Perjalanan Penuh Hikmah

Bismillahirrahmanirrahim

Aku pernah berpikir bahwa ternyata tidak ada satupun kejadian di muka bumi ini yang terjadi tanpa alasan. Kalau dipikir-pikir, mengapa ya dulu aku harus sekolah di tengah kota? Toh di deket rumah juga ada sekolah. Sama sekali tidak ada pikiran untuk sekolah di sekolah favorit pada awalnya, mengingat aku dulunya adalah anak SD dari pinggiran Kota Surabaya. Bahkan, SD ku pun tidak terkenal. Alumninya tidak ada yang melanjutkan sekolah ke tengah kota.

Namun, kala itu, ada seorang bapak-bapak yang begitu baik kepadaku. Barangkali beliau iba melihatku yang tanpa ayah ini. Beliau rahimahullah adalah tetangga beda gang. Beliau sering memberi aku nasihat tentang pendidikan dan membuat aku tertarik untuk sekolah ke tengah kota.

Padahal kala itu, kondisi serba sulit. Bagaimana carannya aku ke sekolah yang jaraknya sangat jauh dari rumah? Ibuku bekerja dan aku belum boleh naik sepeda motor sendiri. Mengandalkan jasa antar jemput? Mohon maaf, buat sangu sehari-hari saja harus diirit.

Namun, ternyata kalau memang sudah takdirnya, Alhamdulillah ada saja jalannya. Aku jalani hari-hari sebagai anak berusia 11 tahun yang naik sepeda ontel ke salah satu pangkalan bemo di Wonokromo. Sampai sana, sepedaku aku parkir dan aku lanjut naik bemo ke sekolah. Hal yang tak lazim dilakukan oleh teman-teman sekolahku mengingat banyak di antara mereka yang diantar jemput orang tua atau menggunakan jasa antar jemput sekolah.

Salah satu tugas Tata Boga kala itu, menghias kue


Kalau dipikir kembali, memang ngoyo banget sih hehe. Mau ke sekolah aja sampai sebegitunya. Pernah suatu hari aku menangis ketika sampai rumah karena kehujanan. Pernah juga aku merasa iri dengan teman-teman yang tidak perlu membawa bekal karena ikut katering sekolah.

Padahal kan sekolah di dekat rumah juga bisa. Orang sekolah negeri di Surabaya gratis semua. Apa sih alasan mengapa Allah mentakdirkan aku sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya?

---

Banyaaak sekali hikmahnya. Di antaranya adalah lingkungan yang kondusif untuk terus berkembang. Teman-temanku banyak yang rajin sehingga mau tidak mau aku ketularan rajin. Teman-temanku banyak yang melek teknologi karena anak orang kaya sehingga mau tidak mau aku kecipratan obrolan mereka. Dan tentunya, sekolah di sana membuat aku terbiasa Shalat Dhuha. Walau sekolah negeri, tetapi kami diajari untuk shalat dhuha setiap hari. Pun ketika masuk waktu Shalat Dhuhur dan Ashar, kami shalat berjamaah bersama-sama satu sekolah. Hal yang begitu mahal didapat di sekolah negeri pada umumnya.

Dan kalaulah dulu aku tidak sekolah di sana, barangkali aku tidak menjadi diriku yang hari ini. Tidak menjadi Rahma yang sangat suka belajar. Tidak menjadi Rahma yang berusaha mengisi waktu dengan hal-hal yang positif. Kehidupan di SMP -dengan izin Allah- mengantar aku ke SMA Negeri 5 Surabaya. Hal yang benar-benar tak terpikir sebelumnya. Dari sekolah pinggiran hingga ke tengah kota. Nikmat Allah mana lagi yang mau aku dustakan?

---

Lingkungan-lingkungan ini membuat aku berkembang menjadi orang yang positif. Kalau melihat banyak kasus anak broken home yang berulah di luar sana, Alhamdulillah, Allah menjagaku dari pergaulan yang tidak baik karena membuat aku berada di lingkungan sekolah yang kondusif.

Walau tentu, ada hal-hal pahit sebagai pembelajaran bagiku ketika di sana. Namun, tetap saja, aku sangat bersyukur karena telah Allah jaga untuk berada di lingkungan yang begitu baik adanya.

Tugas papercraft kala itu. Foto pakai HP Nokia jadul hehe


Tulisan ini aku buat untuk mengingatkanku bahwa tidak ada satupun hal yang Allah takdirkan kepadaku tanpa ada alasan di baliknya. Perjalanan hidup dari sekolah pinggiran ke tengah kota mengantarku menjadi pribadi yang hari ini. Dan tentunya mengantarku pada pendamping hidupku. Pada imam kehidupanku. Sosok yang sampai hari ini masih mau menemaniku, dibalik semua kekurangan-kekuranganku yang nampak dihadapannya. Sosok yang masih mau bersabar membersamaiku, dibalik kesulitan-kesulitan yang kami lalui bersama.




Rasa syukur adalah hal yang begitu sulit dilakukan oleh manusia. Padahal syukur tidak hanya akan membuat nikmat kita bertambah, tetapi juga mempertahankan nikmat yang kita miliki hari ini. Aku jadi paham mengapa ketika kita berdoa, kita perlu mengawalinya dengan rasa syukur sebelum meminta ini, itu, dan sebagainya. Karena dengan ungkapan syukur itulah kita akan tahu bahwa nikmat Allah begitu banyak. Allah tidak mungkin meninggalkan hamba-hamba-Nya tanpa nikmat di muka bumi.

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
"Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya."
[QS. An Nahl: 18]

---

Selesai ditulis di penghujung Jum'at
15 Safar 1445H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!