Ramadhan di Bali (part 3)

Bismillahirrahmanirrahim

Masih tentang Ramadhan di Baliii

Kira-kira akan bahas apa ya di part ini? hehe


Masjid Al Akbar Surabaya Sabtu pagi


Sebelum kembali ke bahasan Ramadhan di Bali, ada baiknya kita menyimak hal menarik dibawah ini 👇👇



Bener banget ga sih?

Terkadang atau sering kali, kita cuma diam di tempat, sulit mengambil keputusan

hanya karena

kita sering menimbang dan terus menimbang

pilihan mana yang memberi banyak benefit ketimbang pilihan lainnya.

Padahal,

waktu terus berjalan,

dan jatah usia semakin berkurang.

Dan padahal,

tidak segera mengambil keputusan

membuat langkah terhambat untuk membuat step hidup selanjutnya.

***

Haha, itu sih yang aku alami kemarin jum'at

Antara mau pulang atau engga

Weekend di Surabaya atau di Bali.

Dilema antara ingin pulang kampung dan harga tiket yang bikin kejang-kejang :')

Iya engga iya engga, gitu terus sampai siang.

Dan pada akhirnya, aku memilih...

pulang

dengan tanpa mengabari orang rumah bahwa aku akan pulang.



Tapi sebenernya yang ingin aku garis bawahi adalah tentang melewatkan hal baik.

Iya, melewatkan hal baik.

Aku sangat setuju bahwa ngga segera mengambil keputusan membuat kita melewatkan hal baik yang ada di depan mata kita *haha pengalaman banget

Dan ketika hal baik itu pergi, kita baru menyesal

baru terpikir "Kenapa sih dulu ngga ambil keputusan aja?"

Rasa sesal dengan terus menyalahkan diri sendiri bahwa waktu terus bergulir dan diri masih begini-begini saja karena sulit mengambil keputusan.

"Being adult gini banget ya," kata seorang temen SMA.

Iya, aku setuju, being adult emang gini banget. Pilihan semakin ga mudah dan waktu memilih pun tidak panjang.

Jika terlalu lama berpikir dan menimbang, ada banyak perasaan orang lain yang dikorbankan, termasuk orang tua kita sendiri.

Iya, orang tua.

Orang tua yang ingin melihat hidup kita tertata akan sedih dengan kita yang masih terombang-ambing dengan sulit mengambil keputusan.

Jadii??

Jadi, yaaa welcome to the jungle~

di dunia orang dewasaa

yang mana kita juga harus bisa bersikap dewasa.

Pilih dan bertanggung jawab dengan apa yang telah dipilih.

Pun jika apa yang dipilih itu di kemudian hari akan memberi banyak batu ganjalan dalam hidup kita,

kita harus tetap bertanggung jawab dengan apa yang sudah kita pilih dan membuang jauh-jauh kalimat "Seandainya begini dan seandainya begitu."

***

Cukup deh bahas-bahas pilih dan memilih haha, saatnya bahas Ramadhan di Bali lagii

kali ini adalah tentang ujian apa sih yang paling berat selama puasa di Bali?

Ohiya sebelumnya, aku menulis ini bulan sebagai bentuk keluh kesah kok hehe

cuma ingin berbagi cerita ajaa tentang ujian apa yang kira-kira dihadapi muslim yang berpuasa disinii hehe


Aku rasa, dimana pun puasanya pasti ada ujiannya masing-masing,

entah itu karena urusan kantor

urusan keluarga

bentrok sama temen

ga sepaham sama kolega

dan lain lain~


Apalagi buat yang PMS atau haid, yang emosinya biasanya ngga stabil.


Nah, jadii, selama di Bali, ujian puasa yang paling berat adalaaah

Menjaga pandangan :')

seperti yang kita tahu bahwa Bali adalah daerah wisata dan banyak turis,

berefek dengan banyaknya orang yang ga menutup aurat baik laki-laki maupun perempuan.

Separah apa sii ma?

Menurut ngana? :')

Sampe kalau lagi naik motor dan ada mas-mas yang pake celana pendek, auto pandanganku liat ke atas

padahal lagi nyetir naik motor

piye lek aku nabrak? wkwkwk 😭😭
*Alhamdulillah belum pernah nabrak sih, dan jangan sampe nabrak

Sebenernya aku rada ga masalah sama yang cewek, tapi kalau yang cowok, ku sedih dengan mataku kalau sengaja ga liat,

dan itu bikin elus dada banget.

Itulah kenapa aku ga suka kemana-mana,

karena di jalanan banyak hal yang begitu dan aku ga suka ngeliatnya haha.

Jadi antisipasimu untuk menghindar dari hal yang kek gitu gimana ma?

Jadi yaa sering-sering liat awan, liat pohon, liat tiang listrik kalau lagi di jalan haha.

"Sabar, sabar ini ujian..."


Kadang, kalau ngeliat ummahat atau ustadz disini, aku bertanya dalam hati

"Gimana ya cara mereka survive disini dengan kondisi yang seperti ini?"

Dan dengan melihat mereka, aku jadi semangat

"Oke kalau mereka bisa, aku juga harus bisa menghadapinya."

Nah itu yang pertama,

ujian selanjutnya adalaaah

Denpasar yang suhu udaranya 11 12 sama Surabaya.

Sebenernya aku ga terganggu sama suhu udara yang ga sejuk ini, karena yaa

lahir besar di Surabaya.

Tapi, mungkin bagi yang hombes nya daerah digin akan rada rada terganggu gitu hehe

Solusinya bisa ngadem di tempat-tempat yang adem dan jauh dari pemandangan tak baik :')

Overall sebenernya fine-fine aja kok puasa di Bali,

cuma ya ada ujian itu tadi yang memang harus dihadapi.

Kalau down dan jengkel, inget-inget aja



Dalam kondisi ujian apapun dan dimanapun, inget-inget aja itu, Insyaa Allah jadi lebih mudah menghadapi ujian-ujian yang ada.

***

Sebagai penutup, ada pengingat nih dari rohis SMA duluu, SSKI V Surabaya


Jadi teringat salah satu hadits, kurang lebih isinya



Jikalau memang selama 14 hari ini, banyak kelalaian, kesalahan dan keburukan yang kita lakukan, maka kita bisa memperbaikinya dengan beramal shalih pada hari-hari berikutnya.

Yang terpenting, jangan sampai putus asa dan merasa sia-sia melakukan kebaikan karena teringat dengan keburukan-keburukan yang telah kita lakukan.

Ramadhan begitu sebentar, pintu dilipatgandakan pahala ini ngga lama, kalau ngga dimaksimalkan sekarang, kapan lagi?



Dan oh iya, terakhir banget

jika kamu merasa sedih,

merasa buntu ngga ada jalan keluar

merasa kamu bukan apa-apa dan siapa-siapa

merasa hidupmu hancur luluh lantah

merasa ujianmu sangat berat

ingat ingat ini yaak 👇


Sekiaan

Semangat untuk sisa hari yang ada!

***
Selesai di tulis di Bandara Juanda, 15 Ramadhan 1440H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!