Posts

Showing posts from November, 2022

Mengolah Sampah, Haruskah?

Image
Bismillahirrahmanirrahim "Apa yang membuatmu peduli pada isu lingkungan?"  Ketika ditanya demikian, kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka ingin menjaga bumi dari kerusakan. Sungguh ini adalah jawaban yang mengagumkan. Karena niat baik menjaga bumi tidak bisa kita sepelekan. Namun, untuk beberapa orang, jawaban seperti ini tidak mengetuk hati dan pikiran. Mereka tetap dengan kebiasaan lama memperlakukan 'sisa konsumsi' semena-mena. Merasa sudah selesai bertanggung jawab hanya dengan membuangnya ke tempat sampah. Bersih di tempatnya tetapi kotor di tempat lain. Sejatinya sampah hanya berpindah dan tidak terselesaikan. Sampah bercampur aduk dan menggunung di TPA. Bahkan beberapa TPA longsor saking banyaknya timbunan sampah yang ia terima.  Tak berhenti di situ saja, coba perhatikan sungai dan lautan. Apa kabar sungai yang harusnya menjadi salah satu sumber kehidupan? Jujur, gara-gara kondisi sungai yang mengenaskan, menjadi tempat pembuangan sampah termasuk di dalamn

Mahabbah Pekan ke-7: Majaaz Mursal

Image
Bismillahirrahmanirrahim Masih bersama Ustdaz Nur Fajri Ramadhan dari Yayasan BISA. Kali ini kita akan belajar tentang Majaaz Mursal . Majaaz Mursal satu keluarga dengan Isti'aarah. Mereka berdua termasuk dalam Majaaz Lughawiy. Perhatikan bagan ini kembali! Majaaz adalah lafal yang digunakan bukan sesuai makna asalnya.  Contoh: Makna hakiki رأيت أسدا يأكل الغزال Aku melihat singa sedang memakan rusa. Makna majazi رأيت أسدا يخطب على المنبر Aku melihat singa sedang berpidato di atas mimbar. Makna asal singa adalah hewan buas. Sementara makna kiasannya adalah seorang pemberani. Namun, tidak selamanya hubungan antara makna hakiki dan makna majazi ini berupa keserupaan. Ada hubungan-hubungan lain. Hubungan (' alaaqah ) selain penyerupaan inilah yang dikelompokkan sebagai Majaaz Mursal. --- Majaaz Mursal Adalah majaaz yang 'alaaqah nya bukan keserupaan.  Apa itu 'alaaqah ? Hubungan antara makna haqiqiy dengan makna majaziy. " Mursal " secara bahasa artinya "di

Mahabbah Pekan ke-6: Isti'aarah (Kiasan)

Image
Bismillahirrahmanirrahim Pekan ke-6 belajar Balaghah bersama Ustadz Nur Fajri Ramadhan dari Yayasan BISA. Kali ini kita akan membahas tentang Isti'aarah. Namun sebelumnya, coba perhatikan bagan berikut terlebih dahulu. Bagan Ilmu Bayaan Berdasarkan bagan tersebut, urutan pembahasan Ilmu Bayaan ini (dari kiri ke kanan) adalah: Tasybiih Isti'aarah Majaaz Mursal Majaaz 'Aqliyy Kinaayah Pekan lalu kita sudah membahas tentang Tasybiih. Kali ini kita membas sebelahnya, yaitu Isti'aarah. Majaaz adalah lafal yang digunakan bukan sesuai makna asalnya.  Contoh: Makna hakiki رأيت أسدا يأكل الغزال Aku melihat singa sedang memakan rusa. Makna majazi رأيت أسدا يخطب على المنبر Aku melihat singa sedang berpidato di atas mimbar. Makna asal singa adalah hewan buas. Sementara makna kiasannya adalah seorang pemberani. --- Pendapat hampir semua ulama termasuk seluruh imam yang empat ialah bahwa Majaaz ada dalam bahasa Arab . Demikian yang dikatakan dalam kitab  At-Tahbiir (Al Imaam Al Mas\

Mahabbah ke-5: Tasybih (Penyerupaan)

Image
Bismillahirrahmanirrahim Masih dalam kelas Mahabbah bersama Ustadz Nur Fajri Ramadhan hafidzahullah dari Yayasan BISA. Kali ini kita belajar tentang Ilmu Bayan. Ilmu Bayan secara bahasa bermakna "memperjelas". Yaitu ilmu tentang cara menyampaikan satu makna ucapan dengan beragam cara yang berbeda kejelasannya. Contoh kita ingin mengatakan "Budi dermawan" . Kita bisa mengatakannya dengan kalimat (1)  "Budi dermawan" atau untuk makna yang sama dengan tingkat kejelasan yang berbeda kita pilih cara mengungkapkan yang lain yaitu (2)  "Budi laksana Utsman bin Affan dalam kedermawanan." Coba rasakan, manakah kalimat yang lebih jelas mengungkapkan bahwa Budi adalah orang yang dermawan? Ya, kalimat yang kedua. Bisa juga kita mengatakan, (3) "Budi adalah Utsman bin Affan di zaman ini." Atau versi yang agak ekstrim sedikit, (4) "Utsman bin Affan itu dermawan seperti Budi." Manakah yang lebih dahsyat menggambarkan kedermawanan Budi? Mana

Dijaga Allah dengan Disempitkan

Image
Bismillahirrahmanirrahim As human being  sering kali kita merasa disayang ketika diberi nikmat dan merasa dihukum ketika diberi kesempitan. Iya, itulah manusia. Kita suka pada kenikmatan dan cenderung tidak suka pada musibah atau ujian. Namun, coba kita renungkan kembali. Jangan-jangan selama ini ada begitu banyak nikmat yang Allah beri melalui kesempitan hidup yang kita rasakan. --- Hari-hari ini tabunganku tak lagi sebanyak ketika masih bekerja. Jika dulu dalam sebulan aku bisa menabung 5 juta, saat ini menabung beberapa ratus ribu saja sudah begitu membuatku bahagia. Jika dipikir kembali, memang rasanya hidup menjadi lebih sempit. Apa-apa harus dihemat. Tidak semua yang diinginkan bisa dipenuhi. Namun, bukankah itu bentuk penjangaan Allah agar aku tidak jatuh pada perkara yang berlebih-lebihan? Sungguh berbeda dengan aku yang dulu yang begitu mudah membelanjakan uangku entah kemana dan untuk apa. Karena merasa punya gaji tetap yang nilainya lumayan, aku tidak berpikir dua kali keti