Pertolongan Allah
Bismillahirrahmanirrahim
Cerita ini ditulis tanggal 5 November
dan baru dilanjutkan hari ini, tanggal 7 November.
---
Sebenernya mau cerita tentang Kemenkeu Mengajar 4 kemarin, tapi aku rasa, cerita hari ini sangat berharga untuk direkam.
Pagi ini, buru-buru aku meninggalkan mess untuk menuju GKN, hari ini adalah jadwal aku piket PTO Angkatan IV di Bedugul.
Piket rasa outbond mungkin, sebuah privillage yang kembali aku dapatkan karena sejujurnya, kalau ngga ada disuruh piket gini, aku juga males main ke daerah selain Denpasar, hehe.
Ceritanya hari ini sedang ada diskon 20% di Lab. Pr*dia. Diskonnya berlangsung sampai tanggal 7 November. Lumayan banget ada diskon gini, terlebih memang ada hal terkait kesehatan yang perlu aku periksakan.
Berhubung piket aku sampai tanggal 8 November, dan di Bedugul kemungkinan besar ga ada Pr*dia, jadilah pokoknya harus banget tes di Prodia pagi ini sebelum berangkat ke Bedugul.
Pr*dia di Denpasar buka dari jam 6 pagi, berhubung sesuai pengalaman biasanya sebelum jam 7 masih sepi, jadi aku selow aja dan menuju kantor dulu buat setor wajah.
Nyampe Pr*dia jam setengah 7, dan disana aku dapet antrian nomer 33 dong ðŸ˜ðŸ˜
Dag dig dug, dalam pikiran, "Bisa ga ya ini aku sebelum jam 8 udah nyampai kantor?"
Padahal di loket antrian yang dipanggil baru nomer 18. Rombongan kantor berangkat jam 8 pagi, kan ga enak kalau molor berangkat gara-gara nungguin aku.
Aku duduk. Terus aku inget kata Ustadz Nuzul, kalau mau minta tolong, pertama kali, harus minta tolong kepada Allah.
Aku berdo'a dalam hati,
"Yaa Allah, tolong jadikan aku bisa sampai ke kantor sebelum jam 8 pagi..."
terus aku berpikir gini...
"Kalau misal antriannya lama dan aku ga bisa sampai kantor jam 8 pagi, yaudah gapapa, aku akan out dari sini jam set.8, berarti diskon 20% ini bukan rezekiku."
Habis berdo'a kayak gitu dan mikir kayak gitu, aku jadi lebih tenang. Udah pasrah aja mikirnya.
Dan Masyaa Allah, Allah baik banget,
ga ada lima menit dari setelah aku berdo'a kayak gitu, aku disuruh maju sama salah seorang petugas ke salah satu loket non antrian untuk didata mau cek apa, tujuannya biar kalau nanti udah dipanggil ke loket antrian, tinggal bayar aja.
Setelah selesai dari loket non antrian itu, kira-kira jam 7.05 WITA, aku dipanggil ke loket antrian buat bayar.
Prosedur selanjutnya adalah menunggu dipanggil buat diambil darah, dan biasanya antrian disini lebih lama dari antrian loket.
Udah mulai cemas lagi aku, sempat berpikir apa minta tolong petugas biar aku didahulukan aja ya dengan alasan ditunggu orang kantor,
tapi aku kembali inget,
"Aku udah berdo'a minta tolong kepada Allah, kalaupun ini lama dan bikin aku ga bisa sampai kantor sebelum jam 8, yaudah berarti ini bukan rezekiku."
Dan ga lama, aku dipanggil duluan ðŸ˜ðŸ˜
Aku ga ngerti kenapa aku dipanggil duluan, padahal antrian di depanku belum dipanggil ðŸ˜ðŸ˜
Masyaa Allah Tarabarakallah...
Sama sekali aku ga minta tolong ke manusia,
aku minta tolong kepada Allah dan Allah mudahkan semuanya.
Keluar dari Pr*dia sebelum setengah 8, masih sempet beli sarapan, bener-bener lebih cepat dari ekspektasi.
Dan juga ya...
Banyak hal terjadi selama piket ini yang bikin aku keki dan Alhamdulillah semua dimudahkan oleh Allah.
Mulai dari udara yang dingin,
kamar mandi yang ga proper,
dll...
Tapi pertolongan Allah itu selalu ada, selama kita selalu berharap dan berdo'a kepada-Nya.
"Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah...
jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah."
---
Ditulis di Baturiti, Bedugul, Bali
10 Rabi'ul Awwal 1441H
Cerita ini ditulis tanggal 5 November
dan baru dilanjutkan hari ini, tanggal 7 November.
---
Sebenernya mau cerita tentang Kemenkeu Mengajar 4 kemarin, tapi aku rasa, cerita hari ini sangat berharga untuk direkam.
Pagi ini, buru-buru aku meninggalkan mess untuk menuju GKN, hari ini adalah jadwal aku piket PTO Angkatan IV di Bedugul.
Piket rasa outbond mungkin, sebuah privillage yang kembali aku dapatkan karena sejujurnya, kalau ngga ada disuruh piket gini, aku juga males main ke daerah selain Denpasar, hehe.
Masyaa Allah |
Ngerasain tidur di tenda di atas bukit |
Menjelang terbenam di hari Rabu sore |
Ceritanya hari ini sedang ada diskon 20% di Lab. Pr*dia. Diskonnya berlangsung sampai tanggal 7 November. Lumayan banget ada diskon gini, terlebih memang ada hal terkait kesehatan yang perlu aku periksakan.
Berhubung piket aku sampai tanggal 8 November, dan di Bedugul kemungkinan besar ga ada Pr*dia, jadilah pokoknya harus banget tes di Prodia pagi ini sebelum berangkat ke Bedugul.
Pr*dia di Denpasar buka dari jam 6 pagi, berhubung sesuai pengalaman biasanya sebelum jam 7 masih sepi, jadi aku selow aja dan menuju kantor dulu buat setor wajah.
Nyampe Pr*dia jam setengah 7, dan disana aku dapet antrian nomer 33 dong ðŸ˜ðŸ˜
Dag dig dug, dalam pikiran, "Bisa ga ya ini aku sebelum jam 8 udah nyampai kantor?"
Padahal di loket antrian yang dipanggil baru nomer 18. Rombongan kantor berangkat jam 8 pagi, kan ga enak kalau molor berangkat gara-gara nungguin aku.
Aku duduk. Terus aku inget kata Ustadz Nuzul, kalau mau minta tolong, pertama kali, harus minta tolong kepada Allah.
Aku berdo'a dalam hati,
"Yaa Allah, tolong jadikan aku bisa sampai ke kantor sebelum jam 8 pagi..."
terus aku berpikir gini...
"Kalau misal antriannya lama dan aku ga bisa sampai kantor jam 8 pagi, yaudah gapapa, aku akan out dari sini jam set.8, berarti diskon 20% ini bukan rezekiku."
Habis berdo'a kayak gitu dan mikir kayak gitu, aku jadi lebih tenang. Udah pasrah aja mikirnya.
Dan Masyaa Allah, Allah baik banget,
ga ada lima menit dari setelah aku berdo'a kayak gitu, aku disuruh maju sama salah seorang petugas ke salah satu loket non antrian untuk didata mau cek apa, tujuannya biar kalau nanti udah dipanggil ke loket antrian, tinggal bayar aja.
Setelah selesai dari loket non antrian itu, kira-kira jam 7.05 WITA, aku dipanggil ke loket antrian buat bayar.
Prosedur selanjutnya adalah menunggu dipanggil buat diambil darah, dan biasanya antrian disini lebih lama dari antrian loket.
Udah mulai cemas lagi aku, sempat berpikir apa minta tolong petugas biar aku didahulukan aja ya dengan alasan ditunggu orang kantor,
tapi aku kembali inget,
"Aku udah berdo'a minta tolong kepada Allah, kalaupun ini lama dan bikin aku ga bisa sampai kantor sebelum jam 8, yaudah berarti ini bukan rezekiku."
Dan ga lama, aku dipanggil duluan ðŸ˜ðŸ˜
Aku ga ngerti kenapa aku dipanggil duluan, padahal antrian di depanku belum dipanggil ðŸ˜ðŸ˜
Masyaa Allah Tarabarakallah...
Sama sekali aku ga minta tolong ke manusia,
aku minta tolong kepada Allah dan Allah mudahkan semuanya.
Keluar dari Pr*dia sebelum setengah 8, masih sempet beli sarapan, bener-bener lebih cepat dari ekspektasi.
Dan juga ya...
Banyak hal terjadi selama piket ini yang bikin aku keki dan Alhamdulillah semua dimudahkan oleh Allah.
Mulai dari udara yang dingin,
kamar mandi yang ga proper,
dll...
Tapi pertolongan Allah itu selalu ada, selama kita selalu berharap dan berdo'a kepada-Nya.
"Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah...
jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah."
---
Ditulis di Baturiti, Bedugul, Bali
10 Rabi'ul Awwal 1441H
Sebahagia itu nemu Kebun Raya Bali |
Comments
Post a Comment