Outstanding

Bismillahirrahmanirrahim I remember the day that I prayed for something I have today It was about 2 years ago...   It was me, the one who had big fear and negative frame of mind I spend a lot of times asking my self. Why on earth it must be happened in my life? How could I find the answer? How could I overcome the problems? I found my self got lost and had no answer. Yeah, It supposed to be that I was getting my quarter life crisis. I spend my times mostly by upset.  I felt so blessed that in thus cruel situation, I had friends who had been there for me. They standed up for me. "So, surely with hardship comes ease." I do believe that everyone has their own fortune. And for me, my fortune was having a lot of support systems that cheered me up. Honestly, I looked up to someone who had never compared their life to others. I admired him/her because I thought that it was quite hard not to compare your life to others. Surely, it was quite hard to find that kind of person in this er

Bismillahirrahmanirrahim I   still remember the day when we went out together in 2018. We were just friend at that time, we were not bestfriend. I still remember what we were talked about, our worries about the future, our worries about marriage and so on. Yeah, we had not get the answer at that time. All the things that we could do is crying. Time flies~ I had to move to Bali... It was hard for me to leave you alone in Jakarta, but I did know that it was also hard for you to let me go. --- Dear Kinan, we've passed the strom. Today is your day. I do believe that this day will come, sooner or later. "Pada akhirnya, semua keluh kesah dan keresahan di masa lalu akan menjadi hal yang akan kita tertawakan ketika kita mengenangnya di masa mendatang" بارك الله لك و بارك عليك و جمع بينكما في خير Kinan, Kinci, my sister, my more than just bestfriend, you deserve to be happy. Kado spesyel buat Kinan Nangis gapopo kan iki?

Bismillahirrahmanirrahim  Setiap manusia tidaklah bersih dari kesalahan dan dosa.  Terkadang memang disengaja dan terkadang sebaliknya. Dan sebagai manusia biasa, aku tahu rasanya merasa bersalah karena telah menyakiti hati orang lain. Ya, pasti ada perasaan tidak enak yang mengganjal ketika kita duduk di bangku tersangka karena telah meyakiti hati orang lain. Kita merasa bersalah... Kita merasa menjadi manusia yang buruk... Kita merasa kita ini payah dan tak berguna... Kita dihantui oleh rasa bersalah yang terus muncul menyesakki dada. Tetapi, di balik itu semua.... Bukankah kita bisa memperbaikinya? Bukankah kita bisa melakukan perbuatan baik kepada pihak yang telah kita sakiti? "Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik." Bunyi salah satu hadits yang aku ketahui tentang hal ini. Lakukan perbuatan baik itu sekecil apapun juga... Pun jika bagimu itu tidak berarti apa-apa... Karena selagi ada kesempatan, belum tentu kedepan aka terulang Kita tak pernah tahu kapan pintu

Bismillahirrahmanirrahim Hidup selama 1/4 abad, sungguh naif jika aku berkata bahwa tidak ada hal yang aku sesali tentang hidupku. Tentang kesempatan yang lepas dan hilang. Tentang impian yang terkubur dalam. Namanya juga manusia biasa, bohong jika tidak pernah menyesal. Hidup di tengah hiruk pikuk persaingan, seringkali membunuh rasa syukur terlalu dalam. "Harus lebih cepat dari orang lain, harus lebih dulu dari orang lain" sering menjadi indikator keberhasilan yang entah dasarnya dari mana. Semuda mungkin mencapai suatu keberhasilan, sedini mungkin melakukan pencapaian, tak sedikit aku melihat banyak orang berambisi demikian. --- Well , kalau boleh jujur, aku memang menyesali keputusanku yang dulu pulang meninggalkan Universitas Indonesia sehari setelah aku daftar ulang. Jika memakai logika manusia, mungkin hari ini, aku sudah mendapat gelar master dari universitas impianku di Jepang sana. Mungkin hari ini, aku sudah menjadi dosen Kimia seperti yang aku impikan. Mungkin ha