Bukan Tentang Harta

Bismillahirrahmanirrahim

Tendensi manusia itu sama. Mau tidak mau, manusia condong pada harta. Mau tidak mau, manusia memang punya kepentingan. Dan kepentingan yang paling terlihat adalah tentang harta.

---

Kemarin, dalam sebuah perkumpulan, ada seorang ibu kaya raya yang berkata di perkumpulan yang dihadiri oleh mayoritas orang kaya juga.

Beliau berkata, "Perempuan sekarang mana mau diajak dari nol."

Aku tergelitik mendengar pernyataan ibu itu.
Halow? Apakah Anda tidak menyadari kehadiran saya dan suami? Hehe.

Entah karena aku yang perasa atau bagaimana, beberapa kali aku merasa diperlakukan agak berbeda. Ya, karena suamiku bukan bos, bukan pengusaha. Dia hanya asisten biasa. Karena tak ada kepentingan harta di sana, maka kami diperlakukan agak berbeda.

Bernafas lebih lega



---

Bu, mungkin circle kita yang berbeda. Alhamdulillah Anda dititipi harta sedangkan kami berdua tak dititipi perihal dunia. 

Walau suami saya tak punya mobil pribadi, rumah, atau jumlah tabungan yang wah, dia tetap imam saya. Dialah orang yang saya pilih dengan sadar bukan karena harta.

Ketika memilihnya, saya tahu betul risiko yang akan saya alami. Dia tak mau jadi PNS, pegawai BUMN, atau pegawai kantoran pada umumnya. Saya tahu bahwa memilihnya berarti saya sepakat untuk hidup susah. Saya setuju untuk tidak dinilai berdasarkan dunia.

Terlebih, dari awal saya sudah berencana jadi ibu rumah tangga. Saya sudah siap-siap dengan konsekuensi merelakan gaji saya yang berjuta-juta jumlahnya.

Words

---

Bu, di dunia ini, masih ada perempuan yang mau diajak dari tahap tak punya apa-apa. Masih ada perempuan yang tendensinya bukan dunia.

Semoga ibu sekeluarga baik-baik saja. Semoga kita semua bisa melihat realita bahwa pertemanan sejati bukan dilandasi masalah harta.

---

Ditulis di Jalan Layang Syaikh Mohammed Bin Zayed
2 Rajab 1443H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!