Daurah Syaikhah dari Madinah - Day 1

Bismillahirrahmanirrahim

Remah-remah rengginang. Setidaknya itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana perasaanku ketika duduk di ruangan itu.

Aku yang selama ini dipandang hebat oleh manusia karena alumni ini dan alumni anu merasa sangat tidak ada apa-apanya ketika bersanding dengan mereka yang berilmu tentang agama.

Mereka yang mampu bercakap-cakap dengan bahasa Arab dengan lancar, mereka yang mampu memahami semua yang dikatakan syaikhah, mereka yang mampu membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan tajwid yang baik, sungguh mereka semua membuat aku merasa tak bisa apa-apa.

Bahagia bisa duduk di sini


Di balik semua rasa insecureku, aku ingin memuji Allah atas semua kesempatan ini. Allah telah begitu baik mengabulkan salah satu cita-cita yang dulu rasanya sangat sulit tercapai.

Dulu aku ingin ikut hadir ke daurah masyaikh. Namun, rasanya hal itu tidak mungkin terjadi karena aku bukan da'i atau mubaligh. Aku adalah orang biasa yang masih sangat terbata-bata ilmu agamanya.

Siapa sangka, tahun ini untuk pertama kalinya daurah untuk akhwat diselenggarakan. Berita baiknya, pelaksanaannya ada di Batu, Malang. Betapa bahagianya ketika mengetahui hal ini. One step closer to my dream.

Disimpan sebagai kenangan


Keraguan untuk mendaftar tentu ada. Terlebih bahasa Arabku masih begitu-begitu saja. Belum tentu juga akan diizinkan suami mengingat daurahnya menginap. Namun, siapa sangka ternyata suami mengizinkan. Mungkin karena di Malang ada pamanku yang notabene juga mahramku. Dan mungkin juga karena ia ingin mewujudkan salah satu cita-cita istrinya. 

Semua akses kemudahan sudah Allah buka, tinggal aku sendiri yang harus mengalahkan rasa takutku. Akhirnnya tanpa ba bi bu, aku yakin untuk melanjutkan pendaftaran. 

Anak zero waste

Alhamdulillah

Siapa mau nyusul resign?

Aku sangat berterima kasih kepada Allah yang telah mengizinkanku sampai ke sini. Di sini aku berkumpul dengan istri para ustadz, lulusan pondok, pengajar di ma'had, dan orang-orang hebat lainnya. Semoga aku yang masih jauh tertinggal ini semakin terpacu untuk terus mengupgrade diri sebagaimana mereka.

Aku adalah orang yang tidak tahu diri, ya aku tahu itu. Sudah tahu bukan lulusan pondok, tidak kuliah agama, bukan pengajar di pesantren, bukan istri ustadz, masih saja punya cita-cita ikut daurah syaikhah. Namun, satu hal yang aku yakini

إن تصدق الله يصدقك

"Jika kamu jujur kepada Allah, Allah akan mengabulkan cita-citamu."

Allah Ar-Rahman, Ar-Rahim. Allah telah mengabulkan satu per satu cita-citaku. Maka, nikmat Allah yang manakah yang aku dustakan?

---

Hari ini, di tengah pelajaran qira'at, aku meneteskan air mata. Bukan, aku bukan disakiti atau dibully oleh siapapun. Aku menangis karena menyadari betapa baiknya Allah yang telah mengizinkanku berada di tengah-tengah mereka. Aku juga menangis karena menyadari betapa banyak PR yang harus aku kejar untuk memperbaiki kualitas agamaku.

Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.

---

Ditulis oleh Al faqirah ila maghfirati Rabbi
Batu, Malang
11 Muharram 1444H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!