Memperhatikan Anak dari Semenjak Sebelum Lahir
Bismillahirrahmanirrahim
Kajian ke-5 dari pembahasan parenting buku "Al Wajiiz fii Tarbiyah" yang dibawakan oleh Ustadz Abu Salma Muhammad.
---
๐ฟ๐ฟ๐ฟ
Penulis menjelaskan bahwa memperhatikan anak sejatinya dimulai dari fase sebelum anak dilahirkan. Bagaimana caranya?
Memilih pasangan yang baik.
Bab ini sudah menjelaskan cara untuk mendapat anak yang shalih
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ٰูุٓงََُّููุง ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُْููุง ُْููุٓง ุงَُْููุณَُูู
ْ َูุงَُِْْููููู
ْ َูุงุฑًุง
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." [QS. At-Tahrim[66]:6]
Langkah yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang ingin memiliki anak yang shalih dimulai dari diri sendiri.
Hal ini menunjukkan hubungan sebab akibat bahwa baik buruknya seorang muslim akan memengaruhi baik buruknya anaknya kelak.
Siapa yang mendidik anaknya di atas ilmu dan metode yang benar maka kelak dengan izin Allah anak-anaknya akan meniru caranya.
Sehingga orang beriman akan mendapat sejumlah kebaikan dari anak, cucu, dan cicitnya. Sebab dia mengawali dari dirinya sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
َูุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُْููุง َูุงุชَّุจَุนَุชُْูู
ْ ุฐُุฑَِّّูุชُُูู
ْ ุจِุงِْูู
َุงٍู ุงَْูุญََْููุง ุจِِูู
ْ ุฐُุฑَِّّูุชَُูู
ْ َูู
َุงٓ ุงََูุชُْٰููู
ْ ู
ِّْู ุนَู
َِِููู
ْ ู
ِّْู ุดَْูุกٍۚ ُُّูู ุงู
ْุฑِุฆٍ ุۢจِู
َุง َูุณَุจَ ุฑٌَِْููู
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. " [QS. At-Tur[52]:21]
Keimanan, ketakwaan, dan keshalihan orang tua sangat bermanfaat untuk kebaikan anak.
from @galleryrumahindo |
‘Ulama ahli tafsir ketika menjelaskan tentang ayat tersebut adalah bisa jadi yang ikut terangkat derajatnya adalah keturunannya meski amal keturunannya tidak sebaik orangtuanya, selama masih beriman.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila kita memulai kebaikan dari diri kita, maka anak keturunan kita Insyaa Allah baik juga.
---
Dengan izin Allah, orang baik akan berpasangan dengan orang yang baik.
Carilah pasangan yang baik.
Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู
bersabda, “
ุชَُْููุญُ ุงْูู
َุฑْุฃَุฉُ ูุฃَุฑْุจَุนٍ: ِูู
َูุงَِููุง َِููุญَุณَุจَِูุง َِููุฌَู
َุงَِููุง َِููุฏَِِْูููุง، َูุงุธَْูุฑْ ุจِุฐَุงุชِ ุงูุฏِِّْูู ุชَุฑِุจَุชْ َูุฏَุงَู.
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”[HR Bukhari]
ุชَุฑِุจَุชْ َูุฏَุงَู
Maknanya adalah benar-benar mengamati dan mengevaluasi orang yang akan kita pilih.
Allah ุณุจุญุงูู ู ุชุนุงูู telah menerangkan indikator orang yang baik agamanya,
َูุงูุตَّุงِูุญَุงุชُ َูุงِูุชَุงุชٌ ุญَุงِูุธَุงุชٌ ِْููุบَْูุจِ ุจِู
َุง ุญَِูุธَ ุงَُّููู
"… Sebab itu maka wanita yang shalih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…" [QS An-Nisaa' [4]: 34]
Dan ini adalah standar apabila seseorang ingin mencari pasangan.
---
Wanita hendaknya juga selektif ketika memilih suami, dengan cara memperhatikan agama dan akhlaknya.
Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู
bersabda,
“Dan apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkan dengannya. Jika kalian tidak mau mengerjakannya, sungguh akan merebak fitnah di bumi dan kerusakan semakin meluas.”
Ketika menilai seseorang, cari informasi dari gurunya. Karena ini adalah salah satu bentuk kebaikan.
“Wahai wanita, nikahilah para penuntut ilmu.”
Penuntut ilmu yang benar, bukan seseorang yang mencari ketenaran.
---
Ketika sudah menikah, jangan mencari kesempurnaan, jangan banyak berkespektasi, karena sejatinya orang yang kita nikahi adalah orang yang asing dengan kita dan kita tidak tahu sifat-sifatnya.
Maklumi kekurangannya dan saling memberi udzur satu sama lain.
Sifat mudah memaafkan Insyaa Allah akan melanggengkan pernikahan itu.
from @cakemodoo |
---
Allah menyebutkan istri di dalam Al-Qur’an beberapa kali dengan sebutan “Shabihah” contohnya pada surat ‘Abasa: 36.
Pasangan adalah orang yang akan selalu membersamai kita. Maka perhatikan dengan siapa engkau akan berpasangan. Dia akan menjadi teman dekatmu.
Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู
bersabda, “Seseorang tergantung agama teman dekatnya."
---
Termasuk pula memperhatikan anak dari semenjak sebelum hamil adalah berpegang dengan petunjuk Rasulullah di dalam kehidupan rumah tangga.
Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู
bersabda,
َْูู ุฃََّู ุฃَุญَุฏَُูู
ْ ุฅِุฐَุง ุฃَุฑَุงุฏَ ุฃَْู َูุฃْุชَِู ุฃََُْููู َูุงَู: “ุจِุงุณْู
ِ ุงَِّููู، ุงَُّูููู
َّ ุฌَِّูุจَْูุง ุงูุดَّْูุทَุงَู َูุฌَِّูุจِ ุงูุดَّْูุทَุงَู ู
َุง ุฑَุฒَْูุชََูุง“، َูุฅَُِّูู ุฅِْู َُููุฏَّุฑْ ุจََُْูููู
َุง ََููุฏٌ ِูู ุฐََِูู َูู
ْ َูุถُุฑَُّู ุดَْูุทَุงٌู ุฃَุจَุฏًุง ู
ุชูู ุนููู
“Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa:
'Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami.',
kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)
Makna dari "maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya" adalah:
๐ Setan tidak mampu menguasai anaknya
๐ Setan tidak mampu merasukinya
๐ Setan tidak mampu mencederai fisiknya
๐ Setan tidak mampu mengganggu agamanya, artinya anak tersebut tidak maksmum, dia akan tetap terperangkap dalam jebakan syaitan akan tetapi tidak sampai parah.
---
Dapat disimpulkan bahwa memperhatikan anak dari semenjak sebelum lahir dilakukan dengan cara:
๐พPerbaiki diri sendiri
๐พMencari pasangan yang shalih/shalihah
ุงูุฏَُّْููุง ู
َุชَุงุนٌ َูุฎَْูุฑُ ู
َุชَุงุนَِูุง ุงْูู
َุฑْุฃَุฉُ ุงูุตَّุงِูุญَุฉُ
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (Hadits riwayat Muslim dari Abdullah ibnu Umar)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
َِููู ِูุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฃَُّู ุงِّููุณَุงุกِ ุฎَْูุฑٌ َูุงَู ุงَّูุชِู ุชَุณُุฑُُّู ุฅِุฐَุง َูุธَุฑَ َูุชُุทِูุนُُู ุฅِุฐَุง ุฃَู َุฑَ ََููุง ุชُุฎَุงُُِููู ِูู َْููุณَِูุง َูู َุงَِููุง ุจِู َุง َْููุฑَُู
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?”
َِููู ِูุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฃَُّู ุงِّููุณَุงุกِ ุฎَْูุฑٌ َูุงَู ุงَّูุชِู ุชَุณُุฑُُّู ุฅِุฐَุง َูุธَุฑَ َูุชُุทِูุนُُู ุฅِุฐَุง ุฃَู َุฑَ ََููุง ุชُุฎَุงُُِููู ِูู َْููุณَِูุง َูู َุงَِููุง ุจِู َุง َْููุฑَُู
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?”
Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.”
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.”
(HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
๐พ Berpegang dengan petunjuk Rasulullah
---
Ada yang lebih baik dari pada lipstik yang mahal, yaitu apabila mereka berlipstik dengan kata-kata yang baik, yang tidak menyakiti suami, tidak menggurui suami.
Bedak terbaik untuk wanita adalah apabila dia senantiasa menunjukkan wajah yang ceria. Wanita yang shalat malam, wajahnya akan bercahaya.
---
๐ป๐ป๐ป
Siapa yang ingin tanamannya tumbuh subur, maka yang perlu diperhatikan pertama kali adalah mempersiapkan ladangnya dahulu. Maksudnya adalah mencari wanita yang shalihah.
Ibu bagaikan taman, apabila engkau jaga tanamannya dengan menyiraminya, memupuknya, maka dia akan tumbuh subur dengan baik.
Ibu bagaikan universitas, yang mana diharapkan ibu bisa meluluskan anak-anak bangsa yang tangguh, kuat, di setiap zaman.
Ibu adalah pondasi tegaknya keluarga. Keluarga adalah batu bata bangunan masyarakat.
---
Ada seseorang yang mengadu kepada khalifah Umar, beliau mengadukan kedurhakaan anaknya.
Anak tersebut dipanggil dan dinasehati, lalu anak tersebut bertanya, “Wahai amirul mukminin, bukankah anak punya hak yang harus dipenuhi oleh orang tua?” Umar menjawab,
✔Hendaknya bapaknya menyeleksi ibunya
✔Memberi nama yang baik untuk anak
✔Mengajarkan Al-Qur’an
Anak tersebut berkata, “Wahai Amirul Mukminin, bapakku tidak melakukan itu kepadaku.”
Umar berkata, “Wahai fulan, kamu datang kepadaku mengeluhkan anakmu. Sedangkan kamu sendiri sudah mendurhakai anakmu sebelum kamu didurhakai.”
---
Salah seorang ‘ulama ahli bahasa, beliau pernah bicara di depan anak-anaknya,
“Wahai anak-anakku, aku sudah berusaha berbuat baik kepada kalian, dari semenjak kalian belum lahir?"
"Kaifaa hadza?"
"Aku pilihkan kalian ibu yang baik untuk kalian yang kalian tidak akan mencelanya.”
---
Diringkas di Monang-maning,
Denpasar, Bali,
24 Sya'ban 1441H
Comments
Post a Comment