Self Therapy
Bismillahirrahmanirrahim
Sore ini aku mendadak merasa kesal.
Kesal sekali, walaupun aku tidak tahu apa penyebab pastinya.
Perasaan kesal seperti ini memang tiap bulan melanda, biasanya datang ketika menjelang haid atau saat haid itu sendiri.
Pengaruh hormonal? Mungkin.
Tetapi satu yang pasti, di perjalanan pulang, aku jadi berpikir,
"Kalau yang kayak gini dipelihara, mau jadi istri dan ibu kayak apa aku ini?"
Pikiran itu lambat laun membuat kekesalanku mereda.
Self healing. Self Therapy.
Aku sedang berusaha mengatur emosi dari setiap letupan yang terjadi.
Dan Alhamdulillah, saat postingan ini aku tuliskan, kekesalan itu sudah hilang, dengan izin Allah tentunya.
Di lain waktu, bertempat di Masjid GKN I,
aku melihat seorang ibu dengan dua anaknya yang masih balita.
"Kasihan..." kataku dalam hati.
Aku kasihan dengan kedua anaknya yang dibiarkan bermain sendiri sedangkan ibunya sibuk dengan handphone.
Terlebih anak pertamanya mendorong-dorong hijab pembatas tempat shalat ikhwan dan akhwat sehingga bagian akhwat terbuka.
Aku sangat kesal sekali akan hal itu.
Anak keduanya pun bermain di sekitaran ibunya yang sedang asyik dengan HP sampai si anak jatuh dan ibunya tidak tahu.
Hmmm...
Self Therapy.
Sepertinya aku sangat sedang membutuhkan hal itu.
Men-terapi diriku sendiri untuk tidak seperti yang dilakukan oleh ibu tersebut.
Baiklah, aku akui, HP ini memang membuat lupa daratan, lupa akan keadaan sekitar ketika kita sedang asyik bersamanya.
Pun juga tidak jarang, ada seorang teman yang ketika berbicara denganku, dia sambi dengan melihat HP.
Kesal? Jangan ditanya.
Maka, aku rasa, sebelum anak-anakku lahir, sebelum aku mendidik mereka, aku harus mendidik diriku sendiri.
Terapi sih lebih tepatnya.
Digital detox.
Agar terbiasa lagi hidup tanpa ketergantungan dengan HP.
Bagaimana caranya?
Yaa ini masih dicoba, nanti kalau udah berhasil, Insyaa Allah aku bagikan caranya.
---
Denpasar, Bali
23 Shafar 1440H.
Sore ini aku mendadak merasa kesal.
Kesal sekali, walaupun aku tidak tahu apa penyebab pastinya.
Perasaan kesal seperti ini memang tiap bulan melanda, biasanya datang ketika menjelang haid atau saat haid itu sendiri.
Pengaruh hormonal? Mungkin.
Jum'at lalu di depan ruang kelasku |
Tetapi satu yang pasti, di perjalanan pulang, aku jadi berpikir,
"Kalau yang kayak gini dipelihara, mau jadi istri dan ibu kayak apa aku ini?"
Pikiran itu lambat laun membuat kekesalanku mereda.
Self healing. Self Therapy.
Aku sedang berusaha mengatur emosi dari setiap letupan yang terjadi.
Dan Alhamdulillah, saat postingan ini aku tuliskan, kekesalan itu sudah hilang, dengan izin Allah tentunya.
Di lain waktu, bertempat di Masjid GKN I,
aku melihat seorang ibu dengan dua anaknya yang masih balita.
"Kasihan..." kataku dalam hati.
Aku kasihan dengan kedua anaknya yang dibiarkan bermain sendiri sedangkan ibunya sibuk dengan handphone.
Terlebih anak pertamanya mendorong-dorong hijab pembatas tempat shalat ikhwan dan akhwat sehingga bagian akhwat terbuka.
Aku sangat kesal sekali akan hal itu.
Anak keduanya pun bermain di sekitaran ibunya yang sedang asyik dengan HP sampai si anak jatuh dan ibunya tidak tahu.
Hmmm...
Self Therapy.
Sepertinya aku sangat sedang membutuhkan hal itu.
Masih Jum'at lalu, di lapangan tengah |
Men-terapi diriku sendiri untuk tidak seperti yang dilakukan oleh ibu tersebut.
Baiklah, aku akui, HP ini memang membuat lupa daratan, lupa akan keadaan sekitar ketika kita sedang asyik bersamanya.
Pun juga tidak jarang, ada seorang teman yang ketika berbicara denganku, dia sambi dengan melihat HP.
Kesal? Jangan ditanya.
Maka, aku rasa, sebelum anak-anakku lahir, sebelum aku mendidik mereka, aku harus mendidik diriku sendiri.
Terapi sih lebih tepatnya.
Digital detox.
Agar terbiasa lagi hidup tanpa ketergantungan dengan HP.
Bagaimana caranya?
Yaa ini masih dicoba, nanti kalau udah berhasil, Insyaa Allah aku bagikan caranya.
---
Denpasar, Bali
23 Shafar 1440H.
Comments
Post a Comment