Kekeliruan Ketika Menyambut Bayi Lahir (Bag.1)

Bismillahirrahmanirrahim

Kajian ke-12 dari serial bahasan "Bimbingan Praktis dalam Mendidik Anak."

Kajian ini diselenggarakan oleh @mothergood.ly dan diampu oleh Ustadz Abu Salma Muhammad.

---

🌾🌾🌾

Masih dalam bab "Memperhatikan Anak Pasca Kelahiran",

kali ini kita masuk dalam subbab kekeliruan yang terjadi di saat menyambut bayi yang baru lahir.

Mengapa subbab ini diperlukan?

Karena nasihat adalah suatu perkataan yang berisi perintah dan larangan.

Tidak lengkap jika hanya menyampaikan perintah tanpa menyampaikan larangannya.

Artinya harus dijelaskan pula larangan-larangan agar kita tidak terjatuh pada larangan tersebut.

Allah سبحانه و تعالى berfirman,

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja?” [QS. Al Qiyamah: 36]

Maknanya, ketika Allah menciptakan kita dan anak kita, ketika Allah membuat kita hidup dan menempati bumi, Allah berikan rambu-rambu dan koridor agar kita berjalan di jalan yang benar, agar kita tidak terseret ke dalam api neraka.

Agama kita berangkat dari memerintah kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar.

Perhatikanlah kalimat syahadat
لا إله إلا الله
Mengapa harus ada kalimat pe-nafi'-annya?

Mengapa tidak “إلهي الله" atau "إلهنا الله" ?

Itulah bentuk kesempurnaan agama kita, kalimat tauhid tidak berbentuk kalimat positif atau afirmatif saja, karena ini adalah kalimat yang kurang sempurna.

Dalam kaidah Bahasa Arab, ketika kita menetapkan sesuatu, seringkali membubuhkan larangannya di awal.

Oleh karena itu ketika Rasulullah صلى الله عليه و سلم menyeru kepada kaumnya tentang kalimat syahadat ini, mereka paham artinya, mereka tahu konsekuensinya.

Beliau naik ke atas bukit dan memanggil semua kabilah,

Beliau berkata, "Jika sekiranya aku sampaikan kepada kalian di balik bukit ini ada pasukan berkuda lengkap dengan persenjataannya, apakah engkau akan mempercayaiku?"

Mereka pun menjawab, “Iya wahai Muhammad, kami percaya kau adalah seorang al-amin.”

Tetapi ketika Nabi صلى الله عليه و سلم mengajak umatnya untuk mengucap kalimat لا إله إلا الله, mereka menentang,

di antara yang menentang pertama kali adalah pamannya, Abu Lahab bin Abdul Muthalib.

Padahal di antara orang yang paling berbahagia dengan kelahiran Rasulullah صلى الله عليه و سلم adalah Abu Lahab.

Dalam kisah, Abu Lahab memerdekakan budaknya yang memberitahu kabar kelahiran Nabi.

Abu Lahab berkata, “Sungguh celaka wahai engkau Muhammad. Apakah karena ini engkau mengumpulkan kami semua? Apakah engkau hendak menjadikan sesembahan-sembahan yang banyak ini menjadi sesembahan yang satu saja? Sungguh ini aneh sekali.”

Mereka tahu makna kalimat لاإله إلا الله.

Kalimat tersebut mengandung penafi'an kepada selain Allah.

Dalam surat Shad ayat 4-5, Allah سبحانه و تعالى berfirman,

وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ ۖ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ

(4) "Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta."

أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

(5) "Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan."

Itu karena mereka terbiasa menyembah banyak sesembahan selain Allah.

Dalam surat Az Zumar ayat 3, orang-orang kafir Quraisy mengaku tidak menyembah tuhan-tuhan yang lain, hanya mendekatkan diri kepada Allah (melalui tuhan-tuhan yang lain).

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar."


---

🍃🍃🍃

Inilah tujuan kita mendidik anak-anak kita. Dalam kisah Luqman, seseorang yang bukan Nabi maupun Rasul diabadikan dalam Al Quran,

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar’”

Menyekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar, syirik merusak fitrah yang paling besar.

Penting bagi kita mengetahui mana perintah, tetapi penting juga bagi kita mengetahui larangannya.

Begitu pula membicarakan tauhid, tidak cukup hanya mengatakan sembahlah Allah, tetapi tidak menjelaskan larangan menyekutukan Allah.

Kita menolak matahari disembah, sapi disembah, bintang disembah, mayit disembah. Mengapa kita menyekutukan Allah padahal Allah yang memberikan rezeki kepada kita?

Disinilah pentingnya mendidik anak dengan tasfiyah dan tarbiyah. Seperti orang yang menanam.

Perlu memilih lahan yang baik, kita singkirkan segala penyakit yang ada agar ketika kita menebarkan bibit, bibit bisa tumbuh. Dalam akarnya, kuat batangnya menjulang ke atas sehingga bisa dipetik buahnya.

Seroang penyair berkata, “Aku mengetahui keburukan bukan untuk menjalankan keburukan itu tetapi agar aku terhindar darinya."

Amirul mukminin pernah mengatakan, “Siapa yang tidak tahu perkara-perkara jahiliyah, dia bisa jatuh ke dalamnya."

from @mothergood.ly


---

🌿🌿🌿

Penulis mengatakan, ada kekeliruan dalam menyambut sang bayi.

Yang pertama adalah membacakan Al Quran agar dimudahkan persalinannya.

Sesungguhnya ada sejumlah kaum muslimin membacakan ayat-ayat tertentu dan menuliskannya lalu dikalungkan kepada ibu tersebut, atau dicelupkan ke air untuk diminum atau dicipratkan ke tempat lahir sang bayi. Ini semua adalah batil.

Pertanyaannya adalah, istri-istri Rasulullah dan para sahabat bagaimana? Apabila perbuatan ini baik, tentu mereka akan melakukannya terlebih dahulu.

Yang wajib dikerjakan oleh wanita hamil yang didera rasa sakit karena persalinan adalah, hendaknya dia menyandarkan dirinya kepada Allah (memohon kepada Allah) agar diringankan persalinannya dari segala rasa sakit yang mendera dan dihilangkan semua kesulitannya. Namun ini semua bukan artinya menafikan ruqyah syar’iyyah.

Memang, ada cara cara untuk menghilangkan kesusahan.
Mana yang disyariatkan? Dengan berdoa.

Dalam ruqyah, sang ibu boleh membaca Al Quran sambil mengusap-usap perutnya.

---

Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya, bolehkah menjadikan Al Quran sebagai tamimah (jimat)? Ada perinciannya.

🍒 Apabila jimat ini dijadikan sebab, tetapi meyakini yang berkekuatan adalah Allah, ini termasuk syirik kecil.
🍒 Apabila jimat ini diyakini yang mempunyai kekuatan, ini termasuk syirik besar.


Ruqyah secara Bahasa memang jampi-jampi. Ada ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirqiyyah.

Contoh ruqyah syar'iyyah adalah ketika salah seorang sahabat disengat kalajengking, kemudian ia membaca Al Quran sambil mengusap-usap tempat yang disengat.

Sementara ruqyah syirqiyyah adalah bacaan-bacaan yang tidak jelas bacaannya bahkan dari dukun-dukun.

 ---

💢💢💢
Waspadalah dengan ruqyah bid’iyyah, yang melakukan ruqyah dari Al Quran tetapi mengkhususkan bacaan tertentu yang tidak disyariatkan.

Waspadalah dengan bid’ah, karena orang yang maksiat masih menyadari bahwa perbuatannya itu salah, sementara orang yang bid’ah tidak menyadari bahwa perbuatannya itu salah. 💢💢💢

---

Kita meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang ayatnya berisikan bacaan-bacaan yang baik.

Jika kita membuat-buat sesuatu maka seakan-akan kita yang paling mengerti tentang Al-Qur’an.

Adapun untuk wanita yang akan melahirkan, boleh dirinya atau suaminya membaca Al-Qur’an.

---

🌾🌾🌾

Kekeliruan kedua yang berhubungan dengan Al-Qur'an adalah menisbatkan sesuatu dengan orang-orang yang ada dalam Al-Qur’an.

Contoh saat ini terdapat teknik persalinan Maryam.

Kita meyakini bahwa Maryam adalah ibunda yang mulia. Tetapi, apakah tepat penyandaran tekhnik persalinan tertentu kepada beliau?

Metode tersebut bersifat takaluf. Seakan-akan cara Ibunda Maryam melahirkan adalah sebagaimana yang dijelaskan pada metode persalinan Maryam.

Jika kita menyandarkan sesuatu kepada seorang yang shalih maka harus ada buktinya.

Kita tahu bahwa istri para sahabat juga hamil, tetapi tidak sampai riwayat kepada kita bahwa istri sahabat melahirkan sebagaimana metode tersebut.

Terlebih, seharusnya jika memang concern dengan metode tersebut, yang mana meniru ibunda Maryam ketika melahirkan, ibu yang akan melahirkan harus mencari tempat yang sepi, sendirian, tanpa suami. Tetapi kenyataannya dalam teknik persalinanya ini tetap ada bantuan bidan.

Boleh saja kita terinspirasi dari kisah ibunda Maryam, tetapi menyandarkan metode ini langsung ke ibunda Maryam tidaklah ringan.

Ditambah lagi, diketahui bahwa yang mempopulerkan metode ini adalah bidan dari Indonesia.

Cukup disebutkan saja bahwa teknik ini adalah persalinan fulan yang terinspirasi dari kisah ibunda Maryam dalam Al Quran.

Disini kita bukan men-diskredit-kan teknik tersebut, kita menasehati saudara-saudara kita yang keliru.

---

🌼🌼🌼

Dikatakan sahabat sejati adalah orang yang rela menasehati dan meluruskan kita jika kita berbuat kekeliruan.

Bukan orang yang selalu membenarkan perbuatan kita.

Nasihat maknanya adalah kita menghendaki kebaikan bagi orang lain atau kita menghendaki kebaikan bagi orang yang kita nasehati.


Hal ini juga menyadarkan kita bahwa kita adalah manusia biasa yang pasti juga punya kesalahan, maka jangan marah jika ada yang menasehati.

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

"Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat."

---

Selesai diringkas di Monang-Maning,

Denpasar, Bali,

6 Ramadhan 1441H.

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!