04 - Pendidikan Usia 10 Tahun - Baligh (Masa Emas Pendidikan Karakter Bakat)

Bismillahirrahmanirrahim

Masih bersama Ustadz Abdul Kholiq hafidzahullah dalam serial Kajian Parenting Pendidikan Karakter Nabawiyah. Beliau adalah seorang praktisi yang Insyaa Allah bermanhaj salaf dan kini telah mendirikan Sekolah Karakter Imam Syafi'i (SKIS) Semarang.

Setelah sebelumnya kita membahas tentang karakter pendidikan di usia 7 - 10 tahun yang merupakan masa emas pendidikan karakter belajar di sini, sekarang kita akan membahas tentang pendidikan di usia 10 tahun sampai baligh. Yang mana ini adalah masa emas pendidikan karakter bakat.
 
---

Masa ini adalah masa menjelang aqil baligh. 
Mengapa bakat perlu ditumbuhkan? Karena anak kita dibekali oleh Allah Ta'ala bakat yang unik. 
Mengapa ditumbuhkan di usia 10 tahun ini? Karena sebelumnya karakter keimanan sudah ditumbuhkan pada fase 0 - 7 tahun kemudian karakter belajar ditumbuhkan pada fase 7 - 10 tahun.

Jadi usia 10 tahun ini adalah usia penjurusan sehingga dalam memberikan ilmu kepada mereka seharusnya sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Sesuai potensi yang mereka miliki. 

Alasan lain bakat ditumbuhkan di usia ini karena kondisi anak setelah usia 10 tahun sudah siap dilatih berkinerja. Para sahabat memiliki peran dalam dakwah di usia belasan. Usia ini bersamaan dengan mereka boleh dipukul jika tidak menegakkan shalat dan sudah harus dilatih kemandiriannya. Sebelum 10 tahun, orang tua hendaklah melakukan pemetaan melalui pengamatan orang tua sehingga orang tua tahu bidang apa anak itu belajar nanti.

Mengapa bakat itu penting? 

  • Bakat adalah jalan untuk menempuh misi hidup sebagai khalifah di bumi. Apa misi hidup manusia di muka bumi ini? 
    • Untuk beribadah kepada Allah 
      • Sebagaimana pada Surat Adz Dzariyat: 56 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku."
    • Sebagai khalifah 
      • Sebagaimana pada Surat Al An'am: 165 
...هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ
 "Dan Dialah yang telah menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi." 
      • Tujuannya agar manusia menjadi pemakmur bumi. 
      • Terkait pemakmur bumi ini tentunya berkaitan dengan kinerja seseorang. Kinerja akan maksimal jika sesuai potensi bakat yang dia miliki. Sehingga dengan bakat yang dia miliki, misi hidup manusia akan terdukung. 
      • Alurnya seperti ini: Bakat dikembangkan -> Kinerja meningkat -> Tugas sebagai pemakmur bumi meningkat -> Tugas sebagai khilafah meningkat.
      • Jadi harapannya dengan melejitkan bakatnya, manusia akan mendapat pahala dari Allah Ta'ala. Mengapa bakat itu penting? Karena bakat akan mendukung misi hidupnya yaitu menjadi khalifah di muka bumi. 
  • Karena bakat dapat meningkatkan profesionalisme. 
    • Profesionalisme sangat dicintai oleh Allah Ta'ala. Perhatikan penggalan hadits berikut
إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه
"Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang bekerja secara profesional."
    • Dengan keprofesionalan ini seseorang akhirnya akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. 
    • Hal inilah yang akan meningkatkan derajat seseorang. 
    • Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang lebih bermanfaat bagi orang lain." Dengan menggunakan bakat yang dimiliki maka manusia dapat meningkatkan kebermanfaatannya bagi umat dan peradaban. 
Para sahabat berperan dalam dakwah bersama Nabi. Mereka memiliki peran sesuai dengan bakatnya. Sebagai contoh:
  • Abdurrahman bin Auf, beliau berperan sebagai pedagang. Peran sebagai pedagang ini dalam dakwah antara lain untuk menyokong dakwah tersebut.
  • Abdullah bin Abbas, beliau ahli dalam ilmu tafsir. Maka beliau memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam ilmu tafsir. 
  • Zaid bin Tsabit, beliau ketika usia belia menjadi juru tulis dan penerjemah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau juga memiliki keahlian ilmu waris. 
  • Mus'ab bin Umair, beliau duta untuk ke Yatsrib sehingga atas izin Allah banyak sekali orang yang masuk Islam. 
  • Qa'is bin Sa'ad bin Ubadah, beliau ahli dalam bidang komunikasi dan siyasah (strategi) untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang. 
Selain itu, para nabi juga berkiprah di bidangnya masing-masing, yaitu:
  • Nabi Yusuf diberi keahlian di bidang perbendaharaan. 
  • Nabi Nuh diberi keahlian di bidang perkayuan. 

Melihat potensi diri

Apa yang harus dilakukan seorang pendidik ketika anak berusia 10 tahun sampai baligh?

  • Melakukan penjurusan. Kurikulum yang digunakan untuk anak usia 10 tahun ini sudah kurikulum personal. Batas waktu pendidikan anak adalah sampai baligh sehingga ketika baligh harapannya semua potensi sudah tumbuh. Begitu baligh anak memiliki potensi dalam berkinerja. Selain itu, anak tunduk pada Allah karena fase emas karakter keimanannya telah ditumbuhkan di usia 0 - 7 tahun.
  • Memagangkan anak. Sebab magang adalah pendidikan yang efektif untuk melatih potensi. Magang ada dua istilah, yaitu:
    • Magang pada maestro bakat, yaitu para ahli di bidang bakatnya
    • Magang pada maestro akhlak, yaitu para ahli ilmu, anak akan belajar tentang akhlaknya. Sebab bakat jika tanpa akhlak maka akan menjadi rusak. 
  • Pembelajarannya sudah berbasis proyek. Project Based Learning (PBL). Dengan bakat yang berbeda mereka ta'awun mengerjakan sebuah proyek. Contoh proyek pembersihan lingkungan, itu melibatkan berbagai bakat dari anak kita. 
    • Butuh anak yang pandai di bidang teknis untuk membuat alat kebersihan
    • Butuh anak yang pandai berkomunikasi pada masyarakat untuk menjaga kebersihan
    • Butu anak yang bisa desain untuk mengiklankan acara tersebut.
---

Q & A

  • Bagaimana tips untuk menumbuhkan karakter belajar pada anak usia 7 tahun? Karena si anak lebih sering dan lebih asyik bermain daripada belajar.
    • Apa itu belajar? Aktivitas anak itu semuanya mengandung belajar. Contoh ketika dia bertengkar, anak berbuat salah, anak mengalami kesulitan sehingga ia mengalami kegelisahan. 
    • Apa yang harus kita lakukan? 
      • Menuntaskan rasa ingin tahu anak. Sebab belajar itu didasari rasa ingin tahu. Hendaklah orang tua memahami bahwa dalam permainan anak ada unsur yang berfaidah untuk kehidupannnya kelak
      • Membersamainya. Jika tidak didampingi dia akan rusak
      • Usia 7 tahun sudah masuk sociocentris. Agar lebih maksimal, anak mulai disosialkan, yaitu berkumpul bersama teman-temannya. Mulai ada aturan-aturan 
      • Melatih mereka adab dan akhlak. Adab dan akhlak dilatih jika karakter keimanannya telah tumbuh.

  • Saat anak melakukan kesalahan, bagaimana agar kita tetap bisa bersabar? 
    • Anak melakukan kesalahan itu bagian dari belajar. Ada pembelajaran dari kesalahan yang dilakukan anak. Salah satunya agar mereka mohon ampun atas kesalahan mereka. Yang menyebabkan orang tua tidak bersabar adalah ketidaktahuan orang tua tentang diri anak.
    • Anak lahir sudah condong pada kebaikan (fitrah). Kita harus mengakui bahwa walaupun mereka bersalah, tapi dalam diri mereka ada kecondongan pada kebaikan.
    • "Dan Allah lah yang mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam kondisi tidak mengetahui sesuatu apapun." Disamping mereka cenderung pada kebaikan, tetapi mereka tidak tahu apa-apa ketika lahir, maka butuh pembimbingan. Kita dampingi untuk minta maaf, untuk istighfar.

  • Jika anak SD dimagangkan, apa yang mereka lakukan? Mengingat mengendalikan diri sendiri saja belum mampu. 
    • Perlu kita ketahui magang itu ada tiga level, yaitu:
      • Level 1 (SD): Pengenalan peran yang menjadi bidang bakat anak. Ada anak SD yang memiliki bakat dan kecondongan dalam bidang restoran. 
        • Anak datang ke restoran yang ditunjuk oleh sekolah, kemudian anak mengamati apa yang terjadi di sana agar dia paham jika kelak membuka restoran, dia bisa mencontoh apa yang dilihat saat itu. 
        • Waktu magangnya tidak penuh. Cukup sampai 1/2 hari. Bukan sepanjang pekan. Diharapkan dalam satu pekan, satu hari saja. 
        • Melakukan tugas yang sangat sederhana. Contoh anak membantu membersihkan piring. Dia melakukan pemagangan dengan pekerjaan-pekerjaan dasar.
      • Level 2 (SMP): Keterampilan dasar.
      • Level 3 (SMA): Keterampilan yang mahir untuk bekerja.

  • Bagaimana jika anak usia 10 tahun karakter imannya belum tumbuh? 
    • Anak 10 tahun idealnya sudah penjurusan. Ternyata anak tersebut direcovery karena karakter imannya belum tumbuh. Maka ada istilah akhlak sebelum bakat. Iman harus ditumbuhkan dulu sebab jika bakat ditumbuhkan tanpa keimanan maka itu akan merusak.
    •  Sebagaimana perkataan Qais bin Ubadah, "Seandainya bukan karena Islam maka aku kan menjadi ahli tipu muslihat paling handal di Arab." Kenyataannya dia tidak menjadi tipu muslihat tetapi malah membantu Nabi. Jadi iman harus ditumbuhkan terlebih dahulu. Sebab jika bersamaan dikhawatirkan imannya belum bisa mengendalikan bakatnya. Proses recovery harus urut (sebagaimana fase-fase yang sudah kita bahas di pertemuan sebelumnya) walau sudah melebihi batas usianya. 
  • Anak banyak kemasukan pengaruh budaya asing. Mengapa anak-anak bisa terpengaruh?
    • Karena belum tumbuh atau belum kuatnya karakter keimanan. Jika karakter keimanan sudah tumbuh maka akan muncul kecintaan kepada Allah Ta'ala. Ada rasa bangga pada syari'at Islam. 
    • Bagaimana cara menumbuhkannya? Keimanan tidak diajarkan tetapi ditularkan. Agar anak bangga pada agamanya maka orang tua harus bangga dulu pada agamanya. Seringnya kita melatih adab dan akhlak dari pembiasaan. Padahal harusnya dari kesadaran. Kesadaran itu karakter keimanan. Sama dengan mendidik keimanan, yaitu disadarkan. 
    • Adab dan akhlak adalah keimanan yang sudah diwujudkan dengan anggota badan. Mengapa adab anak masih kurang? Karena kita mengajarkannya hanya dengan pembiasaan saja. Jadi anak hanya tertib di sekolah. Ketika keluar, karena sudah tidak ada pengawasan, tidak ada nilai akhirnya anak kembali seperti aslinya. Jika anak sudah cinta maka akan selalu merasa diawasi oleh Allah Ta'ala.

  • Laki-laki usia 29 tahun, belum berani menikah karena banyak kisah kegagalan rumah tangga dan banyak kisah anak durhaka. Bagaimana mengatasinya? Yang perlu diketahui adalah bahwa menikah adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kiat untuk menikah:
    • Meyakini bahwa menikah adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
    • Menggali potensi diri dan mengasahnya. Kemudian dipraktekkan dengan kinerja. Mungkin awal-awal belum terlalu menghasilkan. Namun, jika bakat terus diasah lama-lama akan menjadi profesional. Mampu yaitu dengan memiliki kinerja. 
    • Jika dua hal itu sudah dilakukan, Insyaa Allah akan berani menikah.

---

Kesimpulan:

Seringkali kita mendengar bahwa bakat itu adalah urusan keduniaan yang tidak penting. Banyak urusan yang tidak ada kaitannya kepada Allah Ta'ala. Ternyata bakat ini berhubungan dengan Allah Ta'ala. Seseorang yang berkinerja dan didasari dengan keikhlasan maka itu termasuk ibadah kepada Allah Ta'ala.

Bakat adalah jalan untuk menempuh misi hidup sebagai khalifah. Khalifah di muka bumi adalah sebagai pemakmur bumi. Menjadi pemakmur agar maksimal dan profesional, maka harus bekerja sesuai bakatnya masing-masing.

Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah hari kiamat. Dengan bakat, seseorang akan menjadi ahli. 

---

Selesai dirangkum di Surabaya
13 Jumadil Tsani 1444H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!