Daurah Syaikhah dari Madinah - Day 2
Bismillahirrahmanirrahim
Walau hari ini aku sama seperti kemarin yang tidak bisa memahami 100% isi daurah, tetapi ada banyak sekali hikmah yang aku dapat dari setiap pertemuan dengan peserta lain.
Di ruang daurah aku berkumpul dengan orang-orang luar biasa. Walau belum seperti mereka, setidanya aku bangga pernah ada di satu majelis dengan mereka. Ada Ustadzah Yasaroh (pengajar di Ponpes Al-Furqon Gresik), Ustadzah Imroatul Azizah (salah satu ustadzah kibar), Ustadzah Lubna (pengajar di STDI Imam Syafi'i Jember), Syaima dan Summayah (Putri Ustadz Mubarak Bamuallim), Ustadzah Ulfatur Rahmah (Istri Ustadz Muhammad Nur Ihsan), Ustadzah Lis (pengajar tahsin di Masjid Jami' Makkah), Ustadzah Lubna (Istri Mudir Ponpes Al-Mansur), dll.
Sebelum makan malam, kami dikumpulkan untuk briefing kepulangan. Hari ini kami baru menyatu dan besok sudah harus pulang. Pertemuan yang begitu singkat tetapi penuh dengan makna.
Pulang dari sini, PR-ku masih banyak sekali. Semoga Allah mampukan aku untuk semangat memperbaiki segala kekurangan dan bersyukur atas setiap nikmat yang telah Allah beri.
Hari ini masih dengan perasaan yang sama, remah-remah rengginang. Ada perasaan sedih yang menghampiri ketika aku menyadari aku masih jauh tertinggal dari mereka.
Perasaan sesal sempat menyelimuti seolah ada pikiran yang mengajak aku berandai-andai ke masa lalu.
Jika waktu bisa diputar, aku ingin sekolah agama saja sejak kecil. Begitu pikirku.
Namun, bukankah semua sudah Allah takdirkan dengan berbagai hikmah di dalamnya? Allah telah menghendaki seorang Rahma Aziza Fitriana kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara untuk menjemput hidayah mengenal sunnah. Itulah jalan terbaik yang telah Allah gariskan untukku.
Tepak Kemenkeu. Alumni STAN turut hadir |
Walau hari ini aku sama seperti kemarin yang tidak bisa memahami 100% isi daurah, tetapi ada banyak sekali hikmah yang aku dapat dari setiap pertemuan dengan peserta lain.
Pagi ini di ruang makan, aku bertemu Bu Iftitah. Beliau berasal dari Surabaya dan merupakan pengurus Masjid Al-Amin. Di usianya yang tak lagi muda, beliau semangat mengikuti daurah ini. Bahkan begitu semangat mempraktikan bahasa Arab dalam percakapan beliau dengan peserta lain.
"Kita kesini bukan hanya cari ilmu, tetapi juga cari teman-teman baru", kata beliau.
Pernyataan beliau menghangatkan perasaanku yang masih tak menentu karena merasa diriku hanyalah butiran debu. Baiklah, walau aku mungkin tak bisa memahami isi daurah 100%, setidaknya aku punya teman-teman baru.
Ruang makan lantai 3 |
Di ruang daurah aku berkumpul dengan orang-orang luar biasa. Walau belum seperti mereka, setidanya aku bangga pernah ada di satu majelis dengan mereka. Ada Ustadzah Yasaroh (pengajar di Ponpes Al-Furqon Gresik), Ustadzah Imroatul Azizah (salah satu ustadzah kibar), Ustadzah Lubna (pengajar di STDI Imam Syafi'i Jember), Syaima dan Summayah (Putri Ustadz Mubarak Bamuallim), Ustadzah Ulfatur Rahmah (Istri Ustadz Muhammad Nur Ihsan), Ustadzah Lis (pengajar tahsin di Masjid Jami' Makkah), Ustadzah Lubna (Istri Mudir Ponpes Al-Mansur), dll.
Betapa bahagianya pernah satu majelis dengan mereka yang begitu menginspirasi. Kebahagiaan itu semakin memuncak ketika bertemu teman-teman shalihah lainnya. Alhamdulillah, sore ini ada klinik tahsin gratis di kamar Bu Iftitah yang diampu oleh Ustadzah Lis. Betapa bahagianya ketika mereka mengizinkan aku bergabung.
Rasa deg-degan menghampiri ketika giliranku membaca. Yaa Rabb, aku benar-benar lemah makhraj dan sifat huruf. Lebih tepatnya mungkin aku kurang perhatian dengan tahsin. Selama ini aku mengejar kelas bahasa Arab ini dan itu tetapi tidak terlalu antusias ketika ada kelas tahsin. I know it's wrong. Tidak seharusnya aku seperti itu. Mengingat kewajiban seorang muslim adalah membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Jika sudah tahu makhrajnya banyak yang belum tepat, seharusnya aku semangat untuk memperbaiki.
Selesai tahsin, kami shalat bersama di balkon. Betapa indahnya dikumpulkan dengan orang-orang shalihah. Betapa bahagianya bisa shalat bersama mereka. Terlebih diimami langsung oleh seorang ustadzah yang mahir dalam bidang tahsin. Rasanya hari ini begitu mengharukan. Benar aku tidak mengerti isi daurah 100%, tetapi ada banyak nikmat lain yang aku dapatkan. Mengenal mereka, duduk di antara mereka, belajar dari mereka. Semua adalah nikmat yang tidak mungkin aku dustakan.
Sajadah travel dari Ulfa |
Sebelum makan malam, kami dikumpulkan untuk briefing kepulangan. Hari ini kami baru menyatu dan besok sudah harus pulang. Pertemuan yang begitu singkat tetapi penuh dengan makna.
Selain briefing kepulangan, kami diminta memperkenalkan diri. Semoga Allah merahmati pertemuan yang singkat ini. Semoga Allah memberkahi pertemuan ini. Dan semoga Allah izinkan aku kembali mengikuti daurah bersama perempuan-perempuan shalihah dalam kondisi yang jauh lebih baik.
Sudah malam, saatnya tidur |
Pulang dari sini, PR-ku masih banyak sekali. Semoga Allah mampukan aku untuk semangat memperbaiki segala kekurangan dan bersyukur atas setiap nikmat yang telah Allah beri.
Ditulis sebagai penngingat bahwa hari ini pernah terjadi,
Al-faqirah ila maghfirati Rabbi
Batu, 12 Muharram 1444H
Comments
Post a Comment