Aku Telah Berubah

Bismillahirrahmanirrahim

Barangkali jika aku tidak menginjakkan kaki di sini lagi, aku tidak akan menyadari bahwa aku telah menjadi orang yang berbeda.

Iya, aku telah berubah. Aku bukanlah Rahma lima tahun yang lalu yang seolah-olah tak bisa dipisahkan dengan Jabodetabek khususnya Bintaro.

Perjalanan ke Bekasi


Dulu rasanya sedih sekali harus pindah ke Bali. Rasanya hancur berkeping-keping. Pola hidup yang aku bangun selama 4 tahun tinggal di Jabodetabek harus berubah drastis. Jabodetabek menjadi zona nyamanku saat itu.

Namun, ternyata aku salah. Bali lambat laun menjadi rumah keduaku juga. Ternyata aku bisa hidup walau tidak di Jabodetabek. Pandemi membuatku belajar bahwa barangkali jika aku tetap di Jabodetabek aku malah akan merasa kesepian. 

Bagimana tidak? Kajian diliburkan, aktivitas keagamaan tidak ada. Jabodetabek adalah epicentrum pandemi kala itu.

Berbeda dengan Jabodetabek, Bali lebih longgar. Lebih dekat suasana kekeluargaannya dengan sesama muslim yang lain. Yang mana hal tersebut membuat aku tidak kesepian dan tidak merasa sendiri.

Lalu bagaimana dengan Surabaya?

Pulang ke Surabaya tentu adalah hal yang sangat menyenangkan. Terlebih setelah mengenal banyak orang di sana. Terlebih setelah punya banyak komunitas di sana.

---

Iya, aku telah berubah. Aku tidak lagi berharap untuk tinggal di Jabodetabek. Satu-satunya daya tarik Jabodetabek bagiku kini adalah karena kajian Ustadz Nuzul di Blok M. 

Jujur, tiga hari berada di sini, aku merasa asing. Aku sangat tidak nyaman dengan kondisi jalan macetnya. Dan aku tak lagi mengingat arah kemari dan kesana.

Terlebih, bagiku Jabodetabek sudah sangat padat hingga memiliki hunian adalah sesuatu yang tidak mudah. Ada hunian pun, air dan udaranya kurang baik untuk kesehatan. Tidak memenuhi syarat sesuai kesehatan holistik. Ada hunian pun, lokasinya sangat jauh. Cost untuk beraktivitas kesana kemari begitu besar. Termasuk cost yang berkaitan dengan kesehatan. 

Mungkinkah ini jawaban mengapa dulu aku tidak ditempatkan di sini?

Karena jika tetap di sini, barangkali aku tidak kunjung membaik kondisinya.

Jika Bintaro adalah alasan yang membuatku bertahan, rasanya tidak lagi demikian mengingat banyak kajian ini itu yang sudah tidak lagi diadakan.

---

Maha Baik Allah yang mengarahkanku pada hal² yang baik untuk hidupku.

Dan ibrah tidak penempatan di sini baru aku ketahui saat ini, beberapa tahun setelah hal itu terjadi.

---

Ditulis di Ceger, Bintaro
13 Rajab 1444H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!