Mengapa Belajar Bahasa Arab?

Bismillahirrahmanirrahim

Siang itu, di tahun 2015, aku bergegas menuju gedung G STAN (Saat itu namanya belum berubah menjadi PKN STAN) untuk menghadiri suatu acara.

Aku telat saat itu karena (seingatku) kuliah sehingga aku duduk di bangku yang hampir belakang.

Aku yang masih duduk di bangku semester 2, masih sering bertanya-tanya, "Mengapa aku kuliah disini?"

Pertanyaan yang dapat dimaklumi untuk seseorang yang memilih STAN karena menuruti keinginan orang tua.


Tugu kenangan

Acara hari itu tentang seminar Ekonomi Islam. Seingatku yang mengadakan adalah UKM SAFF yang bekerja sama dengan lupa, hehe.

Cukup menarik memang. Pematerinya adalah seorang bapak-bapak yang pernah belajar ekonomi islam di Malaysia.

Beliau berkata kurang lebih begini,
"Kalian harus bersyukur ada di generasi ini. Dulu di zaman saya kuliah, belum ada jurusan Ekonomi Islam di Indonesia."

Aku pun terkagum-kagum dengan apa yang dilatakan si bapak.

Beliau juga berkata,
"Kalian ada disini karena mungkin kalian lah yang dipilih untuk memajukan Ekonomi Islam di Indonesia. Kalian tahu dimana pusat studi Ekonomi Islam di dunia? Ada di Inggris, di tempat dimana muslim belum menjadi mayoritas."

Keren. Itulah satu kata yang terlintas di pikiranku saat itu.

Jiwaku merasa terpanggil. Aku berpikir, "Mungkin ini adalah alasan mengapa aku kuliah di STAN, untuk memajukan Ekonomi Islam."

Tetapi kemudian, ada hal lebih menarik lagi yang terjadi.

Hal inilah yang melatarbelakangi aku untuk belajar Bahasa Arab.


Si bapak terus melanjutkan seminarnya. Beliau terkadang menggunakan istilah Arab atau menyebutkan kata-kata dalam Bahasa Arab.

Masyaa Allah...

Aku yang saat itu nol tentang Bahasa Arab semakin terkagum-kagum.

Dan Masyaa Allah...

Allah izinkan mataku tertuju pada salah seorang gadis yang duduk di barisan depanku.

Aku bisa melihat catatan seminarnya.

Yang membuat aku takjub adalah si gadis itu bisa menuliskan istilah Arab atau kata-kata Arab dalam seminar itu 😭

Beliau menuliskan seperti ketika kita dieja oleh guru dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Contoh ketika guru berkata "Ibu membaca buku,"

kita pun menulis "Ibu membaca buku" sama seperti apa yang dikatakan oleh bu guru.

Tulisan gadis itu sangat rapi. Baik huruf latinnya maupun huruf hijaiyah yang dia tuliskan.


Kemudian si bapak tanpa disangka menawarkan hadiah Rp100.000 langsung di tempat itu.

Beliau berkata, "Siapa yang bisa menerjemahkan apa yang saya katakan ini, silahkan maju dan jelaskan kemudian uang ini untuk Anda."

"في ΩƒΩ„ Ω…Ω‚Ψ§Ω… Ω…Ψ§Ω‚Ω„"


Deg.

Sedih sekali rasanya saat itu karena aku belum belajar Bahasa Arab.

Tanpa disangka, seseorang yang berani maju kedepan adalah si gadis yang aku lihat catatannya tadi.

Dan jawaban dia benar.

Aku takjub.

Dan seketika aku merasa receh.

Aku merasa sangat payah.

Gimana sih aku ini? Kemana aja aku selama ini?

Katanya cinta Islam, katanya mau berjuang untuk Islam, tapi belajar Bahasa Arab aja engga!!

Pinter pelajaran dunia, berprestasi dimana-mana, tapi bahasa Al-Qur'an ga bisa!!


Sampai sekarang, aku masih mengingat soal yang dilontarkan bapak tersebut.


"في ΩƒΩ„ Ω…Ω‚Ψ§Ω… Ω…Ψ§Ω‚Ω„"

Yang kemudian setelah aku belajar Bahasa Arab aku tahu terjemah dari perkataan ini adalah

"Pada setiap tempat ada ucapannya."

Maksudnya adalah setiap tempat memiliki kultur yang berbeda. Ada tempat yang didiami oleh orang-orang yang bertutur kata halus, ada pula tempat yang didiami oleh orang-orang yang bernada kasar.

Ada tempat yang didiami oleh orang-orang yang mudah diajak biacara dan ada pula yang sebaliknya.

Maksud dari kaidah
"في ΩƒΩ„ Ω…Ω‚Ψ§Ω… Ω…Ψ§Ω‚Ω„" adalah bahwa kita harus menggunakan perkataan sesuai dengan bahasa yang dipakai di tempat tersebut, tidak bisa kita sama ratakan satu tempat dengan tempat yang lain.

Lebih lanjut, saat itu si bapak mengatakan bahwa, "Dalam berdakwah, gunakanlah bahasa atau kata-kata yang dipahami oleh mereka yang kita dakwahi. Karena setiap tempat ada ucapannya."

😭😭😭


Tertampar sekali rasanya.

Aku tidak menyangka bahwa seminar hari itu akan begitu menamparku yang tidak bisa Bahasa Arab.

Sepanjang perjalanan pulang, aku terus mengingat-ingat apa yang si bapak katakan. Tentang kemajuan Ekonomi Islam dan tentang Bahasa Arab.

Alhamdulillah....

Alhamdulillah...

Di tahun 2015, selang beberapa waktu dari kejadian itu, Allah bukakan jalan bagiku unyuk belajar Bahasa Arab.

Dimulai dari keisengan mencari sendiri materi Bahasa Arab lalu diprint dan dipelajari sampai ikut program yayasan BISA yang saat itu membuka pendaftaran untuk angkatan 14.

Aku pun kemudian berkesempatan untuk belajar di Takhasuss Al Barkah cabang Bintaro yang ada di Masjid As Sunnah selama empat semester.

Dan Alhamdulillah sekali...

Sejak semester dua aku dibebaskan dari biaya bulanan karena ada beasiswa dari muhsinin 😭😭

Ruang kelas akhwat

Miss this place so much 😭😭😭


Alhamdulillah, Allah mampukan aku untuk lulus dari Takhasuss Al Barkah di tahun 2017, beberapa bulan sebelum wisuda kampus.

😭😭😭

Aku tidak mengerti.

Mengapa ada begitu banyak kemudahan yang Allah beri.

Mengapa ada banyak keinginan yang Allah penuhi? Padahal diri masih tak luput dari dosa, masih tak sempurna dalam do'a.

Belajar Bahasa Arab adalah hal yang membuat aku memilih tidak aktif organisasi selama di kampus.

Aku takut dhalim jika ikut keduanya. Aku takut tidak amanah karena kepikiram Bahasa Arab yang jadwalnya hari Sabtu dan biasanya acara kampus ada di hari Sabtu.

Betul, memang harus ada yang dikorbankan ketika kita ingin mencapai sesuatu.

Dan aku tidak menyesali keputusanku itu.


🌾🌾🌾

Barakallahu Fiikum untuk bapak pembicara dan seorang gadis itu.

Dua orang yang mungkin sampai saat ini mereka tidak tahu bahwa mereka adalah dua orang yang Allah pilih untuk membukakan hatiku.

Dan Barakallahu Fiikum untuk mereka yang terlibat dalam acara itu.

Mungkin sampai saat ini mereka tidak tahu bahwa keikutsertaannya mengadakan acara itu telah membuka hati seseorang untuk belajar Bahasa Arab.


---

Ditulis di Denpasar, Bali,

dalam kondisi sangat merindukan Bintaro dan orang-orang di dalamnya,

10 Syawal 1441H.

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!