Ramadhan di Bali (final part)
Bismillahirrahmanirrahim
Episode terakhir dari Ramadhan di Balii
Episode kali ini akan membahas tentang Buka Bersama alias Bukber.
Jadi begini, semakin kesini, sesungguhnya aku jadi semakin mengurangi bukber.
Mengapa?
Sayang aja gitu hehe,
kalau berkaca dari pengalaman bukber-bukber yang sudah sudah, biasanya kalau bukber akan susah buat shalat :'(
Terlebih kalau bukbernya di food court mall yang mana tempat shalatnya sempit dan umpel-umpelan.
Ya terlebih kalau bukber kan ketemu temen, dan ketemu temen kan ga bisa semenit dua menit, ga bisa ga ngobrolin kehidupan sekarang dan masa lalu, sayang gitu jadi waktunya.
Gimana ya, menurutku, kumpul mah bisa kapan aja, tapi Ramadhan ga bisa kapan aja.
Iya ga siih?
Kalau kata ustadz Nuzul Dzikri,
"Apa akan kita korbankan shalat, hanya untuk acara-acara yang sesungguhnya duniawi, tetapi dilaksanakan di bulan Ramadhan?"
#dalem
Tapi ya kembali ke orangnya masing-masing, hehe. Siapa tahu kesempatan ketemu kerabat dan temen cuma di bukber, dan siapa tahu dia yang suka bukber ini selalu bisa menjaga shalat tepat waktu dan berjamaah walau dalam keadaan bukber sekalipun. Bahkan ga itu aja, siapa tahu si suka bukber ini pun tetep menjaga shalat tarawih.
***
Berbicara tentang bukber, kemarin Rabu ada bukber kantor, dan karena isi kantor cuma secuil, maka pasti ketauan deh kalau ga ikutan hehe.
Nah, Alhamdulillah tempat bukbernya bikin terharu deh~
Mengapa?
Karena orang-orang kantor pilih bukber di Abu Nawas, tempat makan baru dan itu deket banget dari tempat tinggal saya :')
Secara tempat oke,
secara makanan oke,
secara harga juga oke karena mungkin masih soft opening ya hehe,
daan yang paling penting
tempat shalatnya oke bangeet!!
luas banget :')
dan terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Karena di dalam tempat shalat ada yang lagi shalat, jadi ngga bisa aku fotoin dalemnya hehe, mohon maaf.
Itu sih intinya, kalau mau cari tempat bukber di Bali, Abu Nawas recommended banget!
***
Sebenernya hampir tiap hari aku ikutan bukber kok hehe
Lho kontradiksi banget sama kata-kata diatas (?)
Iya, sebagai anak kos, kan ngga enak ya kalau buka sendiri, jadi aku lebih suka buka di masjid, dan yang paling sering, di masjid GKN.
Bahagia yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Rasanya, seneng banget, sambil nunggu buka puasa lihat anak-anak belajar ngaji.
Karena aku suka mengamati, banyak banget hal yang bisa aku pelajari dari mengamati mereka.
Cinta seorang ayah untuk melihat perkembangan tahsin anaknya,
kamu tahu? ayah ini sebelumnya minta maaf kepada sang guru karena baru bisa mendampingi anaknya saat itu, karena sistem belajar di masjid tersebut, seorang anak tidak bisa ikut ujian kenaikan jilid jika orang tuanya tidak mendampingi anaknya ujian, hal itu untuk melihat perkembangan tahsin anaknya.
Heart touching.
Kita ngga tau, mungkin si bapak begitu sibuknya sampai baru bisa menemani anaknya saat itu, saat ketika teman-teman yang lain sudah ikut ujian dan dia belum.
Dan di sela-sela kesibukan itu, si bapak akhirnya bisa mendampingi anaknya agar anaknya sama dengan yang lain,
pasti, aku yakin, pasti, si bapak menginginkan yang terbaik untuk anaknya, menginginkan anaknya sama baiknya dengan anak yang lain, menginginkan anaknya bisa mendapat fasilitas dan kesempatan yang sama dengan yang lain.
Ngga cuma itu,
dari mengamati mereka-mereka ini, aku jadi belajar betapa sabarnya seorang ibu dalam menghadapi anaknya.
Ada yang ngambek,
ada yang minta ini minta itu,
ada yang manja,
ada yang lari-lari,
ada yang nangis, dll.
Entahlah.
Yang jelas, bahagia banget punya kesempatan untuk menyaksikan mereka, terlebih jadi punya temen-temen baru di Balii, dan itu anak-anak kecil hehe.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Bali yang dulu menyeramkan, perlahan telah memiliki ruang di relung hatiku untuk bisa dikatakan 'nyaman'.
Sama seperti Bintaro dan Ciawi yang telah menjadi bagian indah dalam hidup.
Sebagai penutup, sayang banget nih kalau ngga ditonton sampai habis 👇👇
Sangat-sangat menampar sekalii :')
***
Semangat untuk 10 hari terakhir!
Jangan lupa baca do'a ini ya 👇
Selesai ditulis di tanah Bali tercinta, 21 Ramadhan 1440H
Episode terakhir dari Ramadhan di Balii
Sore hari di salah satu sudut Pulau Bali |
Episode kali ini akan membahas tentang Buka Bersama alias Bukber.
Jadi begini, semakin kesini, sesungguhnya aku jadi semakin mengurangi bukber.
Mengapa?
Sayang aja gitu hehe,
kalau berkaca dari pengalaman bukber-bukber yang sudah sudah, biasanya kalau bukber akan susah buat shalat :'(
Terlebih kalau bukbernya di food court mall yang mana tempat shalatnya sempit dan umpel-umpelan.
Ya terlebih kalau bukber kan ketemu temen, dan ketemu temen kan ga bisa semenit dua menit, ga bisa ga ngobrolin kehidupan sekarang dan masa lalu, sayang gitu jadi waktunya.
Gimana ya, menurutku, kumpul mah bisa kapan aja, tapi Ramadhan ga bisa kapan aja.
Iya ga siih?
Kalau kata ustadz Nuzul Dzikri,
"Apa akan kita korbankan shalat, hanya untuk acara-acara yang sesungguhnya duniawi, tetapi dilaksanakan di bulan Ramadhan?"
#dalem
Tapi ya kembali ke orangnya masing-masing, hehe. Siapa tahu kesempatan ketemu kerabat dan temen cuma di bukber, dan siapa tahu dia yang suka bukber ini selalu bisa menjaga shalat tepat waktu dan berjamaah walau dalam keadaan bukber sekalipun. Bahkan ga itu aja, siapa tahu si suka bukber ini pun tetep menjaga shalat tarawih.
***
Berbicara tentang bukber, kemarin Rabu ada bukber kantor, dan karena isi kantor cuma secuil, maka pasti ketauan deh kalau ga ikutan hehe.
Nah, Alhamdulillah tempat bukbernya bikin terharu deh~
Mengapa?
Karena orang-orang kantor pilih bukber di Abu Nawas, tempat makan baru dan itu deket banget dari tempat tinggal saya :')
Konsepnya timur tengah gitu |
Gerbang depan |
Penataannya bagus |
Secara tempat oke,
secara makanan oke,
secara harga juga oke karena mungkin masih soft opening ya hehe,
daan yang paling penting
tempat shalatnya oke bangeet!!
luas banget :')
dan terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Pemandangan di sebelah tempat shalatnya |
Itu sih intinya, kalau mau cari tempat bukber di Bali, Abu Nawas recommended banget!
***
Sebenernya hampir tiap hari aku ikutan bukber kok hehe
Lho kontradiksi banget sama kata-kata diatas (?)
Iya, sebagai anak kos, kan ngga enak ya kalau buka sendiri, jadi aku lebih suka buka di masjid, dan yang paling sering, di masjid GKN.
Yang aku nanti-nanti kalau pulang kantor |
Kalau ini versi anak-anak cowoknya |
Bahagia yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Rasanya, seneng banget, sambil nunggu buka puasa lihat anak-anak belajar ngaji.
Karena aku suka mengamati, banyak banget hal yang bisa aku pelajari dari mengamati mereka.
Seperti ini contohnya |
Cinta seorang ayah untuk melihat perkembangan tahsin anaknya,
kamu tahu? ayah ini sebelumnya minta maaf kepada sang guru karena baru bisa mendampingi anaknya saat itu, karena sistem belajar di masjid tersebut, seorang anak tidak bisa ikut ujian kenaikan jilid jika orang tuanya tidak mendampingi anaknya ujian, hal itu untuk melihat perkembangan tahsin anaknya.
Heart touching.
Kita ngga tau, mungkin si bapak begitu sibuknya sampai baru bisa menemani anaknya saat itu, saat ketika teman-teman yang lain sudah ikut ujian dan dia belum.
Dan di sela-sela kesibukan itu, si bapak akhirnya bisa mendampingi anaknya agar anaknya sama dengan yang lain,
pasti, aku yakin, pasti, si bapak menginginkan yang terbaik untuk anaknya, menginginkan anaknya sama baiknya dengan anak yang lain, menginginkan anaknya bisa mendapat fasilitas dan kesempatan yang sama dengan yang lain.
Ngga cuma itu,
dari mengamati mereka-mereka ini, aku jadi belajar betapa sabarnya seorang ibu dalam menghadapi anaknya.
Ada yang ngambek,
ada yang minta ini minta itu,
ada yang manja,
ada yang lari-lari,
ada yang nangis, dll.
Entahlah.
Yang jelas, bahagia banget punya kesempatan untuk menyaksikan mereka, terlebih jadi punya temen-temen baru di Balii, dan itu anak-anak kecil hehe.
Lagi semangat ngaji |
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Bali yang dulu menyeramkan, perlahan telah memiliki ruang di relung hatiku untuk bisa dikatakan 'nyaman'.
Sama seperti Bintaro dan Ciawi yang telah menjadi bagian indah dalam hidup.
Sesuatu menjadi lebih indah ketika telah kehilangannya |
Sebagai penutup, sayang banget nih kalau ngga ditonton sampai habis 👇👇
Sangat-sangat menampar sekalii :')
***
Semangat untuk 10 hari terakhir!
Jangan lupa baca do'a ini ya 👇
Selesai ditulis di tanah Bali tercinta, 21 Ramadhan 1440H
Comments
Post a Comment