Berkunjung ke Muallaf Center Bali

Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa hari yang lalu aku melihat video seorang muallaf di youtube, nama beliau adalah drg. Carissa Grani, MM, AAAK.

Mendengarkan kisah beliau, aku jadi paham bahwa sungguh lahir dari keluarga muslim adalah sebuah privilege.

Aku dan jutaan muslim lainnya tidak perlu merasakan penolakan keluarga karena memeluk Islam, tetapi bagi mereka para muallaf?

Contohnya saja drg. Carissa ini. Beliau bersusah payah mempertahankan keimanan ketika dibenci dan disakiti oleh keluarga beliau.

Meski demikian, meski bertubi-tubi ujian datang, pertolongan Allah selalu menyertai beliau.

---

Selesai menonton video tersebut, hatiku tergerak untuk berbuat lebih kepada para muallaf.

Aku seperti bertanya pada diri sendiri, 

"Ma, selama 25 tahun jadi muslim, hal apa yang udah kamu lakuin buat para muallaf? Udahkah kamu menolong mereka? Lihat Ma banyak para muallaf yang butuh dibantu di luar sana."

Aku kemudian tergerak untuk membantu para muallaf memahami agama ini dengan lebih baik.

"Nanti ketika resign, aku akan cari komunitas muallaf di Surabaya."

But hey, nunggu resign dulu baru bantuin para muallaf? Iya kalau masih hidup, kalau engga?

---

Aku kemudian menemukan akun Muallaf Center untuk wilayah Bali.

Dan Masyaa Allah, lokasinya dekat dari kosku.

Sebuah pentujuk dari Allah bahwa aku harus memulai keinginanku dari sekarang, sebelum meninggalkan Bali.

---

Kemarin, Alhamdulillah aku diberi kemudahan mengunjungi muallaf center tersebut.

Selama tiga jam aku berada di sana, aku kemudian menyadari betapa jalan dakwah untuk muallaf ini sangat penting, tetapi tidak banyak orang memilih jalan ini.

Sebagaimana para sahabat muhajirin dulu hijrah dari Makkah dengan tidak membawa apa-apa hanya untuk mempertahankan keimanan mereka, para muallaf pun juga banyak yang demikian.

Ditolak keluarga, dijauhi, dikucilkan, bahkan dicoret dari daftar keluarga adalah hal yang harus mereka hadapi.

Sahabat Muhajirin yang demikian ditolong oleh sahabat Anshar. Sahabat Muhajirin datang ke Madinah tidak memiliki apa-apa, tetapi ada sahabat Anshar yang membantu mereka. Ada sahabat Anshar yang 'pasang badan' untuk mereka.

Sungguh para muallaf pun demikian. Mereka telah menjadi saudara kita, maka seharusnya kita pun siap 'pasang badan' untuk mereka. Utamanya di masa awal keislaman mereka ini, ketika iman mereka butuh dikuatkan.



Ada hal menarik yang aku dapat kemarin dari ketua Muallaf Center Bali, bapak Michael Sihaan yang dulunya juga muallaf.

Hidayah menuju Islam (menjadi seorang muallaf) itu mudah, tetapi hidayah untuk belajar agar menjadi muslim yang kaffah itu harus sangat diperjuangkan.

Banyak orang masuk Islam, tetapi tidak semua dari mereka mau belajar hingga menjadi muslim yang berkualitas.

Maka Muallaf Center Bali ini hadir untuk memfasilitasi para muallaf di Bali belajar agama Islam dengan dalil-dalil yang shahih.

Ada program pembinaan agar para muallaf menjadi muslim yang berkualitas, bukan hanya sekedar menjadi muslim saja.

---

Muallaf Center Bali ini memang baru berusia satu tahun. Namun, kebermanfaatannya telah banyak dirasakan. 

Segala bentuk support yang dibutuhkan para muallaf selalu diusahakan untuk dipenuhi oleh Muallaf Center Bali ini.

Barakallahu Fiikum

Semoga para relawan di Muallaf Center Bali mendapat pahala berlimpah dari Allah Ta'ala.

---

Selesai ditulis di Masjid Sudirman, Denpasar, Bali
15 Ramadhan 1442H



Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!