My PCOS Diary: Tak Ada Ruang Bagi Makhluk untuk Membuat Kecewa

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah semenjak pindah ke Surabaya aku merasa semakin bahagia. Kebahagiaan itu mungkin berakibat pada berubahnya hormon di dalam tubuhku.

Hal yang mengejutkan tiba-tiba terjadi.

Aku telat haid 2 pekan.

Masyaa Allah :')

Apakah ini giliranku untuk hamil? Apakah benar akhirnya akaku hamil setelah hampir 2 tahun menikah dan total 13 tahun bolak-balik ke dokter kandungan?

---

Jantungku berdebar begitu kencang ketika akan tes kehamilan. Apakah benar ada janin yang berada di rahimku?

Terlebih akhir-akhir ini aku merasa mudah lapar. Jangan-jangan memang benar aku sedang hamil.

Jika benar aku hamil, ini akan menjadi hadiah resign paling indah yang aku dapat. 

Setelah perjuangan bertahun-tahun bolak balik dokter kandungan sejak usia 13 tahun, jujur terkadang aku merasa lelah. Maka kehamilan ini akan menjadi hadiah spesial yang tak terlupakan.

Bahkan aku telah mencari banyak informasi tentang provider lahiran sebagai antisipasi lahiran yang nyaman dan tanpa jahitan.

Jujur setelah mencari-cari informasi, ketakutanku akan melahirkan itu seolah hilang. Aku jadi benar-benar ingin hamil karena ternyata tidak semua lahiran itu menyeramkan.

---

Kamis, 12 Agustus 2021, aku bangun pagi dan segera ke kamar mandi untuk menampung air seniku. Cepat-cepat kulakukan tes menggunakan tespeck dibantu suamiku. Hatiku sangat berbedar melihat hasilnya. Mula-mula garis pertama muncul dengan jelas. Air seni pun terus naik dan ya! 

Hasilnya nihil. 

Aku kemudian membaca petunjuk penggunaan, ternyata kami menggunakan tespeck dengan cara yang salah. Harusnya hanya dicelupkan 15 detik, kami tadi menyelupkannya 30 detik.

"Baiklah, masih ada harapan," gumamku dalam hati.

Tahukah kau bahwa tes kehamilan paling baik menggunakan air seni pertama setelah bangun tidur? Karena di saat itulah kadar Hcg paling tinggi dalam tubuh ibu hamil. Maka karena pagi tersebut gagal tes, tes berikutnya baru bisa dilakukan pagi berikutnya.

---

Sambil menunggu keesokan harinya aku mencari-cari informasi di youtube. Mungkinkah tespeck negatif tetapi sesungguhnya sedang hamil?

Banyak yang memberi ulasan dan ternyata kenyataannya memang mungkin. Aku berpikir mungkin kasusku demikian. Hasil tespeck negatif tetapi sesungguhnya aku sedang hamil.

---

Jum'at, 13 Agustus 2021, pagi hari setelah bangun tidur aku lakukan tes yang sama, tetap dibantu suami. Kali ini pun hasilnya sama: negatif.

Baiklah untuk memastikan apakah benar hamil atau tidak mungkin lebih baik USG saja. Alat tespeck bisa saja salah tetapi kalau USG Insyaa Allah lebih akurat.

Setelah sarapan, aku dan suami pergi ke bidan terdekat. Ternyata bidan tidak boleh melakukan USG. Hal ini berlaku se-Indonesia. Kami pun disarankan menuju RS terdekat.

Bidan terdekat

Segera aku menuju RSI Surabaya. Kali ini aku sendiri karena suami harus berangkat kerja. Sesampainya di sana aku menunggu dokter cukup lama karena dokter sedang melakukan operasi caesar. Sambil menunggu aku pun mengisi waktu dengan membaca buku yang aku bawa.

Ketika tiba giliranku untuk masuk ke ruang dokter, aku menjelaskan kondisinya. Aku penderita PCOS, biasanya haid maju sepekan sebelum tanggal dan berlangsung lama sekitar 12 hari. Namun, ini sudah telat dua pekan dari jadwal seharusnya, apakah gerangan yang terjadi padaku?

Ketika di-USG aku berharap bisa melihat kantong rahim berisi janin. Perlahan-lahan digerakkan ke kanan dan ke kiri tetapi aku tak melihat apapun selain dinding rahim yang tebal.

Ya, benar, aku belum hamil.

Dokter mengatakan bahwa aku mungkin mengalami perubahan hormon hingga membuat dinding rahimku tertahan dan tidak luruh. Aku diberi obat untuk meluruhkan kandungan dan disarankan untuk segera promil.

"Segera promil...?"

Dok, jika kau tahu berapa rupiah yang sudah aku habiskan selama ini untuk bolak balik ke dokter kandungan, kau pasti tak akan tega mengatakan itu kepadaku.

---

Pada akhirnya aku harus menerima kenyataan bahwa perjuangan ini belum selesai. Aku pikir tadinya aku tak perlu lagi bolak balik ke dokter kandungan diperiksa ini itu dan menerima nasihat ini dan itu yang terkadang membuatku lelah. Tidak. Perjuangan ini masih berlangsung. Allah masih menginginkan aku berjuang dan berjuang. Allah tahu aku sanggup maka akulah yang dipilih untuk mengalami hal ini.

Allah tidak mungkin menguji seseorang di luar batas kemampuannya

---

Tak ada kata yang bisa aku ucapkan selain "Alhamdulillah". Alhamdulillah Allah telah memberiku kesempatan untuk sesaat merasakan seperti orang hamil. Jika yang tidak benar-benar hamil saja begini bahagianya, bagaimana nanti jika sudah hamil sungguhan? Pasti akan sangat bahagia.

Mungkin ada misi hidup yang harus aku tuntaskan sebelum punya momongan. Ada tugas tertentu yang bagi Allah hanya bisa aku lakukan saat ini, sebelum dikaruniai anak.

Sebagaimana ibunda Maryam yang tak bersedih walau hidup tanpa suami, atau Asiah yang tetap hidup tenang walau bersuamikan Fir'aun, ketika hati sudah bergantung pada Allah maka tak ada ruang bagi makhluk untuk membuat sedih dan kecewa. Kebahagiaan hakiki tidak terletak pada makhluk. Namun, pada betapa yakinnya kita akan takdir yang Allah berikan ini.

---

Hari ini, sebagai manusia biasa aku mungkin memang kecewa. Aku tak sanggup menahan air mata ketika menuliskan kisah ini. Aku memang belum sanggup seperti wanita-wanita shalihah di zaman dulu. Aku masih berproses untuk menerima setiap takdir yang Allah tetapkan.

Suatu hari kisah ini akan menjadi bahan cerita untuk aku kenang kembali. Mengenang betapa sayangnya Allah kepadaku hingga ia tak membiarkan aku hidup tanpa cobaan di muka bumi ini.

Syukurlah aku menggunakan masker saat ini sehingga tak ada yang tahu bahwa aku sedang menangis. Yaa Allah, tolong kuatkan aku. Bantu aku melewati ketetapan-Mu ini. 

---

Ditulis di Rumah Sakit Islam Surabaya
5 Muharram 1443H

Tetap semangat, kita akan ke tempat yang serupa dengan ini untuk beberapa waktu ke depan



Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Parenting Delusion: Hal yang Dianggap Ilmu Parenting, padahal Bukan

02. Pendidikan Karakter Nabawiyah 0-7 Tahun