Mahabbah Pekan ke-11: Khabar & Isyaa'

Bismillahirrahmanirrahim

Masih dalam pogram Mahabbah bersama Ustadz Nur Fajri Ramadhan hafidzahullah dari Yayasan BISA.

Ini adalah pertemuan ke-10 atau pekan ke-11. Pekan lalu kita telah menyelesaikan pembahasan Ilmu Bayan, yaitu Kinaayah yang selengkapnya bisa dibaca di sini

Mulai pekan ini Insyaa Allah kita akan membahas tentang cabang Ilmu Balaghah yang terakhir, yaitu Ilmu Ma'aanii.


Bagan Ilmu Ma'aanii


Perhatikan bagan tersebut. Coba kita baca dari yang paling kiri.

Setiap perkataan dalam Bahasa Arab atau jumlah mufidah hanya ada dua kemungkinan, yaitu Khabar dan Insyaa'. Dan keduanya ini mengalami banyak kondisi, yaitu tujuh kondisi sebagaimana tertera di bagan, yaitu:
  • Taukid
  • Qasr
  • Taqdim (didahulukan)
  • Hadzf (dibuang)
  • Idhmaar
  • Ta'riif-Tankiir (Ma'rifah dan Nakirah)
  • Ismiyyah-Fi'liyyah
Dan jumlah mufidah tersebut bisa saja maknanya lebih dalam dari kata-katanya. Kata-katanya singkat, sedikit, tetapi maknanya dalam, hal ini disebut Ijaaz. Jika sebaliknya disebut Ithnaab. Jika seimbang disebut Musaawaah. Lihat bagan yang tengah.

Dan antar jumlah mufidah dengan jumlah mufidah lain bisa jadi diberi huruf athaf (disebut washl) atau bisa jadi tidak (disebut fashl). Lihat bagan yang paling kanan.

Inilah tiga bahasan utama Ilmu Ma'aanii.

---

Ilmu Ma'aanii (المعاني) secara bahasa bermakna "makna-makna" (الدلالات)

Dalam kitab Takhlisul Miftah, Ilmu Ma'aanii adalah ilmu tentang kondisi-kondisi (أحوال, ada tujuh أحوال sebagaimana di bagan) lafal Bahasa Arab yang sesuai dengan kondisi pembicaraan. 

Jika kondisi pembicaraan membutuhkan taukid, maka kita taukidkan. Jika butuh ada yang dibuang, maka kita buang (hadzf). Jika butuh ada yang dinakirahkan, kita nakirahkan. Jika butuh fi'il maka kita gunakan fi'il.

---

Khabar (الخبر)

adalah kalimat yang mengandung kemungkinan dibenarkan atau disalahkan.

Contoh:
زيد قائم
Zaid berdiri
Kalau sesuai kenyataannya ya benar, kalau tidak sesuai berarti salah.

ليستْ فاطمة نائمة
Fatimah tidak tidur
Bisa jadi benar bisa jadi tidak

جاء علي
Ali telah datang
Bisa jadi benar bisa jadi salah


Insyaa'

adalah kalimat yang tidak mengandung kemungkinan dibenarkan atau disalahkan. Contoh:

!قُمْ يا زيدا
Berdiri wahai Zaid!
Bagaimana kita menilai ini benar atau salah?

!لا تنامي يا فاطمة
Jangan tidur wahai Fatimah!
Bagaimana kita menilai kalimat ini benar atau salah? Larangan tidak mengandung kebenaran atau kesalahan.

هل جاء علي؟
Apakah Ali telah datang?

---

Sampai sini Insyaa Allah sudah kita pahami bersama perbedaan Khabar dan Insyaa'.

Nah, Khabar sendiri punya dua tujuan penyampaian, yaitu:
  • Faaidatul khabar : Murni memberitahukan informasi baru
    • Contoh ada seorang bidan setelah persalinan memberi tahu si ayah bayi bahwa anak beliau perempuan.
  • Laazimul faaidah: Sekedar memberitahu bahwa ia sudah tahu
    • Contoh si ayah memberitahukan di internet bahwa anaknya telah lahir bla bla bla. Lalu teman-temannya membuat status WA. Sesungguhnya tanpa mereka membuat status WA itupun, teman-teman yang lain sudah tahu, tetapi dia melakukan itu untuk menunjukkan bahwa ia sudah tahu. 
Sebisa mungkin, lebih baik kita meniatkan niat pertama ketimbang niat kedua. Walau niat kedua tidak sampai haram.

---

Jadi Khabar ini bisa merupakan jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah. Baik kalimat positif maupun negatif. Kalimat yang bisa diukur benar salahnya.

Adapun Insyaa' dapat berupa:
  • Insyaa' Thalabiyy (Menuntut sesuatu yang belum terjadi sekarang)
    • Amr (perintah)
    • Nahy (larangan)
    • Istifhaam (pertanyaan)
    • Nidaa' (panggilan)
  • Insyaa' Ghairu Thalabiyy (Tidak menuntut sesuatu yang belum terjadi agar terjadi. Tidak menuntut sesuatu yang belum ada agar ada. Namun, ini juga bukan khabar)
    • Qasam
Baik Insyaa' Thalabiyy dan Insyaa' Ghairu Thalabiyy sesungguhnya lebih dari ini, tetapi di Mahabbah, inilah yang dipelajari. 

---

Kita sajikan contoh-contoh Insyaa' saja karena Khabar sudah sangat banyak contohnya di Al-Qur'an. Walaupun tentunya Khabar di Al-Qur'an adalah hal yang pasti benar dan harus kita benarkan. Tidak mungkin salah. 

1. Amr (Perintah)

Contoh pada Surat Al-'Alaq: 1

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan."

Contoh lain pada Hadits Riwayat Tirmidzi No. 1987

اتَّقِ اللهَ حيثما كنتَ
"Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada!" 


Makna asal 'Amr adalah perintah. Namun, secara majaz dia memiliki makna lain, yaitu:

🌸Tahdiid (Ancaman)

Contoh pada Surat At Taubah: 64

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ

"Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)".  Sesungguhnya Allah anak menyatakan apa yang kamu takuti itu."

Makna leterlek dari اسْتَهْزِئُوا adalah "Ejeklah!".  Apakah mungkin Allah menyuruh mengejek Allah dan Rasul-Nya? Tentunya tidak bukan? Maka Amr di sini adalah Tahdiid atau ancaman. Bukan perintah sungguhan. 

Hal ini justru membuat lebih takut. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga ada yang demikian. Contoh kita punya adik dan adik besok mau ujian tapi dia malah bermain terus. Lalu kita katakan kepadanya, "Main aja terus!" 

Tentu maksudnya bukan kita menyuruh bermain. Namun maksudnya adalah jangan bermain. Berupa ancaman. 

Contoh lain adik kita pilek atau batuk lalu dia malah minum es. Kemudian kita katakan padanya, "Minum es aja terus!"

Tentu maksudnya bukan kita menyuruhnya terus-terusan minum es. Namun maksudnya adalah jangan minum es. Hal ini menimbulkan efek ancaman.


🌸Ta'jiiz (Menunjukkan Ketakberdayaan)

Contoh pada Surat Al-Baqarah: 23

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Ayat ini tentu maknanya tidak menyuruh kita membuat satu surat yang semisal Al-Qur'an, tetapi menunjukkan bahwa kita tidak mungkin mampu melakukan hal itu. 

Hal ini juga ada dalam percakapan kita sehari-hari. Misal ketika guru fisika menerangkan pelajaran lalu kita ramai di belakang. Kemudian sang guru berkata, "Kamu aja yang ngajar deh!" 

Tentu ini bukan perintah betulan, tetapi ini menunjukkan ketidakberdayaan.



2. Nahy (Larangan)

Contoh pada Surat Al-Isra': 32

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."

Contoh lain pada Hadits Riwayat Bukhari No. 6116

!لا تَغْضَبْ
"Janganlah kamu marah!"


Makna asal Nahy adalah larangan, tetapi dia bisa juga memiliki makna lain, yaitu:

🌸Tahdiid (Ancaman)

Contoh pada Surat At Taubah: 66

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

"Tidak usah kamu minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman. Jika kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka bertaubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa."

Apakah berarti minta maaf bagi mereka hukumnya haram karena Allah larang? Tentu tidak. 
Kita pun juga dalam kehidupan sehari-hari mendapati hal ini. "Tidak usah minta maaf!" Ini adalah ungkapan kemarahan. Menunjukkan ancaman.


🌸Ihaanah (Menunjukkan Kehinaan)

Contoh pada Surat Al Mu'minun: 108

قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ

"Allah berfirman: 'Tinggalkanlah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku."

Tentu maksudnya bukan berbicara kepada Allah itu haram, tetapi maksud ayat ini adalah menunjukkan betapa hinanya pihak yang dilarang.

Ini semua bisa kita ketahui makna asli atau bukan aslinya dari qarinah atau sikon & konteksnya. Itulah gunanya Ilmu Ma'aaniiy, yaitu agar sesuai dengan situasi dan kondisi. 

---

Ungkapan bentuk amr & nahy jika ditujukan dari hamba kepada Allah maka dimaknai dan disebut sebagai dua'aa'

Contoh pada Surat Al Baqarah: 286

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah."

 وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
"Beri maaflah kepada kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami."


3. Istifham (Pertanyaan)

Contoh pada Surat Al Maidah: 4

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ
"Mereka menanyakan kepadamu: 'Apakah yang dihalalkan bagi mereka?'"

Contoh lain pada Hadits Riwayat Bukhari No. 2856

هل تدري حق الله على عباده و ما حق عباده على الله؟
"Apakah kamu tahu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan hak para hamba Allah atas-Nya?"


Makna hakiki dari pertanyaan adalah meminta jawaban. Namun, ada juga makna lain dari pertanyaan, yaitu:

🌸Istifhaam Inkaariyy (Pertanyaan Penolakan)

Contoh pada Surat Ar Rum ayat ke-29

فَمَنْ يَهْدِي مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ ۖ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
"'Maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?' Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun."

Bentuknya pertanyaan tetapi maksudnya adalah tidak ada yang bisa memberi hidayah kepada orang yang telah Allah sesatkan. Bentuknya istifham tetapi makanya untuk mengingkari. Dalam Bahasa Indonesia, pertanyaan seperti ini disebut pertanyaan retoris. Pertanyaan yang tidak butuh jawaban. Cirinya adalah kita bisa mengganti isim istifhamnya (مَنْ) dengan لا.

Contoh dalam kehidupan kita sehari-hari, misal ada murid yang bermain terus dan tidak mau belajar. Lalu gurunya mengatakan, "Siapa yang bisa memberi kamu nilai bagus kalau begini?"


🌸Istifhaam Taqriiriyy (Pertanyaan Penegasan)

Contoh pada Surat Az Zumar ayat ke-36

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ ۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
"Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kami dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya.

Bertanya tetapi maksudnya adalah menegaskan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, misal ada murid yang tidak bisa mengerjakan soal ujian karena tidak mau belajar. Lalu gurunya mengatakan, "Bukankah saya sudah menjelaskan dengan begitu jelas?"


🌸Istifhaam Tawbiikhiyy (Pertanyaan Peneguran)

Contoh pada Surat Al Baqarah ayat ke-44

 أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Maka kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?

Ini bukan betul-betul bertanya yang butuh jawaban. Namun ini adalah sebuah teguran. Dalam kehidupan sehari-hari contohnya "Mengapa kamu masih mengonsumi narkoba padahal kamu adalah seorang polisi?"

Mengapa mengingkari, menegaskan, dan menegur harus pakai pertanyaan?

Sebenarnya tidak harus, tetapi makananya akan menjadi lebih indah dan lebih kuat jika menggunakan pertanyaan. Itulah fungsi Balaghah. Pesan yang tersampaikan lebih kuat dan lebih indah.

Dan beberapa kasus bisa lebih lembut dan sopan. Menohok tetapi dengan cara yang lebih halus. Contoh "Bukankah saya telah menjelaskan dengan baik-baik?" itu lebih halus ketimbang "Saya telah menjelaskan dengan baik-baik."


4. Nidaa' (Panggilan)

Contoh pada Surat Al Fajr ayat ke-27

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
"Hai jiwa yang tenang"

Nidaa' juga memiliki makna lain selain untuk panggilan, yaitu:

🌸Ta'jiib (Menunjukkan Hal yang Mengherankan)

يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
"Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya."


🌸Tahassur (Penyesalan)

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku)."


5. Qasam (Sumpah)

Contoh pada Surat Sad ayat 82

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
"Iblis menjawab, 'Demi kekuasaan Engkau aku yakin akan menyesatkan mereka semuanya'."


Surat An-Nahl ayat 63

...تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ
"Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu..."


Rukun qasam ada empat:
  • Muqsim (yang bersumpah). Contohnya Allah Subhanahu wa Ta'ala
  • Adaatul qasam (huruf sumpah). Contohnya huruf al waaw
  • Muqsam bihi (objek sumpah). Contohnya Al 'Ashr
  • Jawaabul qasam (kalimat yang ditegaskan sumpah). Contohnya Innal insaana lafii khusr
وَالْعَصْرِ
"Demi masa"


إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian."

Jika Allah yang bersumpah maka muqsam bihi (objek sumpah) nya beragam. Allah tidak mungkin asal memlih objek sumpah. Bahkan berhubungan dengan jawabul qasamnya.

Contoh pada Surat Al Lail yang di awal suratnya terdapat muqsam bihi (objek sumpah) berupa malam-siang & penciptaan laki laki-perempuan. Hal ini menunjukkan kontras. Jawabul qasam nya pun sesuai dengan hal ini, yaitu dari ayat ke-5 sampai ayat ke-10.
  • Ayat 5-7 menjelaskan tentang orang yang bertakwa
    • "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa"
    • "dan membenarkan adanya pahal yang terbaik (surga)"
    • "maka kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah."
  • Ayat 8-10 menjelaskan tentang orang yang durhaka
    • "Dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup"
    • "serta mendustakan pahala yang terbaik"
    • "maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar."

---

Ada Khabar tetapi bermakna Insyaa'

Contoh Surat Al Baqarah ayat 233

 وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..."

Abaikan terjemahannya. Makna leterlek dari ayat di atas adalah "Dan para ibu mereka menyusui anak-anak mereka selama dua tahun sempurna..." Ini adalah kalimat Khabar.

Namun, tafsirannya adalah "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh..." Berarti ini perintah. Namun, berbentuk Khabar.

Lebih tegas memerintah dengan bentuk Khabar karena seolah-olah itu sudah sesuatu yang baku sehingga bentuk perintah tidak diperlukan dan tidak usah disuruh orang sudah paham. Khabar yang dinyatakan begini seperti telah terjadi sehingga jika orang membaca dan tidak mau menyusui anaknya seperti malu karena semua orang menyusui dan dia tidak.

Contoh di kantor ada tulisan "Karyawan Toko Makmur Jaya selalu disiplin tepat waktu." 
Ini bentuknya Khabar tetapi maknanya perintah. Pesan yang tersampaikan ini lebih kuat sehingga jika ada karyawan yang tidak disiplin maka akan malu sekali karena secara default harusnya disiplin. 


Contoh lain pada Hadits Riwayat Bukhari No. 6026

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Mukmin dengan mukmin lainnya laksana sebuah bagungan. Saling menguatkan satu sama lain."

Maknanya "Kalian sesama orang beriman, kalian harus menjadi satu bangunan. Kalian harus saling menguatkan satu sama lain."


Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari

بارك الله فيك 
Secara leterlek artinya adalah "Allah telah memberkahi kalian". Ini adalah Khabar.
Namun maksudnya adalah "Semoga Allah memberkahi kalian". Ini bentuk doa, masuk kategori Insyaa'.

Lebih kuat maknanya menggunakan fi'il madhi. Optimis doa terjawab karena yakin benar-benar terjadi.

Demikian juga dengan kalimat رحمه الله dan جزاكم الله خيرا


Begitu juga ada Insyaa' bermakna Khabaar

Contoh pada Surat Az Zumar 39

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ
"Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?"

Maksud ayat ini bukan bertanya, tetapi mengabarkan bahwa orang yang berilmu dan tidak berilmu tidak sama. هل bisa diganti لا

Contoh lain pada Hadits Riwayat Muslim no. 1015

فأنى يستجاب لذلك؟
"Lantas bagaimana doanya akan dikabulkan?"

Maknanya bukan bertanya tetapi mengabarkan bahwa doanya tidak dikabulkan.

---

Catatan balaghah lainnya bisa diakses dengan klik tag berjudul "Balaghah" di bawah.

---

Selesai dicatat di Surabaya, 22 Jumadil 'Ula 1444H

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar Persalinan Normal pada Anak Pertama

Doa Kami dalam Namamu

Assalamu'alaikum Baby H!