Supporting My Other Half
Bismillahirrahmanirrahim
Dear Lopi, I'm here sitting behind you. Betapa amazingnya kehidupan ini. Tadi pagi baik-baik saja, tiba-tiba malam ini kita di kantor polisi. Iya, kantor polisi di pukul 23.13 WIB. Karena apa? Karena penipuan.
Siapa yang menyangka Lopi akan ditipu sore ini dengan nominal yang tidak sedikit oleh nomor yang mengaku kurir dengan segala modusnya. Dan aku yang sore tadi menerima kabar tersebut dari Lopi -Alhamdulillah- Allah buat tenang karena yakin Allah akan menolong kita.
Dan yeah, di sinilah kita detik ini. Setelah Lopi berusaha lapor polisi sendiri setelah pulang kantor dan kemudian harus menyiapkan ini itu lalu memutuskan pulang dulu, dan aku yang sudah selesai mengurus Hafshah lalu menitipkan Hafshah di rumah ibuk, kita bersama-sama di sini menghadapi ini. Episode hidup yang sama sekali tidak pernah terbesit akan terjadi.
Sejujurnya aku heran pada diriku sendiri. Mengapa aku yang biasanya panik, bisa setenang ini menghadapi ini? Pun ketika tahu kemungkinan uangnya tidak kembali dan kitalah yang harus ganti rugi atas uang tersebut, aku juga biasa saja. Yang ada dalam pikiranku adalah "Ya sudah kalau disuruh ganti, nanti diganti saja."
Apakah ini yang namanya taufik berupa ketenangan dari Allah?
Lopi harus tahu bahwa aku sangat ngantuk saat ini. Apalagi besok aku ada jadwal dua kelas. Namun, aku ga mungkin membiarkan Lopi ke Polrestabes seorang diri. Apakah belasan tahun yang lalu Lopi pernah mengira akan mengalami ini bersama teman SMA Lopi?
Semoga Allah mudahkan kita ya. Terima kasih sudah banyak membersamai aku selama ini. Di momen ini, saatnya aku yang membersamai Lopi.
Selesai ditulis di Polrestabes Surabaya
17 Rabi'ul Tsani 1447H
Comments
Post a Comment