Mendetailkan Doa
Bismillahirrahmanirrahim
Dua hari ini aku belajar bahwa aku adalah manusia yang lemah dan sangat riskan tergelincir pada dosa dan kesalahan. Tak peduli sudah berapa nasihat dan ilmu yang aku ketahui, aku tetap manusia yang juga menjadi incaran setan agar terjerumus pada kesalahan.
Maka, pantaskah aku berjalan sambil menyombongkan diri di muka bumi ini?
Dua hari ini aku belajar bahwa dampak buruk dari tidak izin kepada suami begitu besar adanya. Betapa memang sekecil apapun perbuatan yang ingin aku lakukan, aku tetap punya suami yang harus diminta izinnya.
Maka, pantaskah aku melangkahi suamiku yang di pundaknya lah pertanggungjawaban atas diriku diemban?
---
Jujur, aku tidak ingin mengingat kejadian ini. Sudah lah aku ini overthingking, menulis ini di blog mungkin akan membuat pikiranku semakin tak terkendali.
Namun, aku merasa pelajaran kejadian ini begitu besar hingga harus aku tulis untuk mengingatkan diriku sendiri.
Bahwa aku lemah. Bahwa aku adalah manusia biasa. Bahwa aku adalah manusia yang penuh dengan kebodohan.
Maka aku harus berhati-hati. Maka aku harus berpikir berulang kali. Maka aku harus mendetailkan doaku, meminta tolong kepada Allah agar aku tidak tergelincir dalam kesalahan yang harusnya bisa aku hindari.
---
Dalam kondisi seperti ini, putus asa adalah hal yang senantiasa syaitan bisikkan. Iya, aku tahu, syaitan tidak ingin aku memperbesar rasa harapku akan selesainya masalah ini.
Namun, Yaa Rabb, aku yakin Engkau Maha Pemaaf. Orang sebejat apapun tetap punya kesempatan untuk Engkau maafkan bukan?
---
Semoga Allah menjagaku untuk tidak jatuh pada ketergelinciran yang sama. Maafkan aku yang kurang detail dalam berdoa Yaa Rabb...
---
Ditulis di Surabaya
dalam kondisi menyadari betapa lemahnya diri ini
12 Jumadil 'Ula 1444H
Comments
Post a Comment