Bagaimana Rasanya
Bismillahirrahmanirrahim
Rasanya...
LEGA!
Akhirnya ada sebuah kepastian.
selain Bali Mengaji, hal pertama yang terpikir olehku tentang 'Denpasar' adalah bunga ini |
Sesaat setelah itu, aku melihat sekeliling. Kami saling bertanya satu sama lain.
Air mata pun pecah ketika aku melihat Kinan menangis. Entah apa yang dia tangisi dan entah apa pula yang aku tangisi.
Hal yang aneh, kehilangan Kinan adalah hal yang kemudian aku sadari. Jauh dari Jakarta artinya jauh pula dari dia. Mungkin itulah yang aku tangisi.
Hal yang aneh, kehilangan Kinan adalah hal yang kemudian aku sadari. Jauh dari Jakarta artinya jauh pula dari dia. Mungkin itulah yang aku tangisi.
Yang jelas saat itu, aku hanya bisa memeluknya sambil menangis. Ada relung di jiwaku yang seakan hilang saat itu.
Benar, hilang.
Aku tahu, pindah ke Denpasar artinya akan kehilangan hal yang sangat aku cintai di Jabodetabek ini. Pindah ke Denpasar artinya tak bisa lagi hidup dengan pola yang aku telah nyaman dengannya selama ini.
Aku kehilangannya. Benar, aku kehilangannya.
Rasanya tangis bukan hanya milik kami saja saat itu. Hampir semua menangis, entah ditunjukkan atau tidak, entah karena bahagia atau sedih.
Selesai episode tangis-tangisan, kami pun berfoto. 65 orang kembali dalam satu frame yang sama, BPPK 2017. Masa-masa OJT itu pun berakhir.
Hari semakin sore dan aku ingat bahwa aku ada janji dengan orang. Bergegas aku menuju stasiun kereta.
Kulihat saldo kartu keretaku yang sudah semakin tipis.
Kemudian aku teringat,
"Jadi ini sebabnya aku tidak bisa isi ulang saldo kartu buswayku," ucapku dalam hati.
Beberapa hari terakhir, saldo kartu buswayku nol. Ketika akan mengisi ulang pun, beberapa kali tak berhasil. Mungkin itu adalah salah satu tanda bahwa aku harus meninggalkan Jakarta.
Kehebohan pun mulai terjadi di media sosial. Banyak chat masuk, telepon, dm, dll.
*Ini siapa yang penempatan, siapa yang heboh deh
Aku kembali menghela nafas
"Ma, do'a mu terkabul bukan?" tanyaku pada diri sendiri
Jauh-jauh hari aku telah meminta. Aku ingin jauh dari Bintaro, aku ingin jauh dari kampus, aku tidak ingin di Jabodetabek walau ada bagian kecil dari hatiku yang aku masih ingin di Jabodetabek, dan satu lagi, aku tak ingin jadi Bendahara kantor.
Aku melihat sekeliling.
"Iya, benar, do'a ku terkabul."
Denpasar jauh dari Bintaro jelas, jauh pula dari Jabodetabek.
Dan jika ada pertanyaan mengapa aku tidak penempatan di BDK Jawa? Karena jawabannya adalah formasi yang ada di BDK Jawa adalah formasi bendahara, yang mana yang dibutuhkan di sana adalah anak KBN, bukan anak Akuntansi.
Terkabul kan ma dijauhkan oleh Allah dari formasi bendahara? Iya, benar terkabul.
Do'a yang selama ini aku panjatkan telah dikabulkan.
Hari semakin larut dan fisik semakin lelah. Aku menuju tempat dimana aku tinggal dulu ketika masih OJT di Bintaro.
Malam itu, aku ingin berada disana. Di kamarku dulu. Di tempat yang aku pernah begitu nyaman didalamnya.
"Aku baik-baik aja." Ucapku kepada tiap orang yang sepetinya kasihan melihat aku mendapat penempatan Denpasar.
Aku baik-baik saja dan akan baik-baik saja.
Ada hari esok yang harus aku bangun dan aku temui. Iya, esok, lembar pertama dalam 2019 ku.
Comments
Post a Comment