The Unspoken
Bismillahirrahmanirrahim
Hidup selama 1/4 abad, sungguh naif jika aku berkata bahwa tidak ada hal yang aku sesali tentang hidupku.
Tentang kesempatan yang lepas dan hilang.
Tentang impian yang terkubur dalam.
Namanya juga manusia biasa, bohong jika tidak pernah menyesal.
Hidup di tengah hiruk pikuk persaingan,
seringkali membunuh rasa syukur terlalu dalam.
"Harus lebih cepat dari orang lain, harus lebih dulu dari orang lain" sering menjadi indikator keberhasilan yang entah dasarnya dari mana.
Semuda mungkin mencapai suatu keberhasilan, sedini mungkin melakukan pencapaian, tak sedikit aku melihat banyak orang berambisi demikian.
---
Well, kalau boleh jujur, aku memang menyesali keputusanku yang dulu pulang meninggalkan Universitas Indonesia sehari setelah aku daftar ulang.
Jika memakai logika manusia, mungkin hari ini, aku sudah mendapat gelar master dari universitas impianku di Jepang sana.
Mungkin hari ini, aku sudah menjadi dosen Kimia seperti yang aku impikan.
Mungkin hari ini aku telah menjelajah berbagai negara untuk memperluas koneksi dan pembelajaran.
Tetapi, bisa dibilang, aku tidaklah seberuntung itu untuk mewujudkan impianku.
Keluargaku lebih memilih jalan aman dengan 'sedikit memaksaku' masuk ke perguruan tinggi kedinasan.
Ya...dan disinilah aku hari ini...
menjadi salah seorang punggawa keuangan negara, hal yang memang bukan menjadi impianku.
---
Kalau boleh dibandingkan, aku memang tertinggal jauh dari banyak orang.
Teman-teman dan kerabat satu per satu bahkan sudah S2, sedangkan aku mau melanjutkan jenjang S1 masih terganjal peraturan dari instansi.
Kalau boleh dibandingkan, aku memang tidak sekeren banyak orang.
Ada yang di usiaku saat ini bahkan sudah memperoleh 2 gelar master, ada yang bekerja atau kuliah di luar negeri, ada yang sangat fasih berbahasa Inggris, ada yang penghasilannya bahkan sudah 3 digit, dan berbagai pencapaian duniawi lainnya.
---
But something that I want to say is...
Yaa Allah, I do believe that You are the best planner.
Aku yakin Yaa Allah, rencana-Mu lah yang terbaik.
Aku yakin Engkau tidak main-main dalam menuntunku meninggalkan UI, kemudian tidak daftar ulang UGM dan memilih STAN hingga aku sampai menjadi diriku saat ini.
Pasti ada 'misi' yang Engkau rencanakan. Pasti ada hal besar di balik semua ini.
Yaa Allah, mungkin jika semua keinginaku Engkau kabulkan,
jika keluargaku tidak memaksaku memilih STAN,
jika setelah lulus S1 aku diterima beasiswa S2 ke luar negeri,
jika setelah selesai S2 aku berkarir menjadi dosen seperti yang aku impikan...
Ya Allah...mungkin aku tak akan pernah tahu bagaimana bahagianya belajar Bahasa Arab dan membaca kitab para 'ulama.
Aku tak akan pernah tahu manisnya belajar ilmu agama secara baik dan benar.
Aku tak akan duduk di majelis para ustadz kibar di negeri ini, bahkan ustadz kibar dari negeri lain.
Aku tak akan menerima hakikat dan tugas wanita yang sesungguhnya.
Aku tak akan punya impian besar terkait agama untuk anak keturunanku.
Ya Allah...itu semua justru aku dapatkan karena Engkau menggiringku menuju STAN.
Aku memang kalah secara dunia dari yang lain Yaa Rabb,
aku tidak seperti teman-temanku yang kuliah di kampus impiannya masing-masing,
tetapi jika aku diminta memilih kembali, aku akan tetap memilih jalan yang Kau pilihkan ini.
Jalan yang dengannya membuat aku tahu hakikat iri yang sesungguhnya,
yaitu iri pada penuntut ilmu sejati, penuntut ilmu agama.
---
Yaa Allah, aku memang tak punya kesempatan untuk kuliah di Madinah, aku pun saat ini belum fasih berbahasa Arab,
tetapi tolong Yaa Rabb...tolong kabulkan keinginanku, agar ada anak keturunanku yang Engkau izinkan menuntut ilmu disana dan menjadi penopang dakwah untuk agama ini.
Yaa Allah...Engkau boleh tidak mengabulkan cita-citaku menjadi seorang dosen dan ilmuwan, tapi tolong kabulkan cita-citaku yang satu ini, tolong tuntunlah aku untuk mencetak generasi yang akan menginjakkan kakinya di Madinah dan belajar Islam secara intensif disana.
Engkau Maha Baik Yaa Allah...
Terima kasih telah meliuk-liukkan perjalanan hidupku ini.
---
Ditulis di Denpasar, Bali
23 Shafar 1442H
Comments
Post a Comment