The Real Definitif

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang


Bogor, 31 Desember 2018

Angin berhembus begitu kencang hari ini. Hari terakhir di tahun ini, kantor begitu sepi, hening, tak bergeming. Ku lihat dua sosok adik BPPK duduk dengan santunnya menunggu Kasubbag TUKH.

Kantin yang tutup membuat kami memutar otak untuk mendiamkan perut kami yang mulai meraung-raung. Pagi itu, kami sedang menunggu jawaban dari pertanyaan kami selama ini. Pertanyaan akan perjalanan hidup yang akan kami tempuh selanjutnya.

Waktu telah menunjukkan pukul 08.30 WIB. Kami bergegas menuju Jakarta, menjemput takdir tersebut. Entah bagaimana rasanya...yang jelas campur aduk. Sedih, susah, sakit selama masa OJT akan segera berakhir. Kenangan manis dan indah selama masa OJT akan berakhir pula.

Aku, Devi, Rifqi, dan Mandon sebelum berangkat ke Jakarta, tanah Ciawi yang begitu kami cintai



Jakarta, 31 Desember 2018

Aku membuka mata dari tidurku selama di perjalanan. Telah sampai di Ibu Kota ruapanya. Hiruk pikuk kota ini, akankah ada ujungnya? Akankah akan ku rindukan nantinya? Aku tidak tahu.

Sekretatiat BPPK adalah saksi bisu rasa cintaku pada organisasi ini. Masa orientasi dan kenangan di dalamnya akan sulit untuk dilupakan. Aku menyusuri sudut demi sudut bagunan. Terlintas banyak hal yang pernah terjadi disini. Senang, sedih, tawa, dan duka, semua telah kami lewati. Setahun.

Waktu satu tahun tidaklah mudah untuk kami lewati. Kami harus rela menjadi yang paling akhir untuk tahu dimana kami ditempatkan. Kami harus rela melihat satu per satu teman kami di instansi lain ditempatkan terlebih dahulu. Satu per satu meninggalkan kami.

Selesai shalat dhuhur, aku bergegas menuju lantai lima. Kulihat Jakarta dari sudut jendela. Entahlah, hanya saja...


aku sudah merasa bahwa aku akan meninggalkan tanah Jawa


Perasaan takut perlahan menghampiri. Takut akan hal yang belum tentu terjadi. Ah, benar. Itulah manusia! Kadang pikirannya terlalu sempit akan hal yang belum terjadi.

Jujur, aku telah menyiapkan diri, jika pun nanti hal yang tak aku inginkan terjadi.

Memangnya, apa hal yang tak kau inginkan itu ma?

Penempatan sejauh mata memandang, Balai Diklat Keuangan Manado.

Satu hal yang aku ingat adalah, jika pun hal itu terjadi, Allah pasti menolongku, pasti. Itu pesan dari Ustadz Nuzul Dzikri dalam sebuah kajian.

"Jangan terlalu memikirkan hal buruk yang belum tentu terjadi. Jika hal buruk tersebut terjadi sekalipun, Allah pasti akan menolog Anda."


Tanah Jawa. Tanah dimana aku lahir dan dibesarkan.
Ada firasat kuat bahwa aku akan meninggalkan tanah ini.

Sebagaimana kita tahu bahwa pola penempatan dan mutasi BPPK yang tidak bisa ditebak, sejak lama aku sudah berusaha menguatkan hati.


Tak berselang lama, acara pun dimulai. Pegawai bagian Kepegawaian pun masuk. Bagian per bagian aku dengar dengan seksama. Rasa takut semakin memuncak dan tak bisa lagi aku tahan.

Rasa takut itu mereda ketika bu Azah menyampaikan pesan-pesannya. Bahwasanya sejauh apapun itu BPPK, kami masih akan lebih beruntung dibanding mereka di unit eselon I lainnya yang memiliki kantor vertikal di seluruh Indonesia.

Aku melihat dia yang ada di sebelahku. Rupanya dia tak kalah takut denganku. Rhistia Dewi.
Seseorang yang telah mengecap manis pahit kehidupan selama setahun di BPPK bersamaku.

Pada akhirnya, saat yang dinanti itu telah datang...

Ku lihat sebuah map bertuliskan namaku,
"Rahma Aziza Fitriana."

Benar, aku tidak salah map kok. Ini benar milikku.

Kami dipersilahkan membuka map tersebut. Baik, sejujurnya aku tidak berani membukanya. Aku menunggu yang lain membuka baru aku akan membuka milikku.

Kulihat Tya telah membuka map miliknya.
"Pusdiklat KNPK."

Lalu aku, bagaimana denganku?

Aku membuka map itu perlahan. Ku buka halaman terakhir
Tertulis..."Balai Diklat..."

"Baiklah, aku benar-benar akan didaerahkan," ucapku dalam hati

"Tapi, Balai Diklat mana?" tanyaku

Aku berusaha memberanikan diri untuk membaca kata setelahnya.

"Denpasar."


Denpasar?

Apa aku tidak salah lihat?

Apa benar ini Denpasar?



Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!