Kisah Bertugas di SPMB PKN STAN 2019 Hari Pertama

Bismillahirrahmanirrahim

Pagi ini kulajukan sepeda motorku menuju Gedung Keuangan Negara, lebih pagi dari biasanya.

Melalui jalan Imam Bonjol, lanjut ke Teuku Umar, dan jalanan seperti biasa yang aku lewati.

Hari ini adalah hari pertama SPMB PKN STAN 2019.


Diambil kemarin sebelum beranjak pulang


Dalam perhelatan akbar ini, aku ditugaskan sebagai salah satu pengawas.

Kulakukan tugas sebagaimana mestinya. Memastikan peserta duduk dengan benar, membagi kertas buram, memeriksa peserta perempuan, dll.

Mungkin suatu hari, akan menjadi hal yang indah untuk dikenang


Proses seleksi pun juga berjalan sebagaimana mestinya, tidak ada masalah yang berarti baik di dalam maupun di luar ruang ujian.

Ketika matahari nulai meninggi



Tetapi sesungguhnya,

aku sudah menduga,

dalam perhelatan akbar ini,

akan ada hal yang membuat aku sulit menahan rasa iba.

---

Seteleh sesi satu selesai, aku melihat segerombolan anak SMA berdiri di luar aula.

Ada seorang anak laki-laki yang ditepuk-tepuk punggungnya oleh temannya tanda temannya sedang berusaha membesarkan hati.

Ada seorang anak perempuan menangis dengan berusaha mengusap air matanya.



---

Di sisi yang berbeda, aku melihat wajah banyak orang tua yang harap-harap cemas.

Melihat baris demi baris live score dari monitor yang kami sediakan di luar.

Berharap anaknya keluar dengan wajah gembira dan bahagia.

"Ga kebayang dulu perasaan ibuku gimana," gumamku dalam hati.


Entahlah. Hanya saja, hari ini aku melihat begitu banyak wajah orang tua yang mengkhawatirkan anaknya.

Aku melihat begitu banyak orang tua yang menyisihkan waktu untuk melihat anaknya berjuang.

Aku melihat orang tua yang memeluk pundak anaknya seraya berkata, "Ngga apa-apa," tanda ia berusaha membesarkan hati anaknya.

Aku yakin, tiap orang tua menyayangi anaknya.

Aku yakin tiap orang tua akan berusaha men-support anaknya, apapun yang terjadi, baik gagal, maupun berhasil.


Maka, ingin kuucapkan terimakasih pada ibuku tersayang yang sudah menjadi orang paling pertama yang selalu ada untuk men-supportku.

Menyisihkan waktu untuk membersamaiku.

Menjadi orang yang selalu meyakinkanku bahwa pasti ada jalan terbaik tiap kegagalan yang aku temui.

Makasih ibuk udah menjadi alasanku untuk berusaha jadi yang terbaik di kelas.

Menjadi sebab utamaku mengapa aku harus bertahan dan ngga boleh DO!

Membuat aku berjanji untuk membuat ibuk menangis bangga untuk membayar semua lelah yang telah ibuk tanggung.

I love you mom, more than you know.


---

Ditulis di GKN I Denpasar dan diselesaikan di Pemecutan Kelod, akhir bulan Syawal 1440H.

Comments

Popular posts from this blog

Resign untuk Kedua Kalinya

Alasan BB Hafshah Stuck Berbulan-bulan

Mendidik Tidak Mendadak - Ustadz Abdul Kholiq Hafidzahullah

Bukan Sekedar Pindah ke Kontrakan

Sistem Sekolah: Dulu Tidak Ada Yang Memberitahu Aku Tentang Ini