Ojo Cepet-cepet

Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa tahun yg lalu, ketika menghadiri pernikahan Ian dan Ovi, ada salah satu teman SMA ku nyeletuk kurang lebih begini,

"Sing nggenah rek, ojo cepet-cepet talah" 
(Yang bener aja, jangan cepet-cepet dong)

Pernyataan ini ia lontarkan karena saat itu Ovi sudah melangkah ke jenjang pernikahan. Terlebih, ada salah satu teman kami yang sudah hamil anak kedua. Padahal saat itu usia kami baru 20-an awal. Ia merasa progres teman kami ini cepat sekali. Sedangkan kami kala itu baru saja lulus kuliah dan baru mulai 'menata' hidup.

Hmm...mungkin kurang tepat jika aku menggunakan kata 'kami' karena pada kenyataannya saat itu aku merasa harus segera menikah. Bisa dikatakan aku tidak sependapat dengannya dalam masalah 'jangan cepat-cepat dong' karena menurutku prioritasku setelah lulus kuliah adalah segera menikah. Memangnya apa yang menghalangi aku untuk tidak segera menikah? Pikirku saat itu.

Pohon-pohon itu tumbuh tanpa saling iri

---

Teman, ketika kita merasa tertinggal dari orang lain, bisa jadi bukan dia yang cepat, tetapi kita yang tidak segera berprogres. 

Kita sibuk mengamati dunia, mengamati pencapaian orang lain hingga lupa untuk membenahi hari dan mulai berprogres untuk kehidupan kita sendiri.

Jangan menyuruh orang lain berhenti atau memperlambat langkahnya. Namun, suruhlah diri kita sendiri untuk bangkit dan mulai melangkah. Hidup ini singkat, kalau tak segera dalam kebaikan, kita akan sangat menyesal ketika pintu kesempatan itu telah tertutup.

---

Semuanya akan berubah, semuanya akan berbeda. Tak mungkin selamanya kita akan begini-begini saja. Bedanya adalah ada orang yang menyadari bahwa waktu di dunia ini sempit sehingga harus dimaksimalkan tiap detiknya, ada juga yang merasa kehidupannya masih lama sehingga memolor waktu untuk berbenah.

Teman, you only live once. We won't have the second chance setelah nyawa kita dicabut.

Berprogreslah walau sedikit.

Bangkitlah walau sulit.

Karena yang paling bertanggungjawab atas kehidupanmu adalah dirimu sendiri.

---

Ditulis di Trawas, Mojokerto
13 Sya'ban 1443H


Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!