Tidak Ada Jawaban Instan dalam Proses Penyembuhan
Bismillahirrahmanirrahim
Hai blog! Di hari ke-4 Syawwal ini, aku ingin bercerita tentang kebingungan yang terjadi selama beberapa pekan terakhir. Tulisan ini aku tulis untuk aku baca lagi di kemudian hari. Bahwasanya memang tidak ada jawaban instan dari setiap pertanyaan hidup yang menghampiri.
So, here we go!
Awal Ramadhan lalu, aku mencoba membuat meat stock (kaldu hasil rebusan tulang/daging yang luamaaa) dana beberapa makanan fermentasi. Aku membuat saurkraut (fermentasi kubis), beet kvaas (fermentasi bit), dan fermentasi madu murni & bawang putih.
((Saurkraut sama beet kvaas mah namanya aja yang bule, tapi bikinnya ya guampang banget. Modal air, garam laut, sama bahan yang mau difermentasi. Bisa kubis, bisa bit, atau sayuran lain. Yang mau tahu caranya, kontak aku ya))
Tujuannya apa? Persiapan MPASI nya Hafshah. Ibunya mau belajar bebikinan dulu sebelum masa-masa MPASI itu benar-benar hadir.
Hafshah lahir dari seorang ibu yang punya gangguan metabolik. Warisan toksin dari aku saja itu sudah banyak sekali. Belum lagi dari bapaknya yang juga pasti punya warisan toksin. Aku tidak ingin Hafshah merasakan hormonal imbalance sebagaimana yang aku rasakan.
Maka dari itu, aku berencana menggunakan aturan GAPS ketika MPASI Hafshah nanti. Aku benar-benar ingin menjaga agar sebisa mungkin di awal kehidupannya pencernaannya dalam kondisi baik. Dan kesimpulan yang aku dapat setelah berusaha meminta petunjuk kepada Allah dan mencari kesana kemari, GAPS for New Baby adalah jawabannya.
Dan ternyata metode ini sungguh berbeda dari panduan MPASI pada umumnya. Oleh karena itu, aku ingin belajar dulu. Agar ketika mungkin nanti banyak tantangan, aku tidak mutung di tengah jalan.
Tahukah kalian bahwa fermented food itu mengandung banyak bakteri baik?
Karena aku craving manis terus-terusan di awal Ramadhan, komposisi bakteri baik dan patogen di pencernaanku pastilah amburadul. Bakteri patogen pasti jumlahnya overgrowth. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk banyak mengonsumsi meat stock & fermented food untuk menyuplai bakteri baik di pencernaan.
Terlebih, ada testimoni dari salah satu senior holistik bahwasanya ketika udh terbiasa konsumsi meat stock dan fermented food, maka lidah ga akan minta yang aneh-aneh. Aku termotivasi banget untuk mengonsumsi more and more meat stock and fermented food karena testimoni ini. Harapannya, semakin aku konsumsi, craving manisku perlahan akan hilang.
Tahukah kalian apa yang kemudian terjadiii??!!
Alih-alih craving manisku hilang total, aku malah nyeri sendi dan gatal-gatal parah wkwkwkw.
Kupikir nyeri sendi di jari adalah karena aku kurang kalsium. Walhasil aku coba minum susu etawa murni lagi untuk menanggulanginya. Namun ternyata nyeri sandinya masih ada hingga hari ini saudara-saudara hehe.
Dan kupikir gatal² eksimnya itu gara² alergi beberapa jenis protein. Udah berusaha ga makan ayam, bebek, telur, ati, dll tapi tetep aja gatel wkwkkw. Sampe sedih bangeeet gegara kok kayaknya aku jadi ga bisa makan apa-apa.
Suedih pool gaes. Aku tu lagi menyusui kan. Sering laper banget. Trus ini gatel². Udah eliminasi segala macem protein tetep aja gatel. Trus aku harus gimanaaaa?
Tahu ga sii rasanya lagi butuh banyak makan tapi jadi ga bisa makan apa-apaa?
Bisa sih sebenernya, tapi ya gatel wkwkwk.
Pernah nyoba makan daging dan ga gatel. Tapi tetep aja sedih soalnya kalau makan daging terus ya lama-lama bangkrut ga siii? Jadi ngerasa membebani suami gitu lho.
Akhirnya nangis karena bingung harus gimanaaaa. Pingin makan tapi pilihan makannya ga banyak.
Mana aku juga lagi ga makan nasi gaes. Soalnya kalau aku makan nasi, Hafshah jadi sulit BAB.
Udah sekitar 2 bulan aku ga makan nasi. Karbonya aku ganti labu, kurma, dan pisang. Akhirnya aku kombinasi sama pepes tahu terus soalnya aku mikirnya kalau tahu ya aman wae. Mumpung lagi banyak yang jual pepes tahu pas Ramadhan ini hehe.
Tapi kok ya tetep gateeeel. Kenapa oh kenapaaa?
Berusaha cari bantuan dengan baca catatan kelas eksim. Disuruh eliminasi gula, tepung, terong, tomat, dll. Banyakin grounding, jemur, ujan². Balurin kombucha ke tubuh yang gatel. Nemu resep kunyit + sereh buat menanggulangi eksim. Tapi kok tetep gateeeel?
Wey, aku kenapa wey?
Seumur² sakitku itu masalah hormonal imbalance. Ga pernah gatel parah sekujur tubuh kek gitu. Mengapa aku berbeda sekaraaang?
Akhirnya, di hari terakhir Ramadhan memutuskan beli rekaman kelas Full GAPS karena aku berpikir sepertinya ini bukan eksim. Masa iya aku ga bisa segala macem protein dalam waktu yang bersamaan?
Bisa jadi yang aku alami adalah reaksi die off dari Full GAPS yang sedang berusaha aku jalani.
Btw, Full GAPS itu protokol cara makan buat benerin pencernaan ya. Die off reaction itu adalah reaksi yang timbul di tubuh akibat protokol makan tsb.
Logikanya gini, kalau kita lagi benerin pencernaan, bakteri patogen yang di pencernaan kan pada mati. Nah matinya mereka itu akan merilis toksin. Toksin inilah yang menyebabkan ga nyaman di tubuh. Entah jadinya gatel² atau reaksi lainnya.
Harga rekaman kelasnya lumayan banget siih. Tapi ya namanya mau sembuh tanpa obat, harus ada pengorbanan dikit.
Aku simaklah materi² Full GAPS itu. Rekamannya selama 4 jam. Biidznillah perlahan-lahan ketemu jawabannya.
Jadi gini gaes. Nyeri sendi yang aku rasain itu namanya asam urat ((dah kayak aki-aki aja yakan kena asam urat)).
Asam urat itu adalah gegara overgrowth candida. Maka kalau mau sembuh ya eliminasi banyak carbo. Harus aku akui memang aku kemarin²nya masih kebanyakan karbo sih. Gara² aku pikir aku gatel² karena alergi protein, kalau laper aku langsung makan kurma. Bisa makan belasan butir dalam sehari. Kalau ga kurma ya aku makan pisang. Bisa setengah lirang sendiri sehari.
YA GIMANA GA OVERGROWTH CANDIDA RAHMA??!! WKWKWK
Mau kamu eliminasi protein kayak gimanapun, kalau tetep over carbo ya bakal kaku gitu jari²mu.
Dan overgrowth candida ini jugalah yang menyebabkan gatel² eksim. Once aku cut buah²an dalam sehari, biidznillah gatel²nya berkurang banyaak.
Hwaaa, akhirnya ada titik terang biidznillah.
Trus ya, ternyata oh ternyata, eksim ini kayaknya beneran reaksi die off deh. Die off dari beet kvaas yang aku konsumsi akhir² ini.
Pokoknya ciri die off itu ya masalah yang kita banget gitu lah. Dalam artian, kalau selama ini sering sembelit, ketika die off dia bakal lebih parah sembelitnya.
Di aku, aku selama ini punya isu metabolik yang berkaitan dengan candida yang berlebih. Selama ini munculnya sebagai hormonal imbalance dan keputihan. Qadarullah pas lagi die off, munculnya sebagai kaku sendi dan eksim. Ya candida candida juga sih ujungnya.
Aslinya kalau Full GAPS itu dah ga makan nasi. Tapi pas ada yang traktir nasi kebuli ya mana tahan hehe |
Jadi gini, makanan kaya bakteri baik macam beet kvaas itu sangat baik untuk tubuh. TAPI KONSUMSINYA HARUS BERTAHAP.
Lha aku makan beet kvaas langsung lhap lhep sehari. Ya gimana ga die off itu tubuhnya??!!
Ujug-ujug langsung kedatangan bakteri baik buanyak ketika tubuhnya belum siap.
Biidznillah hari ini aku tetep konsumsi beet kvaas dalam jumlah jauh lebih sedikit. Dan Alhamdulillah gatel²nya berkurang sangat banyaaaak.
Like, Ya Allah, akhirnya aku menemukan jawaban dari permasalahan ini :"
Trus ya, buat menanggulangi reaksi die off nya bisa dengan grounding, kunyit, jahe, teh herbal, minuman elektrolit, dan mengurangi stimulasi di berbagi indra alias banyak-banyak istirahat.
Di rekaman kelas Full GAPS, Mbak Vidya kurang lebih bilang ini
"Trial error dalam proses gut healing adalah hal yang biasa. Berkasih sayanglah ke diri sendiri. Jangan paksa diri langsung ujug-ujug harus begini dan begitu. Pelan-pelan agar tubuh juga siap dengan prosesnya."
Udah berusaha konsumsi makanan kaya bakteri baik itu luar biasa Ma! Tapi, kamu kemarin kurang berkasih sayang ke dirimu sendiri. Pelan-pelan Ma! Sabar dan sadar terhadap setiap prosesnya ✨
Btw, aku baru tahu ya kalau ternyata alergi makanan apapun itu bisa sembuh Insyaa Allah lewat protokol GAPS Introduction. Hal ini dijelasi Mbak Vid di rekaman kelas Full GAPS. Kabar gembira banget ga siih buat kalian yang punya alergi ini alergi anu. Kan kadang kayak agak tersiksa gitu ya ga bisa makan ini makan anu.
Jadi protokol GAPS itu macem-macem gitu. Kalau buat bumil busui, cocoknya Full GAPS. Full GAPS ini lebih mudah gitu dari pada GAPS Introduction. Makanya hasilnya ga se-powerful GAPS Introduction. Tapi tetep aja kok, orang yang menjalani Full GAPS Insyaa Allah tetep making progress untuk pencernaannya.
Dari kejadian ini, lagi-lagi aku belajar bahwa tidak ada jawaban instan dari setiap proses penyembuhan. Lagi-lagi aku diminta berusaha dulu sambil terus berdoa minta petunjuk kepada Allah Ta'ala.
Yes, kalau kata Mbak Vid, healing journey adalah seni. Ga bisa cepet-cepet.
Kita butuh mindful terhadap setiap prosesnya. Nanti biidznillah akan banyak pelajaran berharga dari setiap stage yang kita lewati ini.
---
Ditulis cepet-cepet sebelum bayik bangun
5 Syawwal 1445H
Taqabbalallahu Minna wa Minkum
Selamat Hari Raya Idul Fitri everyone!
Comments
Post a Comment