Posts

Showing posts from October, 2021

Tentang Masjid, Manajemen, dan Tendensi Kuliah

Image
Bismillahirrahmanirrahim Beberapa waktu yang lalu aku membaca ulasan seseorang tentang mengapa ia tak prefer  berinfaq di masjid. Cukup menarik memang dan ternyata banyak juga yang sepemikiran dengannya. Hal ini dibuktikan dengan cukup ramainya kolom komentar postingannya. Jadi, mengapa ia tak prefer  berinfaq di masjid? Menurutnya berinfaq di masjid tak memberi dampak secara langsung ke masyarakat. Kok bisa? Mari baca penjelasannya ini. Ia menjelaskan kurang lebih begini. Masjid di kampung bisa mengumpulkan dana 1jt tiap kali shalat Jum'at. Jika ada empat pekan, setidaknya satu masjid di kampung bisa mengumpulkan 4jt selama satu bulan. Itu belum infaq harian masyarakat juga belum infaq yang dikumpulan selama bulan Ramadhan. Bisa terbayang bukan bahwa satu masjid di kampung bisa mengumpulkan banyak dana selama satu tahun? Terlebih lagi masjid besar di perkotaan. Tempat bersujud Namun ironinya, dana yang dikumpulkan itu seolah tak sampai ke masyarakat. Yang ada adalah pembangunan

Hargai Keyakinan Kami

Bismillahirrahmanirrahim Dalam sharing tentang resign yang aku lakukan, aku selalu memulai dengan kalimat bahwa aku sedang tidak menyalahkan pilihan hidup orang lain. Ceritaku adalah murni dari apa yang aku alami, aku yakini, dan aku pelajari. Alasanku satu: aku tak ingin mengusik hati orang lain. Lebih tepatnya aku tak ingin mengganggu keyakinan orang lain. --- Masalah keyakinan adalah masalah yang sangat sensitif dan begitu pribadi. Maka sejak awal aku katakan bahwa aku memang condong pada pendapat bahwa pajak haram, tetapi aku tak menyuruh orang lain di DJP atau yang pekerjaannya bersinggungan dengan pajak untuk resign. --- Sebagaimana aku (atau kami) menghormati pilihan orang lain dengan keyakinannya bahwa pajak itu baik-baik saja dan diterima, kami hanya ingin dihargai dengan keyakinan kami bahwa pajak haram. Sebagaimana kami menghargai pilihan hidup orang yang ingin bekerja kantoran, kami hanya ingin dihargai dengan keyakinan kami bahwa tugas utama perempuan itu di rumah sehingg