Sebulan Bersama Newborn: Masa Ospek Ibu Baru

Bismillahirrahmanirrahim

Kalang kabut. Itulah istilah yang mewakili kondisiku di masa ospek ibu baru.

Setelah sekitar sebulan mencoba berdamai dengan rasa nyeri ketika menyusui, di ujung bulan pertama Hafshah lahir, aku dihadapkan pada kenyataan bahwa BB Hafshah kurang dari target di buku KIA.

Pusing? Tentu saja. I just like, "Kok ga ada yang ngasih tahu aku tentang target BB sesuai KMS sebelum lahiran?"

Tentu itu bukan salah orang lain. Aku saja yang kurang proaktif sehingga sebelum lahiran aku tidak tahu terkait grafik KMS.

Jujur aja tugas ospek SMALA dan STAN kalah sama 'tugas' di masa ospek ibu baru ini. 

Bangun tengah malam ketika Hafshah minta nen. Pernah juga ga tidur lagi karena nenennya sampai udah mendekati Subuh. Pernah nenenin dari jam 11 siang sampai menjelang Maghrib. Kebingungan ketika dia tiba-tiba nangis ngeden. Ketakutan kalau-kalau dia kuning. Khawatir berlebihan kalau pusarnya berdarah. Dan BB Hafshah tidak naik sesuai target padahal nenennya lama (bisa sejam lebih).

Poin terakhir sungguh membuat aku stres kuadrat wkwkwk. Apa yang membuat BB nya tidak naik sesuai target? Apa Hafshah cacingan? Apa selama ini dia ngempeng aja? Apa dia bingung puting? Apa dia ada Lip Tie/Tongue Tie? Mengapa proses menyusui Hafshah masih terasa sakit (padahal usianya sudah satu bulan)? Dan segala pertanyaan lain yang rasanya membuat aku memikirkan Hafshah dari bangun sampai bangun lagi.

Tapi jujur, di balik semua kebingungan itu, aku ingin bertanya, memangnya kenapa sih kalau BB nya ga naik sesuai target KMS?

Mencoba poto-poto estetik

Aku mencoba mencari informasi kesana kemari. Yang mana ternyata informasi-informasi itu malah membuat aku cemas berlebihan. 

Iya, kesalahanku adalah aku bertanya kepada terlalu banyak pihak. Jawaban mereka berebeda-beda. Tentu mereka memberi jawaban sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan mereka masing-masing.

Ada yang menjudge Hafshah TT/LT dari foto. Mereka bilang itulah yang membuat proses menyusui Hafshah kerasa sakit. Itu juga lah yang membuat Hafshah ngempeng (bukan nyusu). Mereka menyarankan aku ke Dokter Laktasi agar ditindaklanjuti TT/LT nya.

Hah? Dokter Laktasi? 

Emang ada? Seumur² baru denger kali ini.

Jujur aja aku syok mereka menjudge Hafshah seperti itu. Karena aku sebagai ibunya yang berinteraksi dengan dia setiap hari bisa melihat dengan jelas kondisi lidahnya. Sedangkan mereka hanya melihat dari foto saja.

Ada juga yang berkomentar kurang lebih, "Kok lama sakitnya?" ketika tahu aku masih kesakitan dalam proses menyusui Hafshah di ujung bulan pertama.

Sedih banget dikomen gitu wkwkwk. Apa iya aku ga becus amat jadi ibu? Aku tahu rata-rata orang merasa kesakitan hanya di pekan pertama atau kedua saja. Tapi, kalau ada yang masih kesakitan sampai mau masuk bulan kedua, apa ga boleh? Apa semua orang harus sama?

Here we go!

Proses mencari Dokter Laktasi pun ternyata tidak mudah. Yang mana hal ini membuat aku ke DSA dulu untuk tahu apakah Hafshah ada TT/LT. Alhamdulillah, ternyata tidak ada. Hanya saja DSA menyarankan Hafshah disuplementasi ASIP untuk mengejar target BB yang ketinggalan. Kata beliau, bisa jadi perlekatanku selama ini belum benar sehingga ASI yang masuk ke Hafshah kurang.

Deg. Lagi-lagi aku merasa tersudutkan :"(
Keluar dari ruang DSA aku nangis. Ngerasa ga pinter-pinter juga jadi ibu. Nyusui aja ga bisa dan ga becus. Padahal udah bolak balik diajari posisi dan perlekatan di Klinik Laktasi tapi tetep aja salah.

Iya kalau salahnya cuma berdampak ke aku yang kesakitan. Lha ini berdampak pula ke BB nya Hafshah yang ga naik sesuai target. Semakin menjadi-jadi lah rasa bersalahku. 

---

Later I know bahwa kalau BB ga naik sesuai KMS maka bisa jadi si anak termasuk kategori stunting. Yang mana ((katanya)) kalau anak stunting bakal ngaruh ke tinggi badan, kecerdasan, dan emosi.

Oke, berarti Grafik KMS ini emang penting. Kemana aja aku baru tahu terkait hal ini ketika Hafshah udah mau sebulan?

Jujur aja di hari-hari awal setelah melahirkan Hafshah, aku masih bergelut dengan rasa sakit di puting yang rasanya bikin bolak-balik nangis. Aku sama sekali ga ada pikiran buat ngejar target BB dan mencari tahu tentang Grafik KMS. Waktu itu aku berpikir yang penting Hafshah nenen. 

Aku juga ga mau maksa-maksa Hafshah nenen tiap dua jam. Karena instingku mengatakan bahwa kebutuhan tiap individu beda-beda. Yang mana ternyata keputusanku itu ((di mata DSA, nitizen, dan masyarakat Indonesia)) bisa jadi salah. Karena dampaknya, BB Hafshah tidak naik sesuai target.

Ruang Laktasi

Tiap hari aku minta petunjuk. Minta hidayah. 

Aku bingung harus kemana untuk menjawab segala pertanyaan di pikiranku ini. 

Nanya di grup penyuluhan malah merasa tersudutkan. Nanya ini nanya itu, semakin variatif jawabannya.

Alhamdulillah, hari ini Allah izinkan aku konsultasi ke Dokter Anak sekaligus Dokter Laktasi di RSIA Kendangsari Surabaya. Awalnya aku takut banget ke RSIA ini karena takut mahal wkwkwk. Tapi, yaudah lah adanya Dokter Laktasi cuma di sini. Mau mahal kayak gimana pun ya harus dibayar.

---

Aku ketemu dr. Diana Amilia, Sp.A, IBCLC. Biaya dokter Rp.225.000 tapi dilayani selama dua jam :")
Mantul banget ga tuh? Meanwhile di tempat lain biayanya Rp.400.000 dan itupun kayaknya ga mungkin dua jam.

Biidznillah, segala kegalauanku dijawab oleh dr. Diana. Yang mana akhirnya, pendapat orang lain yang membuat aku sedih dan bingung itu semua terpatahkan karena aku lebih percaya pada ahlinya. Berikut aku rangkum pertanyaan dan jawaban dari diskusi kami hari ini.

🍃 Hafshah nenennya lama, mengapa BB tidak naik sesuai target? 
Target KMS itu adalah standar. Namun, ga semua anak harus banget sesuai itu. Bisa jadi BB akan terkejar di bulan-bulan berikutnya. Menurut saya, kenaikan BB Hafshah yang naik 400gr (dari target 800gr) ini tergolong wajar.

Ada anak yang bahkan turun 500gr. Ada yang naiknya 150gr. 

((Mendengar jawaban ini aku merasa lega dan ga lagi merasa tersudutkan. Bye orang² yg nggupuhi aku kudu banget naikin BB anak sesuai target wkwkw))

🍃 Apa mungkin karena Hafsah cacingan?
Tidak. Dia tidak cacingan.

🍃 Apa mungkin Hafshah ada TT/LT sehingga proses menyusuinya masih sakit?
Tidak TT/LT. Kalau masih sakit, kemungkinan memang lecetnya belum sembuh. Kalau perlekatan dibenarkan, semoga kedepan berangsur lebih ga sakit lagi.

Mungkin ibunya yang toleransi rasa sakitnya rendah sehingga sakit dikit aja kerasa sakit banget.

((Asli ini bener banget sih. Toleransi rasa sakitku emang rendah. Bye orang yang komen kenapa masih kerasa sakit. Kita emang beda ujian hidup wkwwk))

🍃 Hafshah nenen bisa sejam lebih. Tapi dia banyak ngempeng juga. Gimana caranya biar dia ga ngempeng (alias nyusu)?
Biarin aja anak ngempeng. Ngempeng itu juga memberi manfaat non nutrisi (ikatan batin, imun, merangsang produksi ASI). Daripada dia ngempeng dot atau benda mati lainnya. Ya mending ngempeng payudara ibunya. 

Bayi nyusu lama itu ga masalah.

((Wkwkwkwk. Asli ini mah aku aja yang kayak kurang sabar sama keadaan. Gara² liat anak orang lain kalau nenen cuma 15-20 menit, aku jadi ngerasa there is something wrong sama Hafshah karena nenennya dia lama. Aku kmrn² kek ngerasa rugi gitu lho kalau dia ngempeng doang. Aku ngerasa udh duduk lama nyusuin tapi ASI yang masuk ga banyak. Astaghfirullah. Dasar aku))

🍃 Payudara rasanya kurang kosong habis dibuat nen. Apa Hafshah kurang dapet ASI?
Ga harus sampai kosong. Bisa jadi karena ibunya overproduksi. Jadi walau dinen tetep terproduksi lagi.

((Bye postingan² dan orang² yg bikin insekyur karena katanya payudara harus banget kosong kalau habis dibuat nen))

🍃 Apa mungkin tidak naik karena ada silent disease?
Ibunya kena TBC? Engga kan?
Kalau silent disease bisa jadi seperti ISK. Tapi sepertinya tidak. Asal dibersihkan dengan betul kelaminnya.

((Bismillah ya Nak))

RSIA Kendangsari Surabaya 


Diagnosa dr. Diana adalah Hafshah kemungkinan tidak mendapat hindmilk karena produksi ASI yang banyak. Jadi dia kenyang duluan sama foremilk. Yang mana itu membuat BB nya tidak naik banyak.

Cara mengatasinya adalah dengan perah dulu foremilknya baru nenenin Hafshah. Harapannya yang diminum Hafshah nanti adalah hindmilknya sehingga dia dapet lemaknya.

Kemungkinan lain adalah karena aku kurang zat besi. Beliau menyarankan aku untuk suplementasi zat besi.

---

Okeh. Alhamdulillah. Keluar dari RSIA Kendangsari rasanya lega banget. Diskusi banyak hal dan diajari teknik perlekatan yang benar.

Semoga Allah memberi hidayah Islam ke dr. Diana. Allahumma Aamiin.

---

Selesai ditulis di bawah rintikan hujan
25 Rajab 1445H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Parenting Delusion: Hal yang Dianggap Ilmu Parenting, padahal Bukan

02. Pendidikan Karakter Nabawiyah 0-7 Tahun