My PCOS Diary: Catatan Setengah Perjalanan

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidak peduli kita berangkat dari kondisi apa, selama kita berusaha melakukan yang terbaik untuk tubuh kita, you will see how amazing our body ability to heal."

Biidznillah.

---

Nak, tulisan ini ibu buat di usia kehamilan 21 weeks. Tadinya ibu ingin menuliskannya nanti saja, ketika kamu telah lahir ke dunia. Ibu takut ada orang yang tidak suka dengan kehamilan ibu. Ibu takut terjadi apa-apa padamu. Namun, setelah ibu pikir lagi, kita akan tetap baik-baik saja Insyaa Allah. Usaha makhluk manapun untuk menyakiti kita tidak akan berpengaruh apa-apa jika Allah tidak meridhainya. Maka, Bismillah. Ibu tuliskan catatan ini untuk diri kita bersama, sebelum ibu lupa. Atau sebelum ibu tidak punya waktu untuk melakukannya. Dan ibu sengaja menuliskannya di sini agar tidak banyak manusia yang tahu tentang kita.

وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ

"Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka  tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah mengering."
(HR. Tirmidzi)

Nak, masih teringat jelas bagaimana awal tahun ini terjadi. Berbagai ujian hidup menghampiri kami. Bulan-bulan awal di tahun ini ibu gunakan untuk menyelesaikan masalah yang datang silih berganti. Sampai-sampai ibu tak ingat dengan upaya memiliki buah hati. Seringkali doa memiliki keturunan itu tertutup dengan doa-doa lain tentang masalah hidup yang tengah kami hadapi.

Ibu mengaku salah Nak. Dalam kondisi demikian, ibu kurang menjaga makanan. Ibu mulai tidak terlalu ketat dalam membatasi diri. Ibu terjebak dalam pikiran yang begitu rumit untuk ibu urai sendiri. Alih-alih memikirkan diri sendiri, ibu malah teringat teman-teman lain yang sedang menanti buah hati. Ibu merasa iba kepada mereka yang tengah berjuang kesana kemari. Namun, ibu lupa dengan diri sendiri.

Ramadhan lalu rupaya menjadi kali terakhir ibu datang bulan. Karena setelahnya Allah dengan segala kuasa-Nya menitipkanmu ke dalam rahim ini. Iya, kala itu kami tak menyadarinya. Kami pergi ke Jakarta memperjuangkan mimpi yang ingin kami wujudkan secepatnya. Mimpi yang ibu yakin muslim lainnya juga menginginkannya. Mimpi yang entah kapan bisa terwujud tetapi setidaknya kami telah berusaha menunjukkan kesungguhan kami di hadapan-Nya.

Ibu berjalan jauh sekali naik. Naik turun tangga, pun juga naik turun busway. Ibu sama sekali tidak menyadari kehadiranmu di sana. Hanya saja sempat terasa bahwa ibu lebih mellow dari biasanya. Bisa-bisanya tiba-tiba ingin menangis ketika ada di bus bersama ayahmu karena mengingat segala yang sudah kami lewati selama hampir empat tahun ini. Barangkali hati ibu mulai lebih sensitif? Entahlah. Hanya Allah yang tahu.

Pasar Senen kala itu



Bekal buah dari Fitri & Wismu


Pekan berikutnya kami ke Jogjakarta mengunjungi saudara ayahmu. Naik turun kereta, pun naik turun angkutan lainnya. Kala itu, ibu merasa nelongso sekali Nak. Sepupu ayahmu yang lain sudah memiliki keturunan. Bahkan mereka yang menikahnya jauh setelah kami. Kala itu kami menggendong seorang bayi yang merupakan anak dari sepupu ayahmu yang dulu juga kuliah di STAN. Ternyata begitu menggemaskannya ya seorang bayi. Bahkan si bayi ini begitu bahagia ketika kami gendong.

Di akhir perjumpaan dengan saudara-saudara ayahmu, Paklik Hatta berdoa agar kami segera diberi keturunan. Terharu sekali rasanya kala itu. Barangkali saudara lainnya juga iba melihat kami tetapi tak sampai hati untuk membahas perihal buah hati. Padahal saat itu, kau telah bersemayam di rahim ibu.

Jogjakarta dan keramahannya


Ibu bersyukur tidak mengalami mual muntah selama perjalan ke Jakarta dan Jogjakarta. Bayangkan jika itu terjadi, betapa kasihannya ayahmu mengurus ibu di jalan. Ibu baru mengalami mual muntah di pekan berikutnya Nak, ketika menghadiri pernikahan Galang di Gresik. Ibu pikir, ibu salah makan karena acara resepsi itu. Bahkan ibu masih sempat-sempatnya lari pagi karena mengira tidak ada janin di sini. Namun, hari berikutnya, ibu bermimpi indah sekali. Ibu mimpi melakukan testpack dan hasilnya positif. Ketika terbangun dari mimpi itu, ibu pun melakukan testpack sekitar pukul setengah empat pagi. Alhamdulillah, kami melihat dua garis itu lagi Nak, persis seperti apa yang terjadi di dalam mimpi.

Foto jam setengah empat pagi. Udah ga mikir estetik apa enggak hehe


Nak, ibu yakin kehamilan ini bukan karena usaha ibu sendiri. Ada doa ayahmu, doa kakek nenekmu, doa orang-orang yang menyayangi kami dan begitu peduli kepada kami. Dan tentunya ini semua terjadi karena ridha Allah. Jujur, ada banyak sekali teman ibu yang usahanya jauh melebihi ibu tetapi belum diberi kehamilan hingga hari ini. Sungguh tak pantas jika ibu berbangga diri dengan usaha yang ibu upayakan selama ini.

Namun, bolehkah ibu sedikit bercerita Nak? Kau tahu bahwa ibu telah mengalami imbalance hormone sejak 2006 yang lalu. Ibu mulai berobat di tahun 2008 dan mulai menelan puluhan pil obat tiap bulan. Sudah tak lagi terhitung jumlah dokter yang ibu kunjungi. Pun juga sudah tak lagi terhitung biaya untuk segala proses penyembuhan ini. 

Pernah suatu hari ibu menangis menjadi-jadi. Tahun 2021 yang lalu. Ketika harap dan ekspektasi terlalu tinggi. Ibu pikir ibu akan hamil di tahun itu sebagai hadiah karena telah melepaskan Kementerian Keuangan. Terlebih ibu sudah mulai menjaga makanan. 

Namun, harapan itu tidak terjadi Naik. Ibu merasa kecewa dan lelah dengan segalanya. Ibu marah pada keadaan. Ibu sedih mengapa segala upaya pengobatan ini tak kunjung membuahkan hasil.

Padahal, ketika ibu pikir ulang. Ibu hanya diminta bersabar sedikit lagi Naik. Sungguh, benar-benar sedikit lagi.

Karena setelah kejadian itu, Allah menunjukkan ibu dengan kelas kesehatan holistik yang membuat ibu sadar dimana letak kesalahan ibu selama ini.

Iya, Allah hanya meminta ibu bersabar sebentar. Namun, ibu sudah kecewa duluan. Betapa bodohnya manusia ya Nak. Diminta bersabar dan menunggu sebentar saja tidak bisa.

Terhitung sejak Agustus 2022, ibu mulai belajar tetang kesehatan holistik. Ibu sadar bahwa kondisi tubuh yang seperti ini bukan karena Allah tidak sayang pada ibu, melainkan karena kedhaliman yang ibu lakukan sendiri. Ibu sudah terlampau jauh dari fitrah Nak. Bukan hanya soal makanan, tetapi juga pola hidup lainnya. Yang mana sungguh hal ini sudah pernah ayahmu sampaikan tetapi ibu menganggapnya sebagai angin lalu belaka.

Pelan-pelan ibu coba memperbaiki diri. Mencoba kembali kepada fitrah kita sebagai manusia. Kelas parenting Ustadz Abdul Kholiq juga semakin membantu ibu memahami apa itu fitrah yang sejati. Fitrah makan, fitrah berinteraksi dengan alam, fitrah belajar, dan fitrah menghamba dengan sebenar-benarnya.  Dan memang betapa tidak nyamannya hidup kita jika kita telah jauh dari fitrah yang telah Allah tetapkan. 


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah yang mana Allah menciptakan manusia di atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Inilah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. Ar Rum: 30)

Di tengah upaya berbenah itu, Allah izinkan kami melihat dua garis yang pertama pada September 2022. Hal yang tidak kami duga sebelumnya Nak karena menurut informasi, setidaknya butuh dua tahun untuk hamil sejak proses pembenahan diri dari hal-hal toksik yang mengganggu tubuh. 

وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, Yaa Rabbku." 
(QS. Maryam: 4)

Iya Nak, Allah ijabah doa-doa kami. Doa yang ibu panjatkan berulang kami di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Doa yang ibu sebut-sebut di Hari Arafah. Dan doa yang tak luput ketika hujan turun. Alhamdulillah Allah memberi titik terang dari permasalahan ibu selama belasan tahun terakhir Nak. Ketika ibu sudah berhenti ke dokter dan berusaha menjadi manusia yang sesuai dengan fitrahnya.

Mengungsi ke rumah budhe ketika rumah diperbaiki


Ternyata permasalahan hidup itu memang butuh ilmu ya. Belasan tahun ibu mencari jawabannya dan baru menemukannya saat ini. Sebuah rezeki berupa pengetahuan yang dulu belum Allah beri karena berbagai hikmah yang terjadi. Maka sungguh ibu benar-benar meyakini bahwa dalam hidup kita memang butuh hidayah Nak. Kita butuh petunjuk. Karena masalah yang rumit akan selesai dengan petunjuk dari Allah Ta'ala. 

Walau kala itu keguguran, ibu begitu bersyukur karena Allah telah menunjukkan sebuah titik terang dari masalah rumit yang ibu hadapi. Hingga pada akhirnya saat ini Nak, ketika ibu menyadari betapa baiknya Allah karena tidak mengizinkan ibu segera hamil setelah menikah kala itu.

Sungguh, ibu belajar banyak sekali hal dari pengalaman orang lain. Banyak yang kehamilannya tidak nyaman karena minim ilmu. Banyak yang pada akhirnya melahirkan sesar karena minim ilmu. Banyak yang anaknya minum susu formula karena minim ilmu. Banyak yang anaknya tidak mau makan karena minim ilmu. Dan juga banyak yang anaknya sakit-sakitan karena minim ilmu.

Iya Nak, ilmu, hidayah, petunjuk, atau apapun namanya itulah yang sangat kita butuhkan dalam hidup. Sungguh sombong sekali jika kita luput dari menyebutnya dalam doa-doa kita.

Sungazing di Taman Flora


Segala macam pasir dicobain buat grounding


Masuk bulan keempat udah ga mual, Alhamdulillah bisa masak sendiri lagi


Nak, ibu tidak bisa membayangkan jika ibu dulu langsung hamil. Masih tinggal di Bali, masih bekerja kantoran, masih sulit mengendalikan emosi, masih minim sekali pengetahuan ibu tentang dunia fitrah ini. Ibu tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada anak ibu nanti. Bisa jadi ibu malah akan memberimu makanan yang tidak thayyib Nak. Yang mana ibu sering sekali merasa iba dengan anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa tetapi mengonsumsi hal-hal yang tidak baik karena ketidaktahuan orang tuanya.

Maka sungguh saat ini ibu merasa betapa Allah begitu sayang pada kita Nak. Allah ingin ibu belajar dari pengalaman banyak orang. Allah ingin ibu berilmu terlebih dahulu sebelum memasuki fase-fase kehidupan berikutnya.

Sebagai contoh Nak, banyak sekali ibu-ibu hamil yang mengeluh sakit di bagian punggungnya. Ibu juga merasakannya walau intensitasnya sedikit. Dan ibu -dengan izin Allah- tahu bahwa itu adalah tanda ibu kurang vitamin D. Setelah ibu cek pun memang kadar vitamin D ibu jauh dari batas minimal yang seharusnya. Wajar, karena tubuh ibu sedang bekerja keras dengan adanya dirimu di rahim ini.

Bagi orang lain yang belum Allah beri petunjuk, barangkali mereka akan mengabaikannya. Menganggap ini adalah hal yang wajar dan akan membiarkannya. Namun, bagi ibu, dengan izin Allah, ibu berusaha memperbaikinya. Ibu berusaha mengejar kadar vitamin D ini dengan berbagai cara. Ibu sudah tidak peduli dengan kulit yang menghitam akibat berjemur karena ibu tidak ingin mengabaikan sinyal ketidakseimbangan dalam tubuh ini. Biidznillah, sakit punggung itu tidak ibu rasakan lagi.

Dan baru saja ibu belajar tentang picky eater atau GTM kalau kata ibu-ibu zaman sekarang. Betapa baiknya Allah yang memberi tahu ibu bahwa GTM itu tidaklah ada. GTM itu seharusnya tidak terjadi jika orang tuanya bisa memahami fitrah anaknya. Kelas ini ibu dapatkan gratis dari murid-murid ibu yang kini berusaha ibu ikhlaskan kelasnya. Tanda kenang-kenangan dari mereka katanya. Semoga Allah membalas kebaikan mereka ya Nak.

Jazakunnallahu Khayran


Nak, Alhamdulillah kita sudah setengah jalan. Setengah jalan lagi Insyaa Allah kita akan berjumpa. Semoga Allah mengizinkan perjumpaan kita begitu indah ya Nak. Semoga Allah memudahkan ibu menerapkan ilmu yang telah ibu dapat. Semoga ibu melahirkan normal agar dirimu mendapat microbiom yang sudah semestinya. Semoga ibu melahirkan tanpa robekan, guntingan dan jahitan agar minim trauma. Semoga ASI ibu lancar sehingga kamu mendapat nutrisi terbaik yang memang sudah fitrahnya. Semoga Allah mengizinkan ibu memiliki kondisi yang stabil dalam membesarkanmu sesuai petunjuk-Nya.

Ngidam soto kuah bening


Alhamdulillah dapet job Akuntansi di sini


Ditraktir elder brother 


Kucing-kucing yang menemani walking




Ditulis di Hari Senin ketika berusaha membayar hutang puasa setelah selama lima bulan belum bisa puasa
19 Safar 1445H




Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!