Doa Kami dalam Namamu

Bismillahirrahmanirrahim

Aku pernah tidak suka dengan namaku sendiri. Bagiku kala itu nama "Rahma" itu jelek. Aku lebih suka nama "Aziza". Namun, sejak kecil aku dibiasakan dipanggil "Rahma".

Ketidaksukaan ini semakin menjadi-jadi ketika SMP. Dulu di SMP, absen siswa perempuan seluruhnya didahulukan dari siswa laki-laki. Dan qadarullah namaku dianggap sebagai nama siswa laki-laki sehingga absenku ada di antara siswa laki-laki lain. Nomor absenku ada di bawah-bawah.

Aku kesal karena dulu ketika ujian dan nilainya sama, yang dianggap rangking 1 adalah yang absennya lebih atas. Karena absenku bawah-bawah, sebagus apapun nilaiku, jika ada yang nilainya sama denganku, otomatis aku tidak jadi rangking 1 di mata pelajaran itu.

Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa menerima nama "Rahma" tersebut. Ketika kuliah dan belajar Bahasa Arab, aku jadi paham bahwa "Rahma" artinya "Kasih Sayang". Pas banget waktu itu lagi Allah uji dengan jatuhnya aku sejatuh-jatuhnya karena ga keterima ITB. Aku jadi merasa bahwa mungkin ujian itu adalah agar aku tidak sombong dan berkasih sayang dengan orang lain yang tidak diberi kelebihan seperti aku.

Hafshah Halimah Muslihah 

Boleh berkunjung setelah 40 hari ya


Ketika berdiskusi dengan suami tentang mencari nama untuk anak, aku menceritakan kisahku di atas. Dan kala itu dia mengatakan, "Padahal dulu waktu aku baca namamu di absen kelas, dalam hati aku berpikir bahwa namamu bagus."

Iya, ternyata presepsiku yang dulu salah. Aku tidak suka dengan namaku tanpa alasan yang jelas. Padahal namaku bagus. Artinya pun juga bagus.

---

Baiklah, itu intro saja. Inti postingan kali ini adalah mau cerita nama anak kami.

Hafshah Halimah Muslihah
حفصة حليمة مصلحة

Awalnya bapaknya mau ngasih nama Halimah Muslihah aja.

---

Halimah adalah bentuk Muannats dari Halim (حليم).

Dalam kajian Ustadz Nuzul hafidzahullah yang berjudul "Bermuka Dua", beliau menjelaskan Surat As-Saffat: 101 yang berbunyi:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيْمٍ
"Maka Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) sorang anak yang sangat sabar (Ismail)."

Makna حليم itu adalah orang yang punya sifat حِلْمٌ, yaitu sifat yang menggabungkan beberapa unsur:
(1) pemikiram yang jernih
(2) akhlak yang mulia
(3) punya kasih sayang ke makhluk

Ustadz Nuzul kala itu mengatakan bahwa tidaklah Allah memberi sifat kepada seluruh Nabi & Rasul kecuali pasti punya sifat حلم.

Sebagai tambahan, dari kajian Ustadz Firanda hafidzahullah, Halim itu adalah ketika bisa membalas perbuatan buruk, tetapi memilih berbuat baik. Kata suami, ini adalah the next level dari Sabar.

---

Adapun Muslihah adalah bentuk Muannats dari Muslih (مصلح) yang maknanya adalah orang yang menshalihkan orang lain. Kata ini adalah turunan dari kata أصلح - يصلح

Kata suami, ini adalah the next level dari Shalih.

---

Kemudian aku bilang ke suami bahwa gimana kalau ditambah nama tokoh? Ide ini muncul ketika melihat perbedaan aku dan suami yang namanya sama-sama nama Islami tapi namaku bukan nama tokoh sedangkan namanya adalah nama tokoh.

Awal-awal nikah dan pandemi dulu aku sampai hafal ayat-ayat pertama Surat Luqman karena suami sering baca surat tersebut ketika beliau shalat berjamaah di rumah karena tidak bisa shalat di masjid. Bahkan surat yang dibaca di acara pernikahan kami adalah Surat Luqman, bukan Surat Ar-Rum sebagaimana biasanya acara nikahan.

Iya, dia sangat suka dengan Surat Luqman karena namanya adalah Luqman. Namanya adalah nama tokoh sehingga dia berusaha meneladani tokoh tersebut.

Adapun aku, namaku bukan nama tokoh. Dalam artian, bukan nama sahabiyat. Aku pun tak tahu harus meneladani siapa dengan nama "Rahma" ini. Jika mungkin namaku adalah "Aisyah", aku mungkin akan menjadikan tokoh ibunda Aisyah sebagai teladan utama ketika menjadi perempuan. Namun, sekali lagi, namaku bukan nama tokoh, maka aku ((bisa dibilang)) tidak menjadikan satu tokoh sahabiyat tertentu sebagai teladan yang benar-benar aku kagumi. Aku mengagumi para sahabiyat secara general.

---

Berangkat dari sini, aku ingin nama anakku adalah nama tokoh. Dan jujur saja, kalau punya anak laki-laki aku ingin namanya adalah Umar karena aku suka sekali dengan kisah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Kisah wafatnya Umar masih menjadi kisah sahabat paling menguras air mata bagiku.




Karena anak kami perempuan, aku terpikir untuk mengambil nama putri Umar, yaitu Hafshah radhiyallahu 'anha. Terlebih, ibunda Hafshah adalah salah satu Ummahatul Mukminin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mungkin menikah dengan sembarang orang. Pasti beliau memilih perempuan-perempuan terbaik.

Pasca wafatnya Umar, Ibunda Hafshah adalah satu-satunya Ummahatul Mukminin yang dipercaya untuk memegang mushaf Al-Qur'an yang pertama kali. Beliau juga seorang ahli qira'ah. Beliau adalah ahli puasa dan shalat malam.

إنها صوّامة قوّامة، و إنها زوجةك في الجنة
"Sesungguhnya dia (Hafshah) adalah wanita yang ahli berpuasa dan rajin shalat malam, dia adalah istrimu di Surga." - HR. Abu Daud

---

Terlebih, kalau dari aku sendiri, nama "Hafshah" ini masih jarang dipakai oleh orang Indonesia. 

Dan hal ini terbukti ketika keluarga dekat menanyakan apa arti kata "Hafshah"?

Tentu saja tidak ada artinya karena ini adalah nama tokoh. Sebagaimana "Khadijah" atau "Aisyah" yang juga tidak ada artinya karena merupakan nama tokoh.

Tulisan di blog lama. Tahun 2018

Dan ternyata memang dari dulu aku suka dengan nama "Hafshah" ini. Aku baru ingat pernah menulis hal tsb di blog lama. Walau dulu memang sukanya hanya karena suka saja tanpa ada alasan yang jelas hehe.

---

Tadinya nama "Hafshah" mau ditaruh belakang. 

Halimah Muslihah Hafshah.

Namun, aku mempertanyakan i'rabnya jika susunannya seperti itu. Karena "Halimah" dan "Muslihah" itu Nakirah sedangkan "Hafshah" itu Ma'rifah.

Akhirnya aku katakan pada suami bahwa i'rab yang benar adalah jika kata "Hafshah" ada di depan.

Hafshah Halimah Muslihah.

Hafshah -> Mubtada
Halimah -> Khabar pertama
Muslihah -> Khabar kedua


Ntaps kan i'rabnya aja sampai aku pikirin hehe.

Memasuki era hidup berikutnya: pumping


Alhamdulillah, tuntas juga tulisan ini. Berusaha menulis di tengah kesibukan sebagai ibu baru yang sedang beradaptasi dengan new born.

Semoga Hafshah tumbuh dengan meneladani sifat-sifat yang mulia dari Ibunda Hafshah radhiyallahu 'anha. Semoga Hafshah tumbuh sebagaimana doa kami dalam namanya, yaitu Halimah dan Muslihah.

Semoga nanti ketika Hafshah besar, Allah izinkan Hafshah membaca tulisan ini 💖

---

Selesai ditulis di tengah deadline Laporan Keuangan klien
2 Rajab 1445H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Parenting Delusion: Hal yang Dianggap Ilmu Parenting, padahal Bukan

02. Pendidikan Karakter Nabawiyah 0-7 Tahun