Kajian Parenting: Tarbiyatul Abna Pertemuan Pertama - Ustadzah Imroatul Azizah
Bismillahirrahmanirrahim
Syaikh Mustafa Al-Adawi mengarang banyak kitab, salah satunya adalah Tarbiyatul Abna. Beliau berasal dari Mesir. Di antara negara yang banyak para ulamanya adalah negeri Mesir. Syaikh memiliki kunyah, yaitu Abu Abdillah. Beliau ini S1 mengambil jurusan non diniyah, yaitu teknik mesin. Beliau dilahirkan pada tahun 1954 M di Maniah Samnud, sebuah kampung di Provinsi Al- Daqhaliah.
Ketika kecil, beliau tekun dalam mempelajari Al-Qur'an. Di Mesir banyak ulama yang pandai membaca Al-Qur'an Al-Karim. Bahkan, Syaikh Bin Baz pernah mengambil ulama-ulama Mesir untuk mengajar di Saudi Arabia.
Pada tahun 1977 beliau pernah mengenyam pendidikan di Teknik Mesin. Sebuah pelajaran bagi kita bahwa apapun jurusan kita, harusnya hal itu tidak membuat kita tidak belajar ilmu agama. Jadi beliau ini dulunya adalah seorang insinyur.
Kemudian beliau melakukan rihlah untuk menuntut ilmu ke negeri Yaman. Beliau belajar kepada Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wad'i, yaitu seorang ulama ahli hadits yang berasal dari negeri Yaman. Putrinya adalah penulis kitab Nasihati Lin Nisa.
Syaikh Mustofa ketika belum menjadi syaikh mengajar TPA untuk anak-anak kecil. Lalu teman-temannya mengatakan, "Mengapa kamu mengajar anak kecil? Mengapa bukan orang dewasa saja?" Lalu beliau menjawab, "Biarkan aku mengajar anak-anak karena mereka yang akan meneruskan menyebarkan ilmu agama."
Pelajaran berharga: Jangan tinggalkan pendidikan agama untuk anak kecil.
Kemudian beliau kembali ke Mesir, mendirikan mushala kecil untuk mengajarkan ilmu. Hendaklah ketika belajar, kita punya azzam untuk menjadi pengajar dan mengajarkan kebaikan untuk sesama. Karena ketika kita belajar, hal itu mengharuskan kita untuk memurajaah kembali ilmu yang telah Allah beri. Jadi mengajar adalah kebutuhan kita. Dan namanya mengajar itu tidak harus besar. Seperti syaikh yang membuka mushala kecil untuk mengajar di sana.
Syaikh adalah orang yang rendah hati. Sifat seorang ahli ilmu adalah takut mencari kepopuleran. Di antara ciri seorang ulama adalah menyembunyikan dirinya. Namun, kemudian orang-orang berdatangan untuk menuntut ilmu kepada beliau dan akhirnya beliau terkenal. Sampai-sampai mushala yang kecil itu tidak muat lagi. Akhirnya dibangun masjid yang lebih besar. Kemudian beliau juga membangun perpustakaan.
Beliau tidak hanya mengajar di mushala kecil saja. Jika kita punya niat mengajar, lakukan saja. Tidak harus di tempat yang besar dan luas. Nanti Allah akan memberi tempat yang lebih besar dan lebih luas. Jangan ditunda-tunda.
Yang namanya orang berilmu itu pasti dicari oleh orang. Ilmu inilah yang akan menjaga seseorang. Jangan pernah berpikir, "Jika belajar ilmu agama, lalu bagaimana dengan makan, sandang kita?" Karena rezeki kita sudah dijamin oleh Allah Ta'ala.
Beliau juga punya kajian rutin. Hobi beliau adalah belajar, mengajar, dan menulis. Inilah hobi para ulama. Beliau cukup aktif menulis di bidang fikih, haidts, musthalah hadits dan tafsir.
Beberapa karya beliau:
- Kitab tafsir yaitu At Tashil Li Ta'wil At Tanzil (Cara mudah belajar tafsir Al-Qur'an)
- Di bidang fiqih adalah Al Jami' li Ahkam An Nisa'
- Disamping itu beliau juga menulis buku fiqih yang bersifat umum, yaitu Al Jami' Al 'Amm fii Al Fiqh wa Al Ahkam (Buku lengkap tentang fiqih dan hukum).
- Kitab tentang hadits, yaitu As Shahih Al Musnad min Ahadits Al Fitan wa Al Malahin wa Ayrath As Sa'ah (Buku kumpulan hadits-hadits shahih mengenai huru hara akhir zaman)
- As Shahih Al Musnad min Adzkar Al Yaum wa Al Lailah (Buku kumpulan hadits shahih mengenai dzikir-dzikir harian)
- As Shahih Al Masnad min Fadhail As Shahabah (Buku kumpulan hadits shahih mengenai keistimewaan para shahabat Nabi)
- As Shahih Al Musnad min Al Ahadits Al Qudsiyah (Buku kumpulan hadits-hadits qudsi yang shahih)
- Tarbiyah Al Abna' wa Thaifah min Nasha-ihi Al Athibaa'i (Bagaimana Nabi mendidik anak)
- Ahkam An Nikah wa Az Zifaf (Tanya jawab masalah nikah dari A sampai Z).
Milikilah keinginan untuk belajar kepada syaikh di negara mereka. Karena jika kita belajar langsung dari sumbernya, kita akan mendapat banyak ilmu. Jika kita belajar di negeri orang, jarang ada rasa malas karena kita ingat bahwa kita dinanti di negeri kita.
Syaikh mencoba menulis kitab Tarbiyatul Abna dengan harapan agar bermanfaat untuk umat Islam. Kitab ini juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat para dokter agar bermanfaat untuk anak-anak kaum muslimin.
---
Selesai ditulis di Surabaya
8 Rabi'ul Awwal 1444 H
Comments
Post a Comment