Kekeliruan ketika Menyambut Bayi Lahir (Bag. 2)

Bismillahirrahmanirrahim

Kajian ke-13 ini masih membahas tentang kesalahan ketika menyambut anak yang lahir.

---

🍃🍃🍃

Diantara kesalahan tersebut adalah menyebarkan berita gembira atas kelahiran anak laki-laki saja, tidak untuk anak perempuan.

Ini termasuk kebiasaannya orang-orang Jahiliyah terdahulu yang diperangi oleh Islam.

Allah سبحانه و تعالى berfirman ketika menyifati perilaku perbuatan ini:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

(58) "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah."

يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

(59) "Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." [QS. An Nahl : 58 – 59]

Terkadang ada sejumlah orang pandir yang bersikap berlebihan di dalam hal ini. Mereka marah kepada istrinya karena hanya melahirkan anak perempuan saja. Bahkan sampai menceraikan mereka karena hal ini, padahal apabila orang pandir ini punya sedikit akal saja, urusan (penentuan jenis kelamin laki-laki atau perempuan) ini dari awal sampai akhir berada di tangan Allah سبحانه و تعالى saja.

Allah lah yang bisa memberi dan menghalangi, sebagaimana firman-Nya:


لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

(49) "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki,"

أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا ۖ وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

"atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
[QS. Asy Syuro: 49 – 50]

Penulis mengatakan, "Kami memohon kepada Allah petunjuknya bagi segenap kaum muslimin."

from @mothergood.ly

---

🌾🌾🌾

Allah سبحانه و تعالى pencipta segala sesuatu. Tidak boleh mempertanyakan perbuatan Allah. Tidak boleh kita menggugat dengan berkata, "Mengapa anak saya perempuan?" atau bentuk gugatan lain atas hal yang terjadi pada kehidupan kita.

Allah سبحانه و تعالى memberi kita fitrah, diantaranya untuk berkasih sayang

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." [QS. Ar Ruum: 21]

Laki-laki dan perempuan memiliki keistimewaan masing-masing. Maka dari itu, ketika Allah memberi anak laki-laki ataupun perempuan, itu adalah anugerah dari Allah. Bukan aib ketika memiliki anak perempuan.


---



Islam begitu memuliakan wanita. Di zaman jahiliyah anak perempuan dikubur hidup-hidup. Bahkan apabila mereka mendengar bahwa istri mereka mengandung anak perempuan, wajahnya merah pertanda dia marah.

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar." [Al Isra’: 31]

Para pembunuh bayi perempuan, akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat,

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ
(8) "dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,"

بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ
(9) "karena dosa apakah dia dibunuh,"


Abdullah Ibnu Abbas ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata,

“ الْمَوْءُودَةُ= bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup.”

Kemudian datanglah Islam untuk menyelamatkan wanita.

“Sesungguhnya wanita-wanita itu adalah saudara para laki-laki.”

Khalifah Umar pernah mengatakan, “Demi Allah! Kami dulu di zaman jahiliyah merendahkan wanita, sampai Allah muliakan dan mengangkat derajat wanita.”

Agama kita adalah agama yang memuliakan anak-anak perempuan.

---

🌻🌻🌻

Ada prinsip dalam mendidik anak perempuan:

🌿 Tidak boleh membeci anak-anak perempuan

Bahkan Islam memuliakan wanita, Islam menghormati wanita. Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda,

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu* dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup." [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 10/405 No. 5975) Muslim No. 1715 912)]

*Ibu laki-laki atau perempuan? Jelas perempuan. Ini adalah bukti bahwa Islam mengangkat derajat wanita.

Rasulullah صلى الله عليه و سلم ketiaka ditanya oleh sahabat, “Wahai Rasulullah, siapa diantara kedua orang tuaku yang harus lebih aku berbuat baik kepadanya?”

Beliau berkata, “Ibumu” sampai tiga kali.

Wanita memiliki tiga hal yang tidak dimiliki oleh seorang bapak di usia awal kehidupan seorang anak:

🌱 Ibu yang mengandung kita. Allah titipkan kita di dalam lahir ibu kita

🌱 Ibu yang melahirkan dengan risiko nyawanya sendiri

🌱 Ibu yang menyusui.



🌿 Yang kedua adalah mengakui hak-hak anak perempuan yang diakui oleh syari’at.

Diantaranya adalah berbuat adil di dalam menafkahi, memberikan warisan, memberikan kesempatan untuk belajar, dll.

"Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengutamakan anak laki laki, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga”. [HR Abu Daud]


🌿 Harus bersabar di dalam mendidik anak-anak perempuan

Karena datang sejumlah Riwayat dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم contohnya hadits dari Ibunda ‘Aisyah رضي الله عنها

“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu  aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” [H.R Muslim 2630]

Di dalam hadits yang lain, Ibunda 'Asiyah berkata, “Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” [H.R Muslim 2629]

Salah satu hal yang dapat dipelajari adalah, Rasulullah صلى الله عليه و سلم suka mendengar curhatan istrinya. Nabi mendengarkan dengan seksama, tidak memotong pembicaraan Ibunda ‘Aisyah,

Bukan hal yang heran jika melihat hal yang demikian, karena itulah seorang ibu.


مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ، وَأَطْعَمَهُنَّ، وَسَقَاهُنَّ، وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat."
[HR. Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth]

---

Laki-laki dan perempuan berbeda, maka pendidikan bagi mereka pun juga berbeda.

Mulai dari pemberian nama, ketentuan ‘aqiqah, mencukur rambut, dll.

Anak perempuan yang sudah baligh, wajib untuk menutup aurat. Karena setiap kali perempuan keluar, maka syetan akan semakin memperindah perempuan itu.

---

Betapa banyak kaum feminis, liberalis, orientalis,

mereka mengaku membela hak-hak wanita tetapi mereka lah yang merusak fitrah wanita tersebut.

Mereka membuat wanita keluar dari rumah, keluar dari kewajiban mendasarnya.

Mereka membuat wanita merasa malu dengan sebutan "Ibu Rumah Tangga".


---

🍃🍃🍃

Kesalahan berikutnya dalam menyambut anak yang lahir adalah memberikan nama-nama yang tidak pantas.

Al Khazan = kesedihan, murrah = pahit, sampai-sampai saat wabah seperti ini memberikan namanya Dewi Corona.

Demikian juga memberi nama-nama popular dari para penyanyi. Harusnya kita malu sebagai Muslim, bukan bangga, jika anak kita dinamai dengan nama para penyanyi.

Seseorang akan dibangkitkan dengan orang yang dicintainya, jika anak kita diberi nama mereka kemudian anak menjadi kagum dan mencintai tokoh tersebut, maukah kita jika anak kita dibangkitkan dengan mereka?

---

Umar pernah berkata mengenai hak-hak anak, hendaknya memilih Ibu yang baik, memilih nama yang baik, dan diajarkan Al Quran.

Rasulullah صلى الله عليه و سلم mengatakan, “Sesungguhnya nanti kalian dibangkitkan di hari kiamat dan kalian akan diseru nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama anak-anak kalian."

Bukankah kita akan merasa malu, Muslim dibangkitkan di hari kiamat dengan nama-nama yang buruk?

---

Di antara kesalahan dalam memberi nama adalah memundurkan pemberiannya melewati 7 hari.

Memang nama dalam agama kita bisa menjadi sebab sebagai bentuk tafaul atau keoptimisan, tetapi tidak perlu harus mengikuti weton, menentukan nama bayi pada hari-hari tertentu.

---

🍃🍃🍃

Kesalahan berikutnya dalam menyambut bayi baru lahir adalah tidak melakukan aqiqah.

Tidak melakukan aqiqah di sini bukan karena tidak punya uang, tetapi karena bakhil.

Bukankah apabila kita mencintai Rasulullah maka kita akan mengikuti tuntunannya? Tuntunan beliau pasti membawa kebaikan.

Kemudian di antara kesalahan dalam aqiqah adalah tidak sesuai dengan bilangannya. Memang aqiqah sah, tetapi lebih utama mengikuti tuntunan Rasulullah صلى الله عليه و سلم

 ---

🍃🍃🍃

Kesalahan berikutnya ketika menyambut anak yang lahir adalah menunda-nunda khitan.

Ada yang menunda-nunda khitan pada usia baligh. Ini adalah tradisi jahiliyah yang melakukan khitan sebelum nikah dipertontonkan di khalayak umum secara sadis. Hal ini masih ada di suku-suku pedalaman Afrika.

---

Kemudian penulis mengatakan, "Semoga adab-adab dan sunnah-sunnah yang disebutkan disini sudah cukup."

---

Selesai diringkas di Denpasar, Bali

8 Ramadhan 1441H.

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!