Demonstrasi dan Hal yang Dilupakan

Bismillahirrahmanirrahim

Sejujurnya ingin diam saja, tetapi lama-lama, ngga tahan juga buat ngga menyampaikan tentang ini.

Baiklah, kalau mau baca, bacalah sampai akhir, jangan baca setengah-setengah.

Semoga Allah melindungi negeri kita ini.

Diambil hari Ahad lalu, di antara Surabaya-Bali, ketika suasana hati belum seperti hari ini

Coba renungkan

Sebelum membaca cerita di bawah, aku ingin bertanya

apakah dengan jalan demonstrasi

yang mana sudah pasti ada ikhtilat laki-laki dan perempuan

dan mungkin saja keluar kata-kata buruk atau perbutan buruk yang terpancing karena emosi jiwa muda

dan mungkin saja meninggalkan shalat tepat pada waktunya

apakah dengan cara itu Allah ridha?

apakah dengan cara itu perbaikan dilakukan?

terlebih bagimu wahai perempuan,

apakah secara fitrah kamu setuju bahwa kamu ikut turun ke jalan? Dalam Islam kamu dimuliakan, kamu dilindungi, tempatmu bukan di jalanan.


Padahal kita tahu ada cara yang lebih baik,

yaitu dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah dan mendoakan negara dan para pemimpin kita.


Inilah masalahnya!

Kita ini kurang sabar,

menganggap do'a adalah cara yang lama untuk membuahkan hasil yang nyata.

Padahal itu tidak lain hanya logika kita sebagai manusia,

dan padahal do'a adalah senjata terbaik.


Coba renungkan juga

---

Pertemuan kurang lebih 5 menit yang mengesankan

Barusan tadi sekitar pukul 14.30 saya turun dari gedung lantai 9 di UINSA, di lift saya bertemu dengan seorang lelaki yang memakai jas hitam, celana hitam dan berdasi (tentunya dia isbal), kulitnya kuning agak sawo matang, , saya lihat tampangnya tampang arab asli, saya sempat menduga dia dari Saudi atau Yaman....ane samperin...assalaamu'alaikum, kefhalak?

Dia jawab sambil tersenyum dan dengan wajah bersahabat: wa'alaikumussalam warahamtullah wabrokatuh..alhamdulillah Thoyyib. enta awwal indunisiin roaituhu bil lihyah... (Anda orang indonesia pertama kali yang saya lihat memakai jenggot)

Kemudian ane tanya, min wen enta? (Anda dari mana)? Dia bilang dari Libiya.

Kemudian saya tanya lagi dari kota mana? Tripoli apa Benghazi?

Dia menyebutkan nama kota yang sulit disebut dan sulit diingat 😊

Terus dia bertanya balik, kenapa Anda di sini? Ana jawab: ana tholib dukturoh...

Selajutnya ane yang tanya,  kef khobar libiya? (Bagaima kabar libiya)
Dia bilang Faudho...faudho
... (kacau...kacau)

Ketika kami sampai di lantai dasar, dia menjabat tangan ane dan menngajak keluar lift tanpa melepas jabat tangan..

Di depan lift, beliau berkata dengan wajah serius:

يا أخي أوصيك بوصية... فإن بلدكم بلد آمن و شعبه جميل لطيف متواضع .... احفظ الأمن ، بدون الأمن لا يوجد أي شيء، أنا أحب تربة هذا البلد والله لو هناك من أراد شرا بهذا البلد فأنا ممن يدافع عن هذا البلد... أهل ليبيا يظنون أن بعد سقوط قذافي يصبحون أغنياء و تتحسن الأحوال ... ولكن الواقع الآن..فوضي...ذهب الأمن وأصبحوا فقراء...وارتفعت الأسعار....ارتفع  سعر السكر، والأرز ....و....و....و....

Ya akhi, aku nasehatkan kepadamu sebuah nasehat....

sesunghuhnya negeri ini adalah negeri yang aman, penduduknya baik, lembut dan rendah hati, jagalah keamanan negeri ini, tanpa nikmat aman tidak akan ada lagi sesuatu, saya mencintai tanah negeri Indonesia, demi Allah jika ada yang menginginkan kejelekan bagi negeri ini maka aku termasuk orang yang membela negeri ini....

Bangsa Libiya menyangka bahwa setelah jatuhnya QADAFI mereka akan menjadi kaya, dan keadaan akan berubah menjadi lebih baik....akan tetapi realita sekarang yang terjadi hanyalah kekacauan....hilang rasa aman, mereka menjadi orang-orang fakir miskin, harga-harga naik...harga gula naik, harga beras naik dan dan dan ....

Dia ngomong terus...ane ndak dikasih bicara....😊

Terus ane bilang....

صحيح لذلك أنا لا أحب دعاة الثورات والمظاهرات...

Benar ucapan Anda...maka dari itu ane juga tidak senang dengan para penyeru revolusi (pemberontakan) dan kerusuhan (demonstrasi).

Dia berkata:

نعم... كل هذه الأشياء ملعونة.....نعم قذافي فيه ظلم...أو قيل أنه طاغوت... ولكن الواقع الآن شر من قبل.

Ya benar, semua itu terkutuk,...benar.... mungkin Qadafi dzalim, atau dikatakan dia thoghut tapi realita sekarang jauh lebih jelek dari sebelumnya....

Terus Ane bilang ke dia:  Idzan nahjuka mitsl nahji fi hazhihil qodhiyyah...(berarti cara berfikir Anda seperti cara fikir saya dalam masalah ini).

Sebelum berpisah ane tanya dia....ismukal kariim? Siapa nama Anda?

Dia bilang: Muhammad Osama..

Terus setelah itu dia tak henti-henti mendoakan ane, berulang-ulang....seperti kebiasaan orang arab lainnya sebelum berpisah...

ane pun balik jawab dan saling mendoakan...

Ane katakan....

نلتقي مرة أخرى في هذا المكان وإلا فسنلتقي في الجنة... ان شاء الله.....

Semoga kita akan bertemu lagi di tempat ini...jika tidak maka kita akan bertemu di surga kelak...Insyaa Allah...

Dia mengamini sambil tersenyum...lalu kita berpisah...

____€€€€€€___________

Ketika di perjalanan dan berhenti di lampu merah...ane berfikir,  kenapa ya dia tadi kok sempat-sempatnya ngejak ngobrol di depan lift...

Mungkin alasannya dua:

1. Seneng ada yang bisa diajak ngobrol pake bahasa Arab...meskipun bahasa saya pas-pasan.

2. Atau mungkin dia mengira ane termasuk yang sependapat dengan kaum "revolusioner" karena melihat jenggot ane......😊

Wallahu a'lam.

Surabaya, 6 Rabi'ul akhir 1438 H/6 Januari 2017
Di teras Masjid al-Aziz..Tenggilis Utara.

Akhukum fillah:
Fadlan Fahamsyah

---

Ditulis oleh Ustadz Yulian Purnama

Menghadapi kezaliman penguasa, dijelaskan sikap yang benar secara ringkas namun padat dan komplet dalam hadits ini!

Dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ستكونُ أمراءُ . فتعرفونَِ وتُنْكرونَ . فمن عَرِف بَرِئ . ومن نَكِرَ سَلِمَ . ولكن من رَضِي وتابعَ قالوا : أفلا نقاتلهُم ؟ قال : لا . ما صلوا

“Akan ada para pemimpin kelak. Kalian mengenal mereka dan mengingkari perbuatan mereka. Siapa yang membenci kekeliruannya, maka ia terlepas dari dosa. Siapa yang mengingkarinya, maka ia selamat. Namun yang ridha dan mengikutinya, itulah yang tidak selamat”. Para sahabat bertanya: “Apakah kita perangi saja pemimpin seperti itu?”. Nabi menjawab: “Jangan, selama mereka masih shalat” (HR. Muslim no. 1854).

Maka sikap yang benar terhadap kezaliman yang dilakukan penguasa adalah
* Tidak boleh setuju terhadap kezaliman, wajib membenci kezaliman tersebut
* Wajib mengingkari kezaliman, sesuai kemampuan dan dengan cara yang dibenarkan syariat
* Orang yang setuju dan ridha pada kezaliman, ikut berdosa
* Namun tetap tidak boleh melawan dan memberontak

Semoga Allah memberi taufik

**

---


Siapapun kamu, tolong

tolong sekali

jagalah keamanan negeri ini

dan pakailah cara yang Allah ridhai.



Ditulis di sini, dalam keadaan sangat kecewa pada mereka yang mengatasnamakan perbaikan, tetapi memakai cara yang tidak sepantasnya.

Dan paling kecewa kepada para akhwat yang setuju dan bangga untuk turun ke jalan.


Denpasar, Bali, 25 Muharram 1441H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!