. Kemudian aku berpikir lagi bahwa sepertinya pola pikirku di atas terlalu ke-PD-an. Aku merasa Hafshah hanya akan baik-baik saja jika aku yang merawatnya. Aku lupa bahwa Hafshah adalah makhluk Allah. Bukan aku yang menjaga Hafshah, tapi Allah Ta'ala .  Back to fitrah Hafshah akan menjalani takdirnya sendiri. Demikian pula dengan aku. Karena yang menjaga dan mengatur kehidupan kami bukan kami pribadi, tetapi hanya Allah Azza wa Jalla. Namun, di balik itu semua, aku berharap Allah mengizinkan aku tetap membersamai Hafshah sampai dia selesai ASI dan GAPS. Aku ingin dua hal ini menjadi landasan awal kesehatannya sebelum ia bertemu duia luar yang sangat jauh dari fitrah, utamanya dalam konteks ini adalah fitrah makan itu

Renungan Lima Tahun Bersama

Image
Bismillahirrahmanirrahim Hari Sabtu lalu ada dua teman kami yang berkunjung ke rumah. Keduanya adalah teman SMP ku dan suami. Iya, karena aku dan suami satu SMP dan satu SMA, banyak dari temannya adalah temanku, dan banyak dari temanku adalah temannya. "Kita harus banyak bersyukur ya. Banyak teman kita yang masih berjuang cari jodoh. Ada juga yang berjuang punya anak. Dan ada juga yang masih berjuang cari pekerjaan..."  Di tengah riuh padatnya kehidupan yang serba cepat saat ini, Alhamdulillah ternyata kami diberi bergitu banyak nikmat oleh Allah Ta'ala. Allah memberi kami pasangan hidup, kesempatan berkeluarga, anak yang baik, dan kehidupan yang walau tidak bisa dibilang kaya tetapi Alhamdulillah cukup untuk sehari-hari. Ternyata banyak sekali nikmat yang sudah Allah beri kepada kami selama lima tahun terakhir. Yang mana mungkin selama ini aku masih punya banyak PR untuk mensyukurinya. Yang mana kalau diingat-ingat kembali, ternyata Allah telah begitu baik karena telah

Cerita Menjadi Ibu: Kemudahan Bersama Keribetan

Image
Bismillahirrahmanirrahim If there is someone who says that having children is not that easy, I will say to him/her "So does not having children". Our life might be changed slightly a lot cause of their presence, but they are bringing happiness to us right? Memasuki masa frustating dalam mengasuh bayi yang sedang belajar makan. Yang mana setelah aku pikir kembali, bukan salah siapa-siapa, melainkan salahku sendiri yang selalu berpatokan pada ukuran dan ukuran. Iya, informasi terkait ukuran membuat aku stres. "Mengapa anakku belum makan sekian mili seperti sebagaimana postingan tersebut? Mengapa anakku tidak tidur sekian jam seperti informasi itu? Mengapaaaa?" And it was so funny when my husband said, "Hasil didikan Kemendikbud nih kamu. Mengukur keberhasilan ini dan itu pakai standar ukuran wkwkwk. Kalau ga nyampai jadi stres (Dah kayak sekolah kan ada KKM nya). Suruh tanggung jawab tuh Kemendikbud." Iya, aku harus mengakui bahwa menjadi seseorang yang se

Merasa Kehilangan Diri Sendiri Setelah Punya Anak

Image
Bismillahirrahmanirrahim Menurutku salah satu hal yang membuat seorang ibu sering marah-marah adalah karena dia merasa kehilangan dirinya sendiri setelah punya anak. Bagaimana tidak? Waktu yang selama ini bisa dia gunakan untuk meng- upgrade dirinya sendiri kini beralih untuk mengurus bayi. Yang dulunya rajin ikut kajian baca kitab, kini tak lagi sempat mengharakati. Yang tadinya ikut halaqah Al-Qur'an, kini bolong-bolong menghadiri majelis. Yang sebelumnya punya jadwal rutin untuk menuntut ilmu syar'i, kini membuka buku saja sulit sekali. Terlihat sepele ya? Tapi kehilangan diri sendiri itu berat. Dan inilah trigger yang membuat ibu sering marah.  Bawa MPASI bikinan sendiri ke Imogiri, Jogja. Sebagai bentuk komitmen mutu menjaga nutrisi keluara Mengapa hal ini bisa membuat marah? Sesimpel karena ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Once ada unmeet needs , di situlah akan muncuk mom rage .  Kebutuhan ibu bukan hanya fisik saja kan? Ada kebutuhan aktualisasi. Ada kebutuhan mengis

I'm Too Busy For That

Image
Bismillahirrahmanirrahim Pernahkah kamu berpikir mengapa kamu harus bertikai dengan orang lain? Entah karena salah paham, salah presepsi, atau beda pendapat. Atau bisa jadi karena kondisimu yang sedang kurang baik untuk berinteraksi dengan orang lain karena satu dan lain hal. Yang mana sejujurnya bagi aku yang sangat perasa ini, bertikai dengan orang lain cukup menguras pikiran. Namun, ternyata kemudian aku sadar bahwa tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak bertikai. Sesimpel karena selalu ada beda kepentingan di antara manusia. Yang mana beda kepentingan ini bisa bermuara pada rasa hasad atau penyakit hati lainnya. Tapi ternyata ada hal menarik yang aku pelajari dari pertikaian dengan orang lain. Bahwasanya aku tidak tertarik untuk bertikai atau bersaing atau memperlebar masalah. Mengapa? Urusanku di rumah udah banyak wkwkwkw. Ga ada energi buat berantem sama orang lain. Ya bagaimana tidak? Aku sedang membersamai Hafshah MPASI. Kerjaanku di dunia nyata jauh lebih menguras ener

GTM pada Anak: They Need Your Help Mom!

Image
Bismillahirrahmanirrahim "Belajar makan pada anak adalah salah satu transisi besar dalam hidup. Maka lakukan itu dengan gentle and gradual..." The appearance after eating  Aku tidak akan berhenti bersukur karena baru diberi anak setelah hampir lima tahun menikah. Saat aku sudah resign, sudah punya lebih banyak waktu untuk belajar, sudah hijrah ke hidup sehat, sudah tidak lagi  ngawur soal makanan, dan yang terpenting sudah sei-ya dan se-kata dengan suami soal banyak hal. Iya, pernikahan itu menyatukan dua kepala. Aku sangat bersyukur diberi waktu kurang lebih empat tahun untuk menyatukan isi kepala kami berdua tentang banyak hal. Salah satunya tentang pola makan. Emang penting banget seiya dan sekata dengan suami? Bagiku, SANGAT PENTING.  Bun, pernikahan itu milik bersama. Punya anak itu juga agenda bersama. Jika masih beda prinsip, beda pola pikir, maka kita akan merasa berjuang sendiri. Pun suami juga bisa jadi tidak merasa dilibatkan dalam proses pengasuhan. Maka, bertuka