Ikhlas
Bismillahirrahmanirrahim
Ikhlas itu...
mudah diucapkan, tetapi nyatanya
sulit dilakukan.
Pun bahkan ketika kita meng-klaim bahwa kita ikhlas dengan apa yang terjadi,
kadang perasaan kecewa, sedih, marah, tidak terima itu muncul lagi.
Ikhlas itu memang seperti SBMPTN.
Harus banyak latihan supaya berhasil.
Kalau memang sedih, ya sudah, akui saja bahwa diri memang lemah,
akui saja bahwa memang ada bagian dari lubuk hati yang masih tidak terima,
akui bahwa diri memang tidak sempurna untuk bisa dikatakan "sudah menerima".
---
Tidak semua kenangan harus kita bawa.
Terlebih hal yang dulu manis dan kini begitu pahit.
Sekali lagi, tak perlu kau tanyakan mengapa dan mengapa,
karena ini semua adalah jalan yang memang harus kau lalui.
Tak perlu juga kau bandingkan kisahmu dengan mereka yang disana,
karena kamu dan mereka berbeda.
Kalau ingin menangis, ya sudah menangis aja.
Kamu tidak dituntut untuk pura-pura tegar,
pun juga tidak dituntut untuk pura-pura kuat.
Dear self, I do know,
ada banyak memori yang masih mengendap di ubun-ubun kepalamu,
pun kamu juga tidak tahu bagaimana cara menghapus memori itu,
sabar..
dan minta tolong-lah kepada Allah yang Maha Menguasai.
Dia menguasai memorimu, Dia menguasai apa yang ada pada dirimu.
Mintalah dan terus minta untuk dibuat ikhlas, minta agar tiap memori yang masih membuatmu sakit sampai detik ini menjadi hal yang bisa kau lepaskan untuk pergi dari ingatan.
You deserved to be happy!
23 years old and still counting,
kamu tidak tahu bukan di angka berapa kamu akan terhenti?
Jika besok tiba-tiba kamu 'pulang', akan sangat disayangkan jika semua belum kamu ikhlaskan.
Ikhlas ya...
dicoba terus dan terus.
---
Denpasar, Bali
27 Dzulhijjah 1440H.
Ikhlas itu...
mudah diucapkan, tetapi nyatanya
sulit dilakukan.
Pun bahkan ketika kita meng-klaim bahwa kita ikhlas dengan apa yang terjadi,
kadang perasaan kecewa, sedih, marah, tidak terima itu muncul lagi.
Ikhlas itu memang seperti SBMPTN.
Harus banyak latihan supaya berhasil.
Kalau memang sedih, ya sudah, akui saja bahwa diri memang lemah,
akui saja bahwa memang ada bagian dari lubuk hati yang masih tidak terima,
akui bahwa diri memang tidak sempurna untuk bisa dikatakan "sudah menerima".
---
Tidak semua kenangan harus kita bawa.
Terlebih hal yang dulu manis dan kini begitu pahit.
Sekali lagi, tak perlu kau tanyakan mengapa dan mengapa,
karena ini semua adalah jalan yang memang harus kau lalui.
Tak perlu juga kau bandingkan kisahmu dengan mereka yang disana,
karena kamu dan mereka berbeda.
Kalau ingin menangis, ya sudah menangis aja.
Kamu tidak dituntut untuk pura-pura tegar,
pun juga tidak dituntut untuk pura-pura kuat.
Dear self, I do know,
ada banyak memori yang masih mengendap di ubun-ubun kepalamu,
pun kamu juga tidak tahu bagaimana cara menghapus memori itu,
sabar..
dan minta tolong-lah kepada Allah yang Maha Menguasai.
Dia menguasai memorimu, Dia menguasai apa yang ada pada dirimu.
Mintalah dan terus minta untuk dibuat ikhlas, minta agar tiap memori yang masih membuatmu sakit sampai detik ini menjadi hal yang bisa kau lepaskan untuk pergi dari ingatan.
You deserved to be happy!
23 years old and still counting,
kamu tidak tahu bukan di angka berapa kamu akan terhenti?
Jika besok tiba-tiba kamu 'pulang', akan sangat disayangkan jika semua belum kamu ikhlaskan.
Ikhlas ya...
dicoba terus dan terus.
---
Denpasar, Bali
27 Dzulhijjah 1440H.
Comments
Post a Comment