Mau Kemana?

Bismillahirrahamanirrahim

Sabtu lalu, tepat setelah aku membuka pintu kendaraan yang aku tumpangi, ada seseorang yang bertanya kepadaku,

"Teh, badhe kamana?"

Badhe kamana.

Pertanyaan yang sudah cukup lama tidak aku dengar.

---

"Ma, pasti kita akan ditanya tentang kelebihan-kelebihan yang Allah beri kepada kita, kita akan ditanya tentang potensi yang Allah titipkan ke kita," kata Chae menasehatiku.

Jum'at lalu di BPPK Purnawarman, setelah pelatihan selesai.


Nasehat itu bermula dari keresahanku. Keresahan akan pecapaian duniawi yang sesungguhnya tidak aku inginkan tapi saat itu sedang aku iri-kan.

Mengapa aku memilih Chae untuk mempercayakan curhatan tersebut?

Aku rasa adalah karena

kami satu pemahaman.


Dalam masalah kajian dan usaha untuk tinggal di rumah, kami benar-benar satu pemahaman.

---

Setelah mendengar nasehat dari Chae,

aku pun berpikir bahwa

memang benar,

aku akan ditanya tentang potensi yang Allah beri kepadaku,

aku akan ditanya tentang kelebihan yang Allah beri.


Adakah aku telah memaksimalkan upaya untuk mempertanggungjawabkan potensi itu?

Secara jujur, aku rasa jawabannya adalah

belum.

---

Mungkin nanti, kita akan merindukan saat-saat bersama seperti ini


Aku jadi teringat pembicaraan dengan Kinan beberapa waktu lalu,

pembicaraan ini merupakan cuplikan dari kajian yang Kinan dengar,

"Hal yang membuat kita ngga ngapa-ngapain hari ini adalah karena kita ngga punya tujuan mau apa untuk besok."

So true.

Ibarat kata, seperti saat aku menulis ini,

mengapa saat ini aku ada di bandara, karena aku punya tujuan mau kembali ke Bali.

Stepnya jelas,

langkahnya ada,

karena tahu tujuannya,

tahu mau kemana.

---

"Kin, dulu di tahun 2015, ada seminar Ekonomi Islam di gedung G, diadain sama SAFF," kataku kepada Kinan kemarin malam,

perbincangan kemarin malam memang cukup seru karena kami membahas tentang perekonomian negara, Kementerian Keuangan, dan muamalah sesuai syariat.

"...dan aku inget Kin, salah seorang pembicara bilang gini,

'Sebab mengapa kalian ada di sini saat ini, mungkin adalah karena kalian yang akan memajukan Ekonomi Islam.'"

"Aku yang waktu itu masih belum nyaman di STAN, masih semester 2 seingetku, jadi sedikit berubah pemikiran dan tiba-tiba termotivasi untuk mewujudkan itu."

Jujur, saat itu, setelah mendengar itu, aku jadi punya alasan lain, mengapa aku harus ada di STAN.

"Mungkin bener Kin, rasanya memang ngga ada pencapaian duniawi yang aku inginkan saat ini,

DIV pun aku ngga ingin,

S2 luar negeri apalagi."


"Dan mungkin, ada hal lain yang harus aku selesaikan,

belajar muamalah syariah ini (salah satu) jawabannya."

---


Thanks Hana dan Kinan

Semoga ketika kita bertemu kembali,

kita akan terlibat dalam diskusi mengasyikan tentang progres memperbaiki hidup kita masing-masing.

---

Selesai ditulis di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta,

masih cukup pagi, pukul 05.54 WIB

26 Dzulqodah 1440H

28 Juli 2019

---

28 Juli 6 tahun yang lalu juga di Bandara yang seingatku sama,

memutuskan untuk meninggalkan Universitas Indonesia,

semoga Allah selalu membimbing setiap keputusan yang aku pilih, Aamiin.

Akankah akan kembali kesana?


Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!