03. Pendidikan Karakter Nabawiyah Usia 7-10 Tahun
Bismillahirrahmanirrahim
Masih bersama Ustadz Abdul Kholiq hafidzahullah dalam serial Kajian Parenting Pendidikan Karakter Nabawiyah. Beliau adalah seorang praktisi yang Insyaa Allah bermanhaj salaf dan kini telah mendirikan Sekolah Karakter Imam Syafi'i (SKIS) Semarang.
Setelah sebelumnya di pertemuan pertama kita membahas tentang penanggung jawab pendidikan dan berbagai fase pendidikan anak di sini, pada pertemuan kedua yang lalu (bisa disimak di sini), kita telah membahas tentang rincian pendidikan anak di usia 0 -7 tahun.
Kali ini kita akan membahas tentang rincian Pendidikan Karakter Nabawiyah pada usia 7-10 tahun.
So here we go!!
Sebelumnya disclaimer dulu. Catatan ini tidak seutuh rekaman aslinya. Untuk mengakses rekaman aslinya bisa di sini.
---
Pada anak usia 7 tahun, seharusnya karakter iman sudah tumbuh. Sebagaimana telah kita pelajari, masa emas menumbuhkan karakter keimanan adalah di usia 0 - 7 tahun. Jika belum tumbuh, akan ada kesulitan di fase berikutnya, yaitu pada karakter belajar.
Mari kita ulang kembali terkait fase pendidikan anak. Berdasarkan pendapat Ibnul Qayyim rahimahullah, fase pendidikan anak adalah sebagai berikut:
- 0-7 th : Fase Tufulah
- Masa emas tumbuhnya karakter iman. Tumbuhkan kecintaan kepada shalat. Jangan buru-buru dilatih. Menanamkan cinta kepada anak itu adalah dengan menimbulkan kesan positif atas ibadah tersebut.
- 7-10 th: Fase Tamyiz
- Masa emas tumbuhnya karakter belajar. Ajarkan shalat. Tumbuhkan kesan bahwa belajar itu menyenangkan.
- 10 th -baligh: Murahaqah
- Masa emas tumbuhnya karakter bakat. Karena kecintaan pada shalat sudah tumbuh, fase ini adalah fase tancap gas untuk melaksanakan shalat.
- Baligh syabab
- Masa pendidikan sebagaimana orang dewasa
Inti pendidikan karakter nabawiyah adalah tumbuhnya karakter iman, karakter belajar dan karakter bakat pada anak. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwasanya penumbuhan tiga karakter tersebut seyogyanya disesuaikan dengan karakter perkembangan anak.
Anak 7-10 tahun ini mengalami fase puncak tumbuhnya karakter belajar. Bukan berarti yang tumbuh hanya karakter belajar saja, karakter iman dan bakat juga tumbuh pada fase ini. Namun, ini adalah fase emas bagi karakter belajar.
Karakter belajar adalah karakter pada diri anak yang merupakan keinginan untuk mempelajari sesuatu secara alami. Sifat yang dimiliki anak untuk mempelajari sesuatu secara alamiyah.
Jadi karakter belajar ini bukan anak diajari, tetapi kita memfasilitasi rasa ingin tahu anak sehingga diharapkan anak menjadi pembelajar seumur hidup. Jika karakter belajar sudah tumbuh pada diri anak, maka sejatinya tidak ada anak yang malas belajar.
Bagaimana Nabi mendidik anak di fase ini?
- Nabi memerintahkan kita untuk mengajari dan memerintah anak menegakkan shalat. Karena usia 7 tahun ini adalah masa tumbuh-tumbuhnya rasa ingin tahu anak. Anak banyak bertanya dan senang mengenal alam semesta sehingga dengan kondisi psikologis anak yang seperti ini, tepat sekali bagi kita untuk mengajari anak shalat.
- Anak usia 0-7 tahun blm ada latihan shalat, tetapi yang ada adalah penanaman akidah pada anak. Fase ini adalah fase penumbuhan rasa cinta anak pada shalat. Orang yang cinta tidak perlu disuruh sehingga pada saat dia baligh dia akan siap memikul beban syari'at ini.
- Jika anak terlalu dini diajari shalat lalu diancam-ancam, dikhawatirkan karakter iman tidak tumbuh, bisa jadi dia mengerjakan shalat tetapi dia tidak khusyuk. Oleh karena itu penting bagi kita memperhatikan fase perkembangan pada anak sebagaimana telah kita bahas di atas tadi.
- Fase ini adalah fase bermain. Tugas orang tua adalah memfasilitasi permainan anak yang sifatnya sosial. Fase ini, egosentris anak mulai bergeser ke arah sosiosentris. Anak mulai senang bermain kelompok. Nabi pernah menerapkannya sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, "Pada suatu hari aku melayani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga tugasku selesai. Dan aku berkata dalam hati bahwa Rasulullah pasti sedang istirahat siang. Lalu aku keluar dan bermain bersama anak-anak. Beberapa waktu kemudian beliau datang menemuiku dan mengucapkan salam kepada anak-anak yang sedang bermain lalu Nabi menyuruhku melaksanakan suatu keperluan. Lalu aku pergi dan menunaikan tugas tersebut. Kemudian beliau duduk di bawah sebuah pohon melihat anak-anak bermain sampai aku kembali ke tempat tersebut." Ini hadits bahwa Nabi tidak memberhentikan anak-anak yang sedang bermain.
- Jika anak usia 7-10 tahun sedang bermain kemudian sudah masuk waktu shalat, jangan kita berhentikan permainannya secara tiba-tiba karena itu akan membuat mereka kecewa. Jika ketika adzan mereka sedang asik bermain kemudian dipotong, hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan presepsi negatif bahwa shalat mengganggu permainan. Oleh karena itu, misal kurang 10 menit adzan, kita ingatkan anak. Kurang 5 meniat adzan, kita ingatkan kembali.
- Fase 0-7 th otak kanan yang dominan. Di fase 7-10 th otak kanan dan kiri mulai seimbang. Otak kiri adalah pola berpikir yang teratur, tertib, urut, linier. Otak kanan adalah pola pikir lateral, tidak teratur, tidak urut. Fase ini disebut fase tamyiz. Fase ini anak sudah mulai tumbuh pikirannya sehingga tepat sekali kita memerintahkan anak untuk shalat di fase ini.
- Orang tua hendaknya tidak mengajarkan adab dan akhlak. Karena usia 0-7 th adalah masa egosentris. Jika diajarkan adab maka tidak akan relevan. Oleh karena itu adab dan akhlak diajarkan di usia 7-10 tahun karena hal ini berhubungan dengan sosiosentris.
- Memetakan gaya belajar anak. Gaya belajar anak seharusnya sudah diketahui sblm usia 7 tahun.
- Gaya belajar dibagi menjadi tiga: visual, auditori, kinestetik.
- Seorang anak pasti punya gaya belajar baik satu atau lebih.
- Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang mata lebih cerdas dari pada panca indra yang lain.
- Gaya belajar auditori yaitu gaya belajar yang telinga lebih cerdas dari panca indra yang lain. Gaya ini tidak bisa belajar jika ada gangguan suara.
- Gaya belajar kinestetik, yaitu belajar dengan gerak fisik. Bisanya disebut anak bermasalah. Dia belajar dan memahami sesuatu dengan menyentuh hal tersebut.
- Memetakan bakat anak. Mengapa di fase ini? Karena usia 10 tahun itu seharusnya anak sudah belajar sesuai dengan bakatnya. Anak usia 10 tahun harusnya akidahnya sudah kuat. Ilmu tentang bagaimana beribadah harusnya sudah tuntas. Jadi di usia 10 tahun dia sudah belajar perannya di masyarakat, yaitu sesuai dengan bakatnya.
- Tentang ilmu bakat ini ada yang menggunakan multiple intelegent, talents mapping, atau metode lain. Namun tetap saja, orang yang paling handal memetakan bakat anak adalah orang tua itu sendiri. Karena yang paling dekat dengan anak harusnya adalah orang tua.
Jadi kesimpulannya fase ini disebut fase tamyiz. Fase ketika keinginan anak sedang tumbuh, pengetahuan yang diterima anak langsung diterima dan langsung melekat. Biasanya di usia ini anak banyak bertanya. Oleh karena itu orang tua hendaklah memfasilitasi keingintahuan anak.
Di fase ini hendaklah orang tua tidak banyak menjejalkan pengetahuan kepada anak. Tugas pendidik pada pendidikan karakter nabawiyah ini bukan menjejalkan pengetahuan, tetapi mendampingi. Jadi pendidikan ini bukan mendikte, tetapi menjaga dan mendampingi.
Apa efeknya jika anak diberi banyak beban belajar? Dikhawatirkan anak akan membenci belajar. Dan belajarnya hanya semacam tugas saja. Jika karakter belajar anak tumbuh maka dia akan belajar seumur hidup.
Oleh karena itu jika kita ingin buru-buru panen, anak akan tertekan. Dalam melaksanakan shalat dia akan terpaksa. Dikhawatirkan ketika dewasa dia hanya melaksanakan shalat dan tidak menegakkan shalat.
Q&A
1. Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak?
- Bersyukur dulu karena diberi kesempatan mendidik anak
- Hendaklah tidak kecil hati. Secara fitrah tiap anak itu hebat. Jangan membandingkan anak. Bisa jadi anak tersebut bakatnya bukan komunikator.
2. Bagaimana mengatasi anak tantrum?
Tantrum adalah emosi yang diwujudkan baik berteriak, guling-guling maupun diam saja. Tantrum tidak terjadi sepanjang hari. Tunggu sejenak hingga emosinya mereda.
Jika orang tua menyerah, mengikuti tantrumnya anak, anak akan melakukannya lagi suatu hari untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Di usia lebih dari 7 tahun, kita harus lebih tega lagi. Lebih-lebih lagi untuk anak 10 tahun ke atas.
3 Anak perempuan 14 thn dan laki-laki 6 thn apakah tidurnya harus dipisah?
Anak dipisah tempat tidurnya ketika usia 10 tahun.
4. Bgmn mengatasi anak yang menangis tanpa sebab dan anak tidak mau bicara?
Orang tua tenang dulu. Jika anak masih kecil, dipeluk dulu. Jika sudah besar, dipegang punggungnya dan diajak bicara.
5. Bgmn membuka minat belajar anak usia 7-10 th?
Minat belajar ditumbuhkan sebelum usia 7 thn. Jika cinta belajarnya belum tumbuh setelah 7 thn, maka ditumbuhkan cinta belajarnya dulu, yaitu recovery. Bangkitkan imaji positif tentang belajar kepada anak. Menumbuhkan karakter belajar anak dengan dipaksa justru kecintaan belajarnya tidak akan tumbuh. Sejatinya tidak ada anak yang malas. Jika malas maka cinta belajarnya tidak tumbuh dan perlu diulang. Maka anak jangan dipaksa belajar dulu, tetapi ditanya "Kamu sukanya belajar apa?" Biarkan dia belajar yang dia sukai dulu, yang tidak dia sukai tidak dipelajari dulu tidak apa-apa.
Apabila anak dipaksa belajar sesuatu yang bukan bakatnya maka anak tidak akan berhasil dan akan hilang bakatnya.
6. Bgmn mengajarkan anak membaca yang usianya sdh 7 thn lebih?
Ajarkan bahasa yang digunakan keseharian terlebih dahulu. Nabi memerintahkan Zaid Bin Tsabit mempelajari bahasa lain di usia 13 tahun. Jadi pembelajaran bahasa asing itu setelah 10 tahun. Agar di usia 10 tahun bahasa ibu sudah tuntas sehingga dia bisa mengungkapkan perasaannya dengan tuntas baik dengan lisan maupun dengan tulisan.
---
Kesimpulan: menumbuhkan belajar anak bukan dengan memberikan banyak pelajaran pada anak sehingga anak merasa terbebani. Hal ini justru akan mematikan gairah belajar anak. Tugas kita adalah menumbuhkan cinta belajar anak sejak lahir yaitu dengan memfasilitasi rasa ingin tahu anak. Anak selalu penasaran.
Jika sampai baligh gairah belajarnya tidak tumbuh, berarti karakter belajarnya tidak tumbuh. Cara menumbuhkannya adalah dengan recovery. Menumbuhkan presepsi positif bahwa belajar itu menyenangkan. Jika sudah lebih dari 10 tahun maka petakan bakatnya. Fasilitasi anak untuk belajar pada bakatnya, nanti dia akan senang.
Jika usia 0-7 th karakter belajarnya belum tumbuh, hal itu tidak masalah. Jika karakter iman sudah tumbuh di usia 0-7 th, dia akan minta sendiri untuk diajari karena dia butuh. Karena jika sudah cinta pada Allah maka dia akan punya keinginan untuk tahu bagaimana cara beribadah kepada Allah.
Urutan pengajaran:
- Hati -> keimanan, yaitu agar memiliki qalbun salim
- Pikiran -> agar memiliki aqlun salim
- Fisik -> Lebih ideal ditumbuhkan setelah 10 tahun, agar memiliki jismun salim
Sebelum mendidik anak, orang tua memahami dulu cara mendidik anak. Mendidik anak itu bukan sejak anak lahir tetapi sejak memilih calon istri atau calon suami.
---
Selesai dicatat di Surabaya, 2 Jumadil Tsani 1444H
Comments
Post a Comment