My PCOS Diary: Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Bismillahirrahmanirrahim
"Tiga belas tahun bukan waktu yang sebentar." Begitu kataku malam itu.
Yaa Allah...Apakah Kau tidak sayang padaku?
Apakah aku tidak pantas menjadi orang tua?
Apakah aku tidak pantas menerima amanah berupa anak?
Apakah aku tidak pantas punya penerus perjuangan agama ketika aku sudah meninggal nanti?
---
Aku berada di titik yang sangat sensitif. Aku jatuh.
Hari itu, walau aku berhasil tak menangis di depan ibuku, aku tak bisa membendung air mata di belakang beliau.
Aku tahu ibuku akan sedih melihatku sedih, maka aku tak ingin memperlihatkan kesedihan ini di hadapan beliau.
Aku hanya berkata bahwa harus minum obat ini agar begitu.
---
Malam itu aku berkata pada suamiku bahwa tiga belas tahun bukan waktu yang sebentar.
Dia menganggukkan kepala. Berusaha memahami apa yang aku rasakan.
Aku sungguh jatuh saat itu. Rasanya susah sekali berhusnudzon pada Allah di saat-saat seperti itu.
Dia hanya berkata kurang lebih begini, "Dulu kamu nangis kan pas belum ketemu jodoh. Akhirnya gimana? Allah kasih jodoh juga kan? Dulu kamu juga nangis kan pas ga bisa resign gara-gara belum dapet izin ibuk. Akhirnya gimana? Bisa resign juga kan?"
I couldn't hold my tears 💧💧
Yaa Allah...ternyata aku ini cengeng sekali. Apa-apa nangis. Apa-apa ga terima. Apa-apa kecewa.
"Sabar, Insyaa Allah ada jalan keluarnya," tutupnya malam itu.
---
Yaa Allah, suamiku benar. Walau keadaanku begini, Allah mudahkan aku untuk menikah. Allah juga mudahkan aku untuk resign. Apakah aku masih pantas berpikir bahwa Allah tidak sayang padaku?
---
Pada kesempatan lain, emosiku kembali memuncak. Aku menangis sejadi-jadinya sambil memukul tembok. Aku kecewa mengapa Allah begitu mudah memberi anak pada teman-temanku yang dulunya menikah lewat jalur pacaran.
Saat itu Abu Abdillah berkata, "Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Allah sayang pada hamba-hamba-Nya. Hal yang terjadi ini adalah salah satu tanda sayangnya Allah kepada kita."
Yaa Allah...Maafkan aku yang masih sering kecewa pada takdir-Mu.
Maafkan aku yang sulit sekali berhusnudzon pada apa yang telah Kau tetapkan.
Mungkin ini sebab mengapa aku belum diizinkan sembuh.
Karena aku masih suudzon.
Maka Allah kembali menguji dan menguji sampai aku ikhlas.
---
Kuatkan aku Yaa Rabb...
Sungguh aku tak punya kuasa apapun atas diriku sendiri.
---
Ditulis di Surabaya,
26 Muharram 1443H
Allah tak menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya |
Comments
Post a Comment