Bakat Terbaikmu
Bismillahirrahmanirrahim
Here I'm sitting in my mind
Just want to write something I learned recently
Setiap kita dilahirkan dengan sepaket bakat yang sudah Allah install dalam diri masing-masing.
Setiap kita punya bakat paling unggul dibanding bakat lain yang juga bisa kita kuasai.
Mengapa sesuatu menjadi sulit? Karena mungkin itu bukan bakat terbaik kita.
Mengapa orang lain bisa begitu hebat? Karena dia memaksimalkan bakat terbaiknya.
Kesalahanku akhir-akhir ini adalah...
Aku melupakan sejenak bakat terbaikku dan mengejar hal lain yang memang bisa aku lakukan tetapi butuh waktu lama untuk menyelesaikannya.
Alasannya? Money!
Biaya haji ga murah bung! Aku harus menabung lebih-lebih lagi.
Beberapa hari terakhir, aku terjebak pada rutinitas mencari uang dari rumah dalam platform yang bisa menghasilkan passive income. Ya, waktuku habis di sana sampai aku tak sempat menyentuh hal yang aku berbakat di sana, yaitu menulis.
Bukan, aku sedang tidak mengklaim bahwa tulisanku bagus atau aku hebat dalam menulis. Aku hanya ingin menyadarkan diriku sendiri bahwa hal paling mudah dan menyenangkan yang bisa aku lakukan selain mengajar adalah menulis.
Sejenak aku lupa bahwa aku punya mimpi menjadi penulis yang baik karena embel-embel passive income yang ditawarkan oleh platform tersebut.
Aku kemudian terus memaksa diriku melakukan hal yang memang bukan bakat terbaikku. Lalu aku menjadi lelah sendiri karena waktu yang aku alokasikan tidak menghasilkan output yang setimpal. Aku terjebak dalam bingkai-bingkai kemudahan yang dilakukan orang lain dalam hal yang sama. Aku lupa bahwa mungkin mereka bakatnya di sana, maka mereka dengan mudah bisa melakukannya.
---
Dear me,
Sebelum terlalu jauh, kembalilah pada bakat terbaikmu. Kamu sudah tahu bahwa passionmu adalah mengajar dan menulis. Kamu hebat dalam kedua hal ini. Mengapa kamu harus mengejar hal lain yang memang bukan bakat terbaikmu?
Kembalilah, sebelum terlalu jauh.
---
Ditulis di bawah langit yang mendung,
6 Dzulhijjah 1443H
Comments
Post a Comment