Alasan BB Hafshah Stuck Berbulan-bulan
Berikut adalah cuplikan transkirp dari hasil konsultasi bersama beliau:
Poin berikutnya, BB stuck. Ini banyak sekali sebabnya. Dan salah satunya adalah penyerapan lemak yang masih loyo. Orang-orang dengan karakteristik kualitas paru-paru, kenapa konstipasi? Karena bile, aliran bile salts, aliran empedunya itu stuck.
Makin ditekan makin enggak ada asupan lemak, makin stuck. Enggak ada yang melumasi tinja sehingga tinjanya itu keras, membatu di usus besar sana karena udah berkali-kali itu direabsorbsi, reabsorbsi, reabsorpsi cairannya.
Tapi bile salts-nya, bile salts itu cairan berupa gemuk. Tahu gemuk ya, yang buat ngoles di pinggiran-pinggiran mobil itu ya semacam oli lah. Bile salts ini di stool kita, dia fungsinya untuk melumasi stool sehingga mudah untuk dikeluarkan.
Nah, pada orang-orang konstipasi, karakter quality-nya itu paru-paru, bile salts-nya itu hampir bisa dipastikan, sangat bisa dipastikan itu stuck gitu.
Kalau Mbak mengalaminya, ya no wonder anak Mbak Rahma juga pasti akan mengalaminya.
Transgenerational trauma plus vibrasi energi kesedihan ibu itu nyampai juga sama anak. Sedih yang bertahun-tahun dan kronis akan melemahkan organ paru-paru.
Sementara tugas organ paru-paru itu memberi cairan dan energi. Ini dari TCM ya, point of view-nya. Memberikan energi dan cairan kepada usus besar untuk bergerak dan untuk melumasi tinja.
Kesedihan yang berkepanjangan melemahkan energi paru-paru, sehingga energi usus besarnya juga lemah, sehingga enggak bisa bergerak. Gerakan perestaltiknya lemah atau bahkan enggak ada sama sekali. Dia menolak untuk bergerak.
Kesedihan yang berkepanjangan akan mengeringkan seluruh cairan badan secara keseluruhan karena fungsi utama paru-paru itu mengatur dan meregulasi cairan ke bagian bawah tubuh, sorry, ke bagian atas tubuh.
Nanti relate-nya fungsi limpa sama lambungnya melemah. Jadi kalau bisa dikatakan, saya mendiagnosa ya karena saya praktisinya, jadi saya harus mendiagnosa.
Mbak Rahma itu konstitusi tubuhnya panas kering karena ini kesedihan yang berkepanjangan atas sesuatu yang sudah terjadi dalam kehidupan dan diri Mbak Rahma berpuluh-puluh tahun yang lalu, dan itu masih belum di- let go.
Makanya BB-nya juga pada anak stuck. Mungkin Mbak Rahma juga punya masalah yang sama, susah naik berat badan.
Ya karena tadi penyerapan lemak masih loyo. Sementara penyerapan lemak itu dibantu oleh bile salts, oleh empedu untuk memecah lemak di usus kecil.
Kalau bile salts-nya enggak keluar ke usus kecil, maka lemak-lemak yang kita konsumsi, seberapa bagus pun, seberapa baik pun, itu enggak akan ada yang mencerna, enggak akan ada yang bisa menyerap. Apalagi enggak keluar sama sekali.
Dan badan sehat, berat badan yang sehat itu bukan banyak-banyakan deposit lemak di bawah kulit ataupun di rongga abdomen sebagai visceral fats ya.
Meskipun KIA itu enggak salah. Indikator KIA misalkan netapin garis hijau, garis merah gitu. Tapi kalau untuk mencapai garis hijaunya ini, kita justru ngejar banyak-banyakan kayak bayi yang gemoy gitu ya. Gemoynya itu ya gemoy gitu. Ada gemoy sehat gitu maksud saya. Ada juga gemoy yang sebenarnya mengindikasikan bahwa dia tidak sehat, tapi gemoy tidak sehatnya itu membawa dia di berat badan dalam garis hijau.
Lalu apakah dia dikatakan sehat? Kan tentu tidak gitu. Karena sebenarnya berat badan yang dikejar itu bukan banyak-banyakan deposit lemak di bawah kulit ataupun di rongga abdomen gitu ya. Meskipun kita enggak perlu takut dengan sejumlah lemak yang tersimpan di bawah kulit kita itu, sebagai nantinya dia akan berfungsi sebagai cadangan energi darurat. Tapi kuncinya adalah bukan deposit berlebihan.
Kalau naik berat badan pakai metode ini, gampang caranya, banyak makan karbo aja pasti naik berat badan dari banyaknya deposit lemak. Karena setiap kelebihan karbohidrat yang kita konsumsi akan dikonversi jadi lemak.
Sama sebetulnya dengan protein dan lemak. Tapi jalur paling singkat dan paling cepat untuk memberikan menyediakan cadangan energi itu adalah dari carbs.
Nanti setelah jalani GAPS Nutritional Protocol, dengan kembali tersedianya sumber-sumber nutrisi esensial untuk building block, tubuh, karena sudah ada nih building block tubuh, nanti saluran pencernaan itu sudah kembali ke fitrahnya. Dia akan menyediakan nutrisi, instead of jadi sumber toksin.
Kita mulai akan perlahan membangun kepadatan tulang, otot yang sehat. Bukan cuma macam sapi gelonggongan yang isinya air doang gitu, bukan cuma nabungin deposit lemak di bawah kulit. Begitu juga, tubuh kita akan mampu untuk menambal serpihan-serpihan kerusakan di jaringan dan organ.
Kalau di Group WA sudah saya sering ulang-ulang gitu soal kenaikan BB, apa kata kuncinya adalah muscle mass and bone density. Jadi, peningkatan berat badan yang terbaik fokuskanlah pada peningkatan muscle mass and bone mass, kalau penyerapan lemaknya baik. Jadi yang bikin berat badan kita itu bukan karena banyak lemak, gitu ya, tapi massa ototnya itu padat dan tulangnya pun padat.
Jangan salah, kita bertulang, tapi kerapatan tulang kita, sel-sel tulang kita itu, osteoblasnya itu kurang. Sel-sel osteositnya itu tidak melakukan aktivitas pembelahan sehingga membentuk aktivitas osteoblas. Kita punya tulang, tapi sel osteositnya itu renggang-renggang, kopong gitu. Kalau nanti sampai di menopaus, kita akan ketemu dengan istilah osteoporosis, itu yang dimaksud adalah kerapatan sel-sel tulang kita itu mulai kopong, gitu, mulai renggang.
Nah, nanti ini akan banyak bicara dengan masalah malnutrisi, terutama kalau malnutrisi di mikronutrisi, mikronutrien kita nggak akan langsung dead. Tapi kalau kita kurang di makronutrisi, Biidznillahi Ta'ala kita bisa langsung dead, entah itu kita kurang makan karbo, protein, maupun lemak.
Tapi kalau mikronutrisi, nah kita bicaranya nanti ke sini. Berbagai macam gejala fisik, gitu, bisa berat badan yang susah naik karena akhirnya kepadatan tulang juga yang nggak bagus. Kalau penyerapan lemaknya baik, Insyaa Allah, fat soluble vitamin (A, D, E, K) akan mudah diserap dan dikonversi, terutama vitamin D untuk aktivasi kalsium, sehingga kalsiumnya nggak hanya beredar-edar di darah, tapi ada yang bawa ke tulang. Nanti yang transportnya pun vitamin K, magnesium, semua itu pada GAPS people itu malnourish, ketersediaannya kurang atau bahkan nggak ada sama sekali.
Itu bone mass butuh vitamin D, butuh vitamin K, butuh magnesium, butuh kalsium. Nah kalau ngomongin muscle mass, nanti dilihat dari ketersediaan asam amino, kalau proteinnya mampu dipecah dengan sempurna, sementara pencernaan protein paling awal itu terjadinya di lambung dengan kehadiran HCl dan pepsinogen, sementara selama ini proses pencernaan lambungnya selalu ditekan, jadi produksi asam lambung yang nggak cukup, nggak cukup asam, nggak cukup secara volume.
Gimana dia mau memecah protein di situ, gimana dia akhirnya nggak menyisakan undigested food of protein yang akhirnya dilolosin sama usus kecil, masuk ke aliran darah, ketemu sama patroli sistem kekebalan tubuh, diserang, muncullah berbagai macam gejala dari eksim, psoriasis, asma gitu.
Jadi, untuk memperbaiki ini, ya jawabannya memang harus holistik, nggak bisa dari satu sisi aja gitu ya.
Nanti ke depannya kalau ada, eh, kita untuk vitamin D, kita nggak akan main suplementasi karena vitamin D, apapun mereknya, apapun bentuknya, tidak untuk dikonsumsi.
Nanti kita bisa beralih kalau butuh banget, butuh sekali, mungkin nanti untuk Hafsah saja ya, kita akan beralih ke cod liver oil. Banyak sekali alasannya untuk menghentikan sebenarnya hormon di dalam tubuh kita. Fat-soluble vitamins itu sebenarnya adalah bentuk hormon, hormon D. Salah satunya kenapa nggak konsumsi suplementasi vitamin D? Karena dia hakikinya adalah racun tikus. Meskipun awal dibikin kolekalsiferol itu dipabrikan untuk racun tikus ya.
Beberapa orang akan mengatakan untuk jadi racun atau nggak racun itu tergantung dosis, tapi buat saya pribadi dan beberapa praktisi kesehatan holistik, baik itu holistik yang dari barat maupun holistik klasik, racun tetap adalah racun, mau itu akut atau kronis. Akan tetap membahayakan.
Belum lagi dari dulu itu sudah banyak sekali jurnal penelitian ilmiah yang mengatakan bahwa kelebihan vitamin D itu akan meningkatkan risiko hyperkalsemia, cuma dibantah oleh industri yang mendukung, dibantah oleh peneliti atau ilmuwan yang mendukung tumbuhnya industri vitamin D, dengan mengatakan itu tergantung dosis. Padahal dari dulu kala penelitian tentang hyperkalsemia itu sudah lebih banyak daripada penelitian yang mendukung untuk asupan vitamin D, hyperkalsiumnya itu nanti penumpukan kalsium di dalam darah yang akan memperberat fungsi ginjal untuk menyaring, juga akan untuk mengeluarkannya gitu.
Hafshah si bayi gym |
Alhamdulillah. Kalau aku simpulkan sih begini: harusnya kalau sehat, BB anak naik sesuai KMS, tapo kalau ga naik sesuai KMS, solusinya bukan sufor juga. Aku jadi paham mengapa di medis konvensional ketika BB seret maka solusinya dikasih sufor. Ya karena itu tadi, cara naikin BB dengan konsep yang salah (hanya menaikkan lemak di bawah kulit) adalah dengan dikasih karbo yang banyak. Dan karbo ini jangan dipahami hanya sebatas nasi, kentang, dan semisalnya gitu. No, karbo itu lebih dari itu.
Jadi solusinya gimana? Ya ada di atas tadi. Harus diatasi secara holistik. Ibunya juga melakukan perbaikan pola hidup karena masih menyusui.
Ohiya saranku terkait penggunaan vit. D dan Cod Liver Oil, harus dalam pengawasan ahli ya. Jangan beli sendiri dan minum tanpa arahan ahlinya.
Bismillah ya Bun. Semangat berjuang. Menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya, tetapi ilmu biidznillah bisa kita akses dimana-mana. Pertanyaannya adalah mau atau tidak. Mau berilmu atau tidak. Mau berjuang atau tidak. Atau kita maunya disetir sana disetir sini tanpa tahu landasan ilmu dari saran yang disampaikan ke kita?
Knowledge is power biidznillah. Dan aku sangat merasakan itu. Dari zaman hamil, aku sangat merasakan bahwa ilmu membuat aku tidak ragu-ragu untuk menjalankan segala proses perbayian ini sesuai fitrah Insyaa Allah.
Lelah ya mencari tahu mengapa begini mengapa begitu? Iya, sama. Aku juga lelah. Namun segala proses ini membuat aku merasa berdaya dan ter-level up.
Iya, walaupun jawaban itu baru ketemu berbulan-bulan berikutnya setelah segala proses yang kami alami bersama. Setelah segala ikhtiar, doa, dan air mata telah menghiasi perjalanan ini hingga Allah izinkan kami mendapat pencerahan akan solusinya.
Bapak ibunya Hafshah sudah lulus ulek saring Alhamdulillah |
Selesai ditulis ketika adzan Subuh dan Hafshah terbangun.
11 Rajab 1446H.
Comments
Post a Comment