Penjagaan Allah di Atas Segalanya

Bismillahirrahmanirrahim

Malam ini, aku merasakan rasa haru yang luar biasa. Menyadari bahwa Allah tidak pernah meninggalkan aku bahkan ketika aku melakukan kesalahan sekali pun.

Aku teringat masa-masa di tahun 2018. Malam Ramadhan yang sangat dingin kala itu. Aku masih berusia 22 tahun. Masih sangat muda. Baru mengenal kehidupan nyata. Aku ingat betapa hawa dingin menyelimuti tubuhku. Aku juga ingat betapa dinginnya hatiku yang kala itu merasa sedih karena jauh dari keluarga. Atau lebih tepatnya merasa sedih karena dibiarkan jauh dari keluarga. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku mempertanyakan itu. Mengapa aku tidak dijaga? Mengapa aku direlakan jauh dari keluarga? Berjuang seorang diri di tanah rantau. Di tanah dengan budaya yang sangat berbeda. Di tempat yang hawanya asing bagiku.

Deep down inside, ada bagian dariku yang meminta haknya. Hak yang tidak terpenuhi selama bertahun-tahun adanya. Hak untuk dilindungi, dijaga, dikasihi, dipeluk, dan tidak direlakan pergi begitu saja.

Ibu sayang Hafshah

Namun, di kala perasaan itu datang, Allah tidak membiarkan aku sendiri. Allah menjagaku dengan penjagaan agama. Allah membuat aku mengingat ayat yang telah aku hafal bertahun-tahun lamanya. Yang mana ayat itu tiba-tiba membuat hatiku tenang karena menyadari tidak ada yang salah dengan skenario-Nya.

أَلَيْسَ اللَّـهُ بِأَحْكَمِ الْحٰكِمِينَ
"Bukankah Allah adalah hakim yang paling adil?"

Iya, aku tidak dijaga manusia, tetapi Allah menjagaku. Allah tidak pernah meninggalkan aku sendiri. Bahkan ketika aku melakukan kesalahan sekali pun. Allah menarik aku kembali. Allah membuat aku jatuh, sedih, terluka sebagai penjagaan agar aku ada di jalan-Nya. Betapa besar kasih sayang Allah kepadaku yang walaupun manusia tidak peduli dengan kehadiranku, Dia tetap membuatku merasa berharga. Dia tetap menjagaku dengan sebaik-baik penjagaan.

Demikian pula doa yang sering aku panjatkan kepada Allah, yaitu agar Allah menjaga Hafshah dalam sebaik-baik penjagaan. Karena kami sebagai orang tuanya begitu lemah. Kami manusia biasa yang tak selayaknya diandalkan. Hanya Allah yang bisa menjaga anak kami dalam sebaik-baik penjagaan.

---

Hanya ingin menuliskan perasaan ini. Perasaan dijaga oleh Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sangat relate dengan tema kajian kali ini (videonya di bawah). Semoga Allah senantiasa menjaga kami dimana pun dan kapan pun.

Di tulis dengan linangan air mata
23 Ramadhan 1446 H






Comments

Popular posts from this blog

Resign untuk Kedua Kalinya

Bukan Sekedar Pindah ke Kontrakan

Alasan BB Hafshah Stuck Berbulan-bulan

Mendidik Tidak Mendadak - Ustadz Abdul Kholiq Hafidzahullah

GTM pada Anak: They Need Your Help Mom!