Sri Mulyani: Most of The Time adalah Perjuangan
Bismillahirramanirrahim
Pingin cerita dikit, hehe.
Terkait postingan sebelumnya, itu dipeuntukkan buat Kompetisi Blog. Baru tahu ada kompetisi itu tanggal 29 Juli dan baru sadar deadlinenya tanggal 30 Juli.
Tapi, Alhamdulillah banget.
Tanggal 30 Juli pagi, aku ditugaskan untuk meliput kegiatan Latsar. Kebetulan kemarin agendanya adalah pembukaan dan bincang hangat bersama Menteri.
Awalnya aku pingin cepet selesai karena kepikiran tulisan yang belum rampung. Pikirku cepet selesein tugas liputan ini, terus selesein yang lain, baru kalau udah longgar baca majalah keuangan, gitu.
Sekali lagi, Alhamdulillah banget, justru karena aku disuruh ngeliput itu aku jadi punya inspirasi tulisan buat kompetisi itu, ya walau aku tahu, hasilnya ngga bisa dikatakan bagus, tapi paling engga, aku seneng banget karena pernah berusaha.
Here we go!
Speech-nya Ibu Menteri Keuangan di Acara Bincang Hangat bersama siswa Latsar CPNS Periode V Tahun 2019.
Tulisan dibawah ini kurang lebih sama dengan tulisan di web BDK DPS karena yaa,
penulisnya sama, hehe.
---
30 Juli 2019 di Aula GKN I Denpasar.
Kulihat ruangan itu telah dipadati oleh banyak manusia berseragam hitam dan putih.
Mereka sedang berdiri dan berlatih untuk acara Pembukaan Latsar CPNS 2019 Periode V.
Kupandangi wajah-wajah itu, rasa senang dan bangga karena menjadi bagian dari Kementerian ini.
Di sisi yang berbeda, kupandangi wajah adik-adik Prodip I KBN yang sedang PKL di unit kami.
"Ngga kerasa, itu semua sudah aku lalui. Kuliah, PKL, Latsar, sudah aku lalui."
Tak berapa lama, Acara Pembukaan pun dimulai.
Dilanjut dengan Bincang Hangat bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melalui video conference.
Ini bukan kali pertama aku ikut menyimak arahan dari Ibu Menteri.
Aku ingat sekali, dulu, 17 April 2017, di sisi kiri atas gedung Student Centre Politeknik Keuangan Negara STAN, sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan seragam putih hitam, aku duduk beserta mahasiswa lainnya untuk menyimak speech beliau.
Keinginan untuk menyimak itu pun berlanjut ketika OJT di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan. Walau tidak bisa hadir langsung, biasanya aku berusaha menyimak via streaming.
Dan seperti biasa, kata-kata beliau berhasil membuat aku kagum.
---
Dalam kesempatan kali ini, beliau berkata, "Kalian ada disini, karena kalian sadar, sebagai manusia dewasa, kalian mendaftarkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara."
"Bukan negara yang meminta kalian, tapi kalian-lah yang mendaftar untuk mengabdikan diri kepada negara. Sebagai 'aparatur', kita adalah alat untuk mencapai tujuan negara.
Kita terikat, karena memang kita adalah alat negara."
Di pembukaan ini, beliau berusaha menanamkan kesadaran bahwa secara sukarela kami memang menyediakan diri sebagai ASN. Sebagai alat negara, kami pun harus ikut berjuang untuk mencapai cita-cita negara yang telah disepakati sejak pertama kali berdiri.
Menjadi alat negara harus menjadi alat yang berguna, bagaimana indikator alat negara yang baik itu?
✔Percaya pada NKRI terlebih dahulu
Jujur, untuk poin ini, ini 'aku' banget, sama seperti pemikiranku. Seperti pernah aku ulas di postingan sebelumnya. Aku rasa, tidak ada satu pun Warga Negara Indonesia yang tidak mencintai negeri ini. Siapapun yang duduk di jajaran elit pembuat keputusan, pasti menginginkan yang terbaik untuk Indonesia.
Maka, percaya pada NKRI ini maksudnya adalah kita percaya bahwa negara ini memang benar menuju ke arah yang lebih baik. Percaya bahwa pemerintah sedang mengusahakan yang terbaik untuk Indonesia.
✔Dapat dipercaya
Kementerian Keuangan punya peran yang penting dalam republik ini. Jadi inget permbicaraan dengan Kinan beberapa waktu lalu yang juga membahas tentang ini.
Kementerian Keuangan adalah Bendahara Negara, maka sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, harus bisa dipercaya.
✔Harus punya kompetensi dan pengetahuan
Tantangan Indonesia ini masih banyak. Index kualitas manusia di Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara tetangga, kemiskinan memang menurun tetapi harus tetap diupayakan untuk terus turun, pembangunan di daerah pelosok dan pinggiran harus tetap dilakukan,
maka, apakah itu bisa terwujud jika generasi mudanya tidak punya kompetensi dan pengetahuan?
---
Dalam pembahasan berikutnya, beliau berpesan,
"Jangan karena kalian sudah berada di sini, kalian merasa bahwa chapter kalian sudah selesai. Kalian punya banyak chapter untuk ditulis dalam hidup kalian. Jalan ceritanya bagaimana, itu tergantung pada diri kalian masing-masing."
Beliau berusaha menyadarkan bahwa pencapaian menjadi ASN bukanlah akhir.
"Gelisah degan kegelisahan yang produktif! Agar Kementerian Keuangan tidak salah telah memilih kalian!"
Dalam pembahasan ini, beliau mengatakan bahwa most of the time adalah perjuangan. Sebagian besar dari waktu yang kita miliki haruslah merupakan perjuangan. ASN Kementerian Keuangan dari Sabang hingga Merauke adalah alat perekat dan pemersatu bangsa.
---
Di sesi terakhir, beliau menyempatkan diri untuk menjawab berbagai pertanyaan dari siswa Latsar sebagai pegawai baru. Beliau berpesan untuk menyaring dan memilih informasi.
"Your problem is not about access, your problem is to select!"
Selain itu, beliau juga berpesan untuk tidak takut memiliki ambisi yang baik bagaimana pun kondisinya, entah lingkungan di sekitar mendukung atau pun tidak.
---
Ditulis di Renon,
sebagai pengingat selama menjadi ASN
dan mungkin bisa menjadi motivasi untuk ASN lainnya,
28 Dzulqodah 1440H.
Pingin cerita dikit, hehe.
Terkait postingan sebelumnya, itu dipeuntukkan buat Kompetisi Blog. Baru tahu ada kompetisi itu tanggal 29 Juli dan baru sadar deadlinenya tanggal 30 Juli.
Tapi, Alhamdulillah banget.
Tanggal 30 Juli pagi, aku ditugaskan untuk meliput kegiatan Latsar. Kebetulan kemarin agendanya adalah pembukaan dan bincang hangat bersama Menteri.
Awalnya aku pingin cepet selesai karena kepikiran tulisan yang belum rampung. Pikirku cepet selesein tugas liputan ini, terus selesein yang lain, baru kalau udah longgar baca majalah keuangan, gitu.
Sebuah renungan, "Jika sesuatu memang benar prioritas untukmu, kamu pasti selalu punya waktu untuk melakukannya." |
Sekali lagi, Alhamdulillah banget, justru karena aku disuruh ngeliput itu aku jadi punya inspirasi tulisan buat kompetisi itu, ya walau aku tahu, hasilnya ngga bisa dikatakan bagus, tapi paling engga, aku seneng banget karena pernah berusaha.
Here we go!
Speech-nya Ibu Menteri Keuangan di Acara Bincang Hangat bersama siswa Latsar CPNS Periode V Tahun 2019.
Tulisan dibawah ini kurang lebih sama dengan tulisan di web BDK DPS karena yaa,
penulisnya sama, hehe.
---
30 Juli 2019 di Aula GKN I Denpasar.
Kulihat ruangan itu telah dipadati oleh banyak manusia berseragam hitam dan putih.
Mereka sedang berdiri dan berlatih untuk acara Pembukaan Latsar CPNS 2019 Periode V.
Kupandangi wajah-wajah itu, rasa senang dan bangga karena menjadi bagian dari Kementerian ini.
Di sisi yang berbeda, kupandangi wajah adik-adik Prodip I KBN yang sedang PKL di unit kami.
"Ngga kerasa, itu semua sudah aku lalui. Kuliah, PKL, Latsar, sudah aku lalui."
Tak berapa lama, Acara Pembukaan pun dimulai.
Dilanjut dengan Bincang Hangat bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melalui video conference.
Ini bukan kali pertama aku ikut menyimak arahan dari Ibu Menteri.
Aku ingat sekali, dulu, 17 April 2017, di sisi kiri atas gedung Student Centre Politeknik Keuangan Negara STAN, sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan seragam putih hitam, aku duduk beserta mahasiswa lainnya untuk menyimak speech beliau.
Keinginan untuk menyimak itu pun berlanjut ketika OJT di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan. Walau tidak bisa hadir langsung, biasanya aku berusaha menyimak via streaming.
Dan seperti biasa, kata-kata beliau berhasil membuat aku kagum.
---
Dalam kesempatan kali ini, beliau berkata, "Kalian ada disini, karena kalian sadar, sebagai manusia dewasa, kalian mendaftarkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara."
"Bukan negara yang meminta kalian, tapi kalian-lah yang mendaftar untuk mengabdikan diri kepada negara. Sebagai 'aparatur', kita adalah alat untuk mencapai tujuan negara.
Kita terikat, karena memang kita adalah alat negara."
Di pembukaan ini, beliau berusaha menanamkan kesadaran bahwa secara sukarela kami memang menyediakan diri sebagai ASN. Sebagai alat negara, kami pun harus ikut berjuang untuk mencapai cita-cita negara yang telah disepakati sejak pertama kali berdiri.
Menjadi alat negara harus menjadi alat yang berguna, bagaimana indikator alat negara yang baik itu?
✔Percaya pada NKRI terlebih dahulu
Jujur, untuk poin ini, ini 'aku' banget, sama seperti pemikiranku. Seperti pernah aku ulas di postingan sebelumnya. Aku rasa, tidak ada satu pun Warga Negara Indonesia yang tidak mencintai negeri ini. Siapapun yang duduk di jajaran elit pembuat keputusan, pasti menginginkan yang terbaik untuk Indonesia.
Maka, percaya pada NKRI ini maksudnya adalah kita percaya bahwa negara ini memang benar menuju ke arah yang lebih baik. Percaya bahwa pemerintah sedang mengusahakan yang terbaik untuk Indonesia.
✔Dapat dipercaya
Kementerian Keuangan punya peran yang penting dalam republik ini. Jadi inget permbicaraan dengan Kinan beberapa waktu lalu yang juga membahas tentang ini.
Kementerian Keuangan adalah Bendahara Negara, maka sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, harus bisa dipercaya.
✔Harus punya kompetensi dan pengetahuan
Tantangan Indonesia ini masih banyak. Index kualitas manusia di Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara tetangga, kemiskinan memang menurun tetapi harus tetap diupayakan untuk terus turun, pembangunan di daerah pelosok dan pinggiran harus tetap dilakukan,
maka, apakah itu bisa terwujud jika generasi mudanya tidak punya kompetensi dan pengetahuan?
---
Dalam pembahasan berikutnya, beliau berpesan,
"Jangan karena kalian sudah berada di sini, kalian merasa bahwa chapter kalian sudah selesai. Kalian punya banyak chapter untuk ditulis dalam hidup kalian. Jalan ceritanya bagaimana, itu tergantung pada diri kalian masing-masing."
Beliau berusaha menyadarkan bahwa pencapaian menjadi ASN bukanlah akhir.
"Gelisah degan kegelisahan yang produktif! Agar Kementerian Keuangan tidak salah telah memilih kalian!"
Dalam pembahasan ini, beliau mengatakan bahwa most of the time adalah perjuangan. Sebagian besar dari waktu yang kita miliki haruslah merupakan perjuangan. ASN Kementerian Keuangan dari Sabang hingga Merauke adalah alat perekat dan pemersatu bangsa.
---
Di sesi terakhir, beliau menyempatkan diri untuk menjawab berbagai pertanyaan dari siswa Latsar sebagai pegawai baru. Beliau berpesan untuk menyaring dan memilih informasi.
"Your problem is not about access, your problem is to select!"
Selain itu, beliau juga berpesan untuk tidak takut memiliki ambisi yang baik bagaimana pun kondisinya, entah lingkungan di sekitar mendukung atau pun tidak.
---
Ditulis di Renon,
sebagai pengingat selama menjadi ASN
dan mungkin bisa menjadi motivasi untuk ASN lainnya,
28 Dzulqodah 1440H.
Assalamualaikum, Ma! Wow such an inspiring speech from our Ministry. She really knows what she is doing over there. Her passion on thinking strategically is omnipresent by trying to make you all conscious with the battles you need to win for Indonesia. What a big mind she is! Keep doing your good work! Tabik
ReplyDeleteWa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Delete👌