Pengingat yang Tak Terduga

Bismillahirrahmanirrahim

Malam ini, di tengah perjalanan menuju suatu tempat di daerah ITS, kami melewati TPU Keputih Surabaya. Kami menyempatkan diri mampir ke TPU ini karena aku seumur-umur belum pernah masuk ke sana. Aku ingin tahu seberapa luas TPU tempat pemakaman korban Covid-19 di Surabaya ini.

Kami memasuki kawasan ini dengan sepeda motor. Jalanan terlihat begitu gelap. Manusia yang berdiri hanya hitungan jari, tetapi manusia yang dikubur di balik tanah ini tak aku ketahui jumlahnya dengan pasti.

Aku melihat makam satu per satu. Perlahan rasa takut menghampiriku. 

Bukan, aku bukannya takut hantu. Aku tidak takut dengan kegelapan di kuburan. Perasaan takut itu muncul ketika aku mulai bertanya, "Apa yang sedang mereka alami di alam barzah saat ini?"

---

Kami terus menyusuri makam ini dari satu blok ke blok yang lain. Pemakaman ini begitu luas. Aku pandangi batu nisan di sana satu per satu.

Aku mencoba membaca nama mereka. Pun juga aku mencoba menerka di usia berapa mereka dimakamkan.

Mereka semua dulu pernah hidup sebagaimana aku hari ini. Mereka semua pernah punya cita-cita sebagaimana aku hari ini. Dan mereka semua pernah punya ambisi seperti aku hari ini. 

Rasa takut ini semakin menjadi ketika menyadari ternyata makam ini ternyata luas sekali. Sudah begitu banyak orang yang Allah panggil untuk 'kembali'. Di sini, di alam dunia ini, pemakaman terlihat begitu tenang dan damai. Seolah-olah mereka yang dikubur di dalamnya tengah tidur dengan nyenyak. Bau harum bunga yang ditaburkan membuat suasana semakin nyaman. Pun demikian dengan rumput hijau yang menghiasi pemakaman ini. Kehidupan yang menyenangkan dan damai setelah kematian seakan menjadi hal yang tergambar dari pemakaman ini.

Namun, di alam lain, apa yang sedang mereka alami? Apakah mereka menyesali hari-hari mereka di dunia? Jika mereka bisa meminta, tidakkah mereka ingin dihidupkan kembali bahkan untuk bersedekah sekali lagi? 

Entahlah. Yang jelas aku tak menyesali keputusan untuk pergi ke TPU ini. Perjalanan malam ini sungguh membuat hatiku bergetar. Iya, aku takut. Aku takut menjadi bagian dari orang yang menyesali hari-hariku di dunia.

Betapa kematian orang lain adalah sebuah pengingat bagi kita. Bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan. Dan kematian tak dapat kita duga kehadirannya. Bukankah banyak sekali orang yang Allah panggil di usia muda? Apakah kita yakin dapat terus beramal hingga tua?

---

Aku merasa iba kepada mereka yang telah dikubur. Hanya doa yang mungkin mereka harapkan. Karena hari beramal bagi mereka telah ditutup. Yang ada tinggal hari pembalasan.

Jika mengingat kematian, rasanya tak ada ambisi dunia yang patut diperebutkan. Kita semua akan kembali tanpa membawa nama besar atau jabatan. Kita akan kembali hanya dengan amal perbuatan.

---

Perjalanan ini kami tutup dengan bergegas menuju lokasi yang kami tuju sebelum adzan Isya datang. Tak lama adzan isya berkumandang dan kami memutuskan shalat terlebih dahulu di salah satu masjid.

Di sana aku merenung. Betapa masih bisa mengerjakan shalat adalah sebuah kenikmatan. Mereka yang telah dikubur mungkin ingin diberi kesempatan mendirikan shalat lagi. Namun, ironisnya, masjid ini tidak penuh sesak oleh manusia. Sebagaimana kita tahu, di Indonesia, tidak banyak yang mengerjakan shalat berjamaah di masjid. Bahkan sampai hari ini, masih ada muslim yang tidak shalat. Naudzubillahimindzalik.

---

Kematian adalah perjalanan yang membuat kita sendirian. Tak ada keluarga, sanak satudara, maupun teman. Kita benar-benar sendiri bersama amalan kita untuk menunggu hari pembalasan.

Dan amalan kita hari ini belum tentu diterima. Betapa banyak amalan yang gugur karena riya'. Pun betapa banyak amalan yang gugur karena tak sesuai dengan contoh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

---

Perjalanan ini adalah pengingat yang tak terduga. Semoga Allah membantu kita semua untuk menjaga waktu kita di dunia. Sebelum perpisahaan itu datang. Sebelum kesendirian itu tiba.

Selesai ditulis di Surabaya, 30 Muharram 1444H

Foto hanya ilustrasi. Al Azhar Memorial Garden
(pict from www.alazharmemorialgarden.com)



Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!